5 Des 2023

Bersiap Untuk Diubah Sang Mesias Yesaya 64:1-9; Markus 13:24-37;

Bersiap Untuk Diubah Sang Mesias

Yesaya 64:1-9; Markus 13:24-37;


Jemaat Yerusalem Kwamki Narama, Saat Kunjungan Biro PAR. Klasis Mimika 2022


Renungan Firman

Banyak orang menginginkan perubahan. Banyak orang menginginkan peningkatan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan juga begitu melelahkan, sehingga tidak banyak orang yang bersedia menjalani proses demi terciptanya perubahan dan peningkatan itu sendiri. Alhasil, kebanyakan orang justru hanya menginginkan dampak atau hasil akhir dari perubahan tanpa bersedia untuk menjalani maupun mengusahakannya. Secara khusus, di tengah gempuran kehadiran budaya hidup yang serba instan, manusia pun sepertinya semakin sulit untuk menjalani proses, atau paling tidak sebagian manusia yang bergumul dalam kondisi yang demikian. Apakah kita ada di dalamnya?

Nubuatan Yesaya yang muncul dalam pasal 64 dan perkataan Yesus Kristus dalam injil Markus 13 juga memiliki keserupaan yang menekankan perubahan. Secara spesifik nubuatan Yesaya menunjukkan sebuah seruan hati dari umat yang sedang berada dalam situasi sulit yang begitu merindukan hadirnya pembebasan dari TUHAN.

Engkau menyongsong mereka yang melakukan yang benar dan yang mengingat jalan yang Kau tunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka, sebab kami berdosa; terhadap Engkau kami memberontak sejak dahulu kala. Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin. - Yesaya 64:5-6

Meski demikian, seruan nabi Yesaya juga menunjukkan bahwa adanya perubahan kesadaran pada diri umat yang tadinya terlalu asik hidup dalam keberdosaan menuju keinginan untuk meninggalkan semuanya. Nampaknya mereka menyadari bahwa mengharapkan keselamatan dari TUHAN memang perlu dibarengi dengan kesadaran diri untuk mengalami transformasi menjadi semakin selaras dengan kehendak TUHAN itu sendiri, bukan justru terlalu nyaman menikmati segala kesalahan dan keberdosaan. Itulah mengapa, kita dapat melihat rangkaian aksi pengakuan dosa atas segala tindakan yang telah mereka lakukan sebelumnya.


Pada momen yang berbeda, Yesus Kristus pun menekankan atas pentingnya mengalami pembaruan diri untuk menyambut kehadiran Anak Manusia, sebuah pesan nubuatan Mesianik yang sudah dikenal sejak lama oleh orang Yahudi seperti yang telah disampaikan oleh nabi-nabi pada masa lalu.

”Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. - Markus 13:33-37

Perkataan Yesus dalam ayat 24-37 pun dapat kita maknai dengan mengklasifikasikannya ke dalam tiga tipe, yakni: Pertama, ayat 24-27 merupakan gambaran atas otoritas Anak Manusia atas kerajaan Sorga dimana para Malaikat pun tunduk di bawah perintah-Nya. Hal ini menekankan bahwa Sang Anak tidaklah hadir sebagai utusan untuk memberitakan maupun membawa keselamatan, melainkan sebagai sumber keselamatan itu sendiri; Kedua, ayat 28-31 menekankan perihal pentingnya memiliki kepekaan dan daya kritis terhadap kualitas diri sebagai bagian dari upaya konkret menyambut Sang Anak. Ketiga, ayat 32-37 merupakan nasihat untuk menindaklanjuti harapan dan komitmen untuk menyambut Sang Anak melalui sikap ‘berjaga-jaga’. Yesus Kristus mengajarkan umat untuk selalu menjaga diri dalam kondisi prima, ibarat seorang penjaga yang idealnya waspada dalam menjaga keamanan hingga lewat tengah malam.


Masa penyambutan Natal merupakan kesempatan yang sangat baik bagi setiap umat Tuhan, bukan hanya untuk meluapkan kesukacitaan melainkan juga pada saat yang sama mengkalibrasi imannya di dalam Sang Anak, Keselamatan yang telah memberikan pembebasan dan akses hidup dalam bimbingan Roh Kudus. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan mengoptimalisasi diri dalam menyambut lahirnya Sang Juruselamat dengan penuh kesediaan untuk mengalami perubahan yang selaras dengan kualitas firman-Nya yang menghidupkan. Tentu saja, ada banyak hal yang dapat kita ubah dari diri kita saat ini untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dengan pertimbangan nilai-nilai firman Tuhan. Apakah anda siap melakukannya?


Aksi Refleksi

  • Menurut anda, apakah hal yang sangat genting undah segera anda ubah demi mengoptimalkan diri sebagai pengikut Kristus?

  • Apakah anda sudah pernah mengusahakannya sebelumnya? Mengapa hal tersebut belum berhasil hingga saat ini?

  • Bagaimana langkah konkret untuk mengubahnya?

19 Jan 2022

PELAJARAN SEKOLAH MINGGU

PELAJARAN SEKOLAH MINGGU

I.              PRIBADI GURU

1.  TUJUAN: Supaya guru sekolah minggu mempunyai maksud yang sama dengan Kristus dalam mengajar.

2.      SASARAN TUJUAN: supaya guru menyandari kehidupannya.

3.      PENDAHULUAN:

Air yang jerni membutuhkan saluran yang bersih seorang guru yang mengajar Alkitab merupakan saluran air hidup bagi anak. Dapatkah guru mengalirkan Firman yang datang dari Tuhan tanpa guru sendiri tidak disucikan / orang buta menuntun orang buta anak mengenal Allah melalui gurunya. Hanya kalau guru menganal Allah dengan sungguh-sungguh yaitu mengalami kasih-Nya, Kuasan-Nya, dan kesucian-Nya maka Guru dapat menjadi suatu gambaran bagi anak-anaknya.

4.      SYARAT-SYARAT MENJADI SEORANG GURU:

a.       Sudah bertobat

b.      Sudah dilahirkan kembali / sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Juru selamat pribadi.

c.       Mempunyai beban untuk melayani

d.      Bisa menjadi teladan / contoh dalam hal. Timotius 4:12

5.      HALANGAN DAN HAMBATAN UNTUK MELAYANI

Ø  Saya tidak mempunyau waktu

Ø  Saya tidak ada bakat untuk mengajar

Ø  Anak kecil susa mengerti pelajaran

Ø  Anak terlalu nakal susa di atasi

Ø  Anak belum punya pengertian yang tepat

Ø  Dll

 

II.            CARA MENGAJAR SEKOLAH MINGGU

Ø  MENGAPA KITA MAU MENGAJAR ANAK-ANAK?

Ø  MENGAJAR ADALAH PERINTAH ALLAH

Ulangan 6:4-7;  11 :19;   31:11-13

Amsal 22:6-15;  Yohanes 21:15 matisu 15:22-28;  17:14-21

Mazmur 74: 2-8;  Efesus 6:4 Matius 18:3-5;    19:13-15

Mar 5:41-42;  Yohanes 4:46-54

Amsal 11:10-19

Ø  ANAK-ANAK ADALAH SUATU BANGUNAN YANG DAPAT DIBENTUK

Hati anak-anak murni. Mereka belum dipengaruhi dengan kebiasaan buruk dan pikiran dosa. Kita kita dapat mengajar mereka untuk membenci dosa.

Masa kanak-kanank menjadi dasar bangunan yang menentukan kehiduapan anak itu kemudian hari, mereka mempunyai keseluruhan hidupnya untuk mengikut Tuhan.

Pada masa ini perasaan dan ingatan mereka paling terang / tajam. Daya penerimaan dan daya peniruan merekasangat besar. Mereka sangat rindu dan (haus) akan pengajaran. Suara hati anak-anak sangat halus, dan siap menerima ajaran benar.

Ø   ANAK-ANAK MEMBUTUHKAN JURU SELAMAT

ANAK-ANAK PERLU DISELAMATKAN. Soal dosa tidak dapat diselesaikan   melalui pendidikan saja. Ilmu pendidikan tidak menjawab segala persoalan kejahatan manusia. Anak pun lahir dengan dosa warisan. Raja  Daud berkata: sesunggunya, dalam sesalahan aku diperanakan, dalam dosa  aku dikandung ibuku. Mazmur 51:7. Hal ini berarti sebelum anak berbuat dosa, sudah mempunyai kecenderungan pada dosa Kejadian 8:21 Dia warisi beberapa sifat dari orang tuannya yang kemudian hari sulit diatasi. Umpamanya sifat pemarah atau cepat tersinggung dan lain-lain. Kemudian hari anak sendiri berbuat hal-hal yang ia tahu dilaran. Matius 18:14

ANAK-ANAK DAPAT PERCAYA. Dia sangup menyesali dosanya dan datang kepada Tuhan Yesus melalui doa Matius 18:3; Matius 10:15; untuk seorang anak, tidak ada kesulitan untuk menerima sesuatu, tiap hari ia dipeliharakan oleh orang tuany. Ia menerima makanan, pakaian dan pertolongan Tuhan dalam kesakitan dan lain-lain. sehingga wajar untuk  seorang anak mendengar den mengerti tentang kasih Allah yang sudah mengirim Tuhan Yesus karena dosa kita, membuka hati dan menerima keselamatan disediakan baginya. Anak-anak Yahudi sejak kecil telah diajar untuk menghafal taurat. Pada umur 12 tahun, mereka sudah harus dapat menghafalnya, dan mulai boleh mengikuti acara-acara di bait Allah. Maksudnya supaya mereka tetap memegang teguh Taurat dan bertanggung jawab sendiri atas taurat itu.ingatlah banyak tokoh-tokoh yang mulai pada masa kanak-kanak, sudah bertobat Musa, Daniel, Samuel, Daud, Obaja, Yosia, Timotius dan lain-lain.

III.           MEMBENTUK ORANG KRISTEN YANG BAIK BAGI GEREJA DAN BANGSA

Anak yang diperbaharui oleh Tuhan sangat berarti dalam masyarakat. Pasti di antara mereka ada yang akan menjadi pemimpin gereja, ataupun pemerintah negara pada masa depan. Seorang Kristen yang lahir baru, dapat menjadi garam bagi masyarakat dan negara bahkan terang untuk generasi yang akan datang. Ia kan membawa berkat karena kahidupannya jujur  dan bertanggung jawab.

 

IV.          GURU HARUS MEMPERKENALKAN KRISTUS MELALUI KELAKUAN.

Jalankanlah apa yang kalian pelajari dan terim dari saya; baik dari kata-kata maupun dari perbuatan-perbuatan saya. Filipi 4:9 I Timotius 4:11-12


GURU HARUS MENJADI TELANDAN DALAM:

Perkataan.-perkataan yang membawa berkat, berguna tidak sembrono dan bukan-bukan, tidak bersungut-sungut, tidak mengkritik, tidak menyindir, tidak suka memfitna, tidak panjang lidah, tidak sombong atau marah-marah, tidak berbohong, Yakobus 3:1; 1-12 dll.

TINGKAH LAKU. Sopan, tertib, tidak sembrono, dan sebagainya. Dia tidak akan mengajar sesuatu di kelas, dan buat hal-hal yang lain pada hari berikut. Anak-anak bisa meniru gurunya.

KASIH. Selain kelahiran baru, kasih merupakan syarat terpenting bagi seorang guru. Meskipun guru belum mempunya pengalaman, pelayanan akan berhasil bila ia benar-benar mengasihi murib-muribnya. Guru yang mengasih murib-muribnya akan dikasih oleh mereka sangat terbuka terhadap pemberitaan firman Allah dan mudah dibimbing untuk mengasihi Yesus.

 KESETIAAN. Setia kepada Tuhan, setia mengikut semua kebaktian setia dalam mengajar, setia datang ke kelas tepat pada waktunya dan tiap kali hadir. Kalau tidak dapat hadir. Karena sakit atau hal-hal lain, harus pengantian.

KEKUDUSAN. Hidup murni dan bersih cocok dengan pelajaran yang dia mengajar.

V.           SYARAT-SYARAT SEORANG GURU SEKOLAH MINGGU

Guru harus mengenal Kristus secara pribadi. Air yang jerni membutuhkan saluran yang bersih! Anak-anak akan mengenal Allah melalui gurunya, guru  harus mengenal Yesus sebagai Juru,selamat pribadi, dan mempunyai nkepastian bahwa ia telah diselamatkan berdasarkan janji Firman Allah (Yoh 5:24). Baru dia dapat memberi air hidup kepada anak-anak. Anak pada umumnya tidak mengetahui lebih mengenai Allah dari pada gurunya.

GURU HARUS MENYERAHKAN SELURUH HIDUPNYA KEPADA TUHAN Roma 12:1,2 kalau tubuh kita menjadi persembahan yang hidup, Tuhan dapat mengatur semua persoalan di dalam hidup kita.

SEMAKIN MENGENAL KRISTUS, SAAT TEDU. Lebih mengenal Kristus melalui membaca Firman-Nya dan berdoa tiap hari. Bila kita memelihara hubungan kita dengan Kristus melalui saat tedu, maka kita akan diisi, dikuatkan, dan dilengkapi dalam suatu kehidupan yang akan menjadi teladan dan beriwibawah secara rohani bagi orang lain.

Pilih waktu yang paling baik untuk saudara-saudari, dan menentukan waktu itu tetap tiap hari. Harus cukup lama supaya hati tenang dan betul-betul dapat menghajati isi firman Allah dan dengar dari Dia. Paling sedikit 15 menit, meminta pertolongan Tuhan untuk pelayanan.