Sejarah Gereja KINGMI Papua Di Daerah Amungsa
Oleh Andy Ogobay -
Januari 14, 2019 69
Suasana Ibadah HUT Kingmi Masuk Papua yang ke-80 Tahun
TIMIKA, MWP— Di Hari Ulang Tahun (HUT) Gereja Kema Injil (KINGMI) di Tanah Papua yang ke-80, jatuh pada 13 Januari 2019, umat Kingmi Timika Kordinator Puncak Selatan Melakukan Ibadah bersama. Di Gedung Emeneme Yauare, Timika Papua, pada minggu (13/01).
Ini Sejarah singkat Kingmi Masuk di Tanah Amungsa
Gereja Kemah Injil (KINGMI) di Tanah Papua adalah Persekutuan Injili Indonesia (PGII). Gereja ini bercikal bakal dari Christian and Missionary Alliance (C&MA) yang didirikan pada Tahun 1897 oleh Albert Benyamin Simson, seorang keturunan Skotlandia berkebangsaan Kanada. A.B. Simson, percaya bahwa Yesus Kristus akan datang kembali kedunia setelah semua bangsa di injili. Demikian untuk mewujudkan apa yang percaya olehnya melalui lembaga yang didirikan 250 Missionaris dikirim sepuluh negara termasuk Hindia Belanda ( yang disebut Indonesia pada zaman penjajahan).
Pada tanggal 29 oktober A.B. Simson, dipanggil oleh Tuhan (Meninggal) dan Visi beliau diangkat oleh dr. Robert A. Jaffray, dalam suatu pertemuan telah diutus untuk datang ke Indonesia tiba di pulau Jawa pada tanggal 29 juli 1929 sekaligus melalui pelayanannya di Indonesia bagian barat.
Pada tahun 1938 setelah jaffray melayani di pulau lain di Indonesia mengarakan pelayanannya kearah timur Indonesia dimana terbitnya matahari Nieuw Guinea yang kini disebut Papua dan beliau mengadakan kontak dengan pemerintah Belanda di Fak-fak sekaligus meminta surat injin pelayanan dipedalaman Irian Jaya, dan permohonan tersebut dikabulkan oleh pemerintah Belanda.
Setelah mengantongi surat ijin pelayanan tersebut Jaffray menawarkan dua orang Missionaris mereka adalah Walter Post dan Russell Daibler bersedia merintis disekitar danau-danau Wissel, rute yang mereka tempu adalah dari muara kali Uta dalam bahasa mee disebut Yawei yang berarti silakan lewat. Kedua perintis ini memiliki keyakinan bahwa “Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali dapat dipercepat dengan memberitakan Injil diseluruh dunia sehingga hal ini menjadi kesaksian bagi semua bangsa “ Matius 24: 14.
Oleh Tuntutan Allah kedua hamba Tuhan menginjakan kakinya di Uta mengikuti muara sungai Yawei dan tiba di Enarotali pada tanggal 13 januari 1939 dimana orang mee berada dan disitulah dijadikan sebagai pusat pelayanan C&MA bagi pulau Papua. Pada tahun 1948 membuka sekolah Alkitb persiapan di Enarotali untuk mengkader Missionaris Lokal, angkatan pertama yakni, Bernadus Pigome, Zeth Yeimo, Matius Tebai, Tomas Adii, dan Elisa Gobai ditamatkan pada tahun 1952, demikian mereka tersebar didaerah-daerah sekitarnya sampai di Balim.
Pada tahun 1949 tuan Troutman bersama Titahelu dan beberapa orang mee masuk ke lembah Komandoga yang dimana didiami oleh suku Zunggundu yang disebut suku Moni yang mempunyai ramalan bahwa Azi Dole atau berita keselamatan akan datang dari arah barat dan hal ini digenapi tatkala duta-duta kristus masuk dilembah Kemandoga dari arah barat dari suku moni dia adalah tuan Mickeson melalui hasil pelayanannya muncullah seorang penginjil mudah yang memiliki semangat yang dimilikinya dianggap perlu diteladani oleh generasi muda. Pelayanan di daerah moni berjalan trus ke arah terbitnya matahari dan pada tahun 1951 Troutman, Titahelu, Ros dalam bahasa damal disebut tuan Mot dengan beberapa orang mee masuk ke lembah Ilaga dimana dani barat dan suku Uhundu atau Damal berada.
Pada tahun 1957 di Ilaga oleh gerakan Roh Kudus seorang kepala suku yang bernama Den mengadakan upacara pembakaran jimat-jimat akibat gerakan kebangunan rohani demikian perbuatan Den didukung secara mayoritas pelayanan masih terus berlanjut.
Pada tahun 1960 pos pelayanan di buka di Beoga oleh Gibons bersama Rose sekaligus membuka sekolah Alkitab bahasa Damal hasil pertama pada tahun 1968 telah memanatkan lima siswa masing-masing mereka adalah Adam Kum, Elimelek Komangal, Yakob Kiwak, Yohanes Uamang, Yahya Markus. Mereka ini adalah perintis-perintis daerah Amungsa dari Duma, Daa sampai Waukuruk, Agimuga, sampai Mimika Barat, dan Geselema sampai Jigimugi.
Demikian semangat pengabaran injil yang dimikili oleh tenaga penginjil pribumi di Beoga pada tanggal 6 april 1962 dari Zending C&MA menyerahkan tongkat estafet kepimpinan kepada Gereja Nasional yang disebut Kemah Injil Gereja Masehi Indonesia yang disingkat menjadi KINGMI supaya melalui lembaga baru yang didirikan ini visi dan misi penginjilan jilib pertama diteruskan dan membuka pos pelayanan sebanyak-banyaknya di Irian Jaya. Demikian masyarakat pribumi pada saat itu dengan sukacita menyambut atas kepercayaan yang baru diserahkan dengan menandai pesta buah merah.
Pada tahun 1975 Pdt. Adniel Tinal setelah diutus sebagai pemantau daerah ini mengajukan surat permohonan ke Sinode Kingmi Irian Jaya untuk mekarkan klasis baru dari klasis Induk yakni Klasis Jila dengan nama klasis Tembagapura di Tembagapura.
Pada tahun 1984 karena ruang gerak pelayanan sangat sempit, maka tempat Klasis Tembagapura dipindahkan di Timika dengan nama daerah Mimika sekaligus terjadi perubahan nama gereja dari KINGMI Irian Jaya menjadi GKII Wilayah Irian Jaya oleh karena kepentingan para missionaris melalui Konas II GKII di Bali pada waktu itu juga kepemempinan masih dipegang oleh Pdt. Abniel Tinal sebagai ketua Daerah sampai Tahun 1996.
Pada tahun 1996 dalam konfrensi Daerah Mimika ke-I tongkat kepemimpinan dalam lingkungan Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Daerah Mimika Jatuh dipundak, Ev. Ishak Onowame yang dalam konferensi tersebut ditahbiskan menjadi pendeta berlanjut sampai tahun 2006.
Pada tahun 2006 terjadi perubahan nama dan sistim organisasi berdasarka amandemen Anggaran Dasar GKII pada pasal 19 ayat 2 dan 3 melalui Konferensi Nasional GKII yang ke- IV di Bogor hingga yang tadinya GKII Wilayah Papua berubah menjadi Sinode Gereja Kemah Injil (KINGMI) di Tanah Papua melalui konfrensi GKII Wilayah Papua yang ke-VIII di Nabire tahun 2006.
Pada tahun 2006 Pdt. Ishak Onawame selaku Ketua daerah GKII Mimika disela-sela melakukan tugasnya ditangkap oleh TNI-Polri secara tidak profesional dan beliau berada dalam Tahanan Mapolri Jakarta mendengar kabar perubahan nama dan sistim gereja tersebut beliau menelpon kepada ketua klasis Mimika KINGMI Mimika masa transisi 2006 – 2009 bahwa “ walaupun kini saya berada dalam penjara, tetapi kalau Papua sudah kembali menjadi Kingmi berarti anggaplah saya bebas dari penjara”. Dalam rencana Tuhan Allah setelah dikeluarkan dari penjara beliau dipercayakan kembali menjadi ketua klasis melalui konferensi I Gereja Kemah Injil (KINGMI) di Tanah Papua Klasis Mimika untuk melanjutkan kememimpinannya sampai sekarang. Dan batas wilayah pelayanan Klasis Mimika dari arah selatan.
Tuntutan Pengabaran Injil Kristus terus berlanjut Sinode Gereja Kemah Injil (KINGMI) di Tanah Papua mencanangkan penginjilan Jilib II dengan orientasi pelayanan menata diri, keluarga, serta menggali dan memperdayakan potensi umat sesuai profesi yang dimiliki oleh semua komponen untuk menabur benih kebenaran, kebaikan, damai sejahtera mulai dari diri, keluarga dengan menjungjung tinggi nilai-nilai kerajaan Allah.
Oleh Pertolongan Tuhan secara Statistika Kemah Injil Gereja Masehi Indonesia (KINGMI) Klasis Mimika setelah perubahan Nama dan sistim pada hari ini hamba Tuhan yang aktif kurang lebih 63 Pos PI dan Jemaat terdiri dari 33 Jemaat dan Jumlah umat warga Kemah Injil Kingmi Klasis Mimika yang sudah di data 9903 jiwa.
Demikian sejarah singkat Gereja Kemah Injil (KINGMI) di Tanah Papua Klasis Mimika Tuhan memberkati
MWP/AG