26 Apr 2020

TEMA: JANGAN TAKUT DENGAN BAHAYA ANCAMAN VIRUS CORONA


KHOTBAH MINGGU, 26 APRIL 2020. TEMA: JANGAN TAKUT DENGAN BAHAYA ANCAMAN VIRUS CORONA

Diposkan pada 26 April 2020 by Christian Penus
Khotbah Minggu, 26 April 2020
Tema: JANGAN TAKUT DENGAN BAHAYA ANCAMAN VIRUS CORONA
Oleh Gembala Dr. Socratez S.Yoman
Tuhan Yesus berkata kepada kita semua. “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Gelilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku” (Matius 28:10).
Saudara-saudara yang Tuhan Yesus kasihi dan berkati. Tuhan memberikan jaminan kepada kita JANGAN TAKUT. Pesan Yesus kepada kita, bahwa dalam keadaan apa saja dan juga dalam menghadapi bahaya ancaman virus corona jangan KITA TAKUT.
Apakah karena Tuhan Yesus sudah memberikan jaminan dengan mengatakan JANGAN TAKUT, maka kita tidak perlu mendengar himbauan pemerintah, para medis dan aparat keamanan supaya kita tinggal di rumah?
Apakah para pemimpin Gereja, para pendeta, gembala tidak beriman dengan perkataan Yesus JANGAN TAKUT dan tidak mengumpulkan jemaat di gedung ibadah untuk bersekutu?
Ada nasihat yang sangat bijak kepada kita semua.
“Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka” (Amsal 22:3).
Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya dan kepada kita semua sebagai orang-orang kudus dan imamat rajani:
“…Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul di dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Matius 18:20).
Tuhan Allah menjadikan kita sebagai manusia yang unik, khusus dan istimewa untuk memilih. Untuk memilih dan mengambil keputusan kita, Tuhan buat manusia dengan dua mata supaya melihat masalah dengan jelas dan terang tentang kebaikan Tuhan dan juga tentang bahaya-bahaya yang mengancam kita.
Tuhan membuat kita dengan dua telinga supaya mendengar dengan baik dan sempurna suara Tuhan dan juga kita mendengar tentang berita-berita yang mengancam dan membahayakan kita.
Mata kita melihat dan telinga kita mendengarkan ada keputusan penting dari pemerintah di masing-masing Negara dan wilayah mereka bahwa warga gereja ibadah di rumah masing-masing untuk langkah pencegahan (preventif) dan meminimalisir resiko-resiko yang lebih luas dan berat.
Tuhan Yesus memberikan nasihat kepada kita semua. Kita harus meminta atau berdoa supaya kita diberkati, dijaga dan dilindungi dan dipelihara dari godaan Iblis dan ancaman virus corona. “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu…” (Matius 7:7).
Kita minta supaya Tuhan Yesus lenyapkan penyakit covid-19 dari bumi ini. Kita minta dalam doa supaya tenaga medis diberkati dan diberikan kekuatan tambahan Tuhan Yesus. Kita minta supaya Tuhan Yesus memulihkan saudara-saudara kita yang diserang covid 19. Kita minta supaya Tuhan memakai pemerintah dan aparat untuk melawan covid-19.
Tuhan Yesus mengatakan kepada kita semua JANGAN TAKUT dan kami diminta supaya tetap percaya Firman-Nya karena virus corona tidak berkuasa.
Kita TIDAK TAKUT ketika kita mendengar himbaun pemerintah dan tenaga medis dan aparat keamanan serta pimpinan gereja dan para penndeta/gembala.
Tuhan Yesus memberikan jaminan kepada kita. ” Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu, dan kamu akan menerimanya” ( Yohanes 15:7).
Tuhan Yesus memberikan jaminan dan harapan kepada kita semua. Kita minta apa saja kami perlukan dan butuhkan. Pasti Tuhan kabulkan. Termasuk virus corona dilenyapkan dari bumi ini.
Tetapi ada dua syarat utama yang harus kita penuhi, yaitu: (1) Kita tinggal di dalam Tuhan Yesus; (2) Firman Tuhan tinggal di dalam kita.
Dua syarat ini dibutuhkan KETAATAN. Dua syarat ini diperlukan telinga untuk dengar-dengaran. Kalau sudah ada ketaatan dan dengar-dengaran, maka kita JANGAN TAKUT. Karena Tuhan Yesus memberikan jaminan yang sempurna bahwa ada perlindungan dan pemiliharaan serta perjumpaan dengan Dia.
“Jangan takut, kita pergi ke Galilea, di sanalah kita melihat Yesus. Artinya kita melangkah, kita ikuti seruan, kita dengar nasihat, taat pada nasihat, kita tunggu di rumah dan kita dapat berjumpa dengan Tuhan Yesus setiap waktu bersama istri, suami dan anak serta cucu. Jangan kita takut, karena virus corona akan lenyap dengan kuasa Tuhan Yesus dan juga tangan-tangan para medis dan juga ketika kita tinggal di rumah dan jaga diri.
JANGAN TAKUT. Percayalah Tuhan. Doakan para medis. Doakan pemerintah. Doakan saudara-saudara yang sakit covid 19. Doakan sesama kita. Doakan sesama kita yang tidak punya persediaan makananan cukup, bahkan sudah dalam kelaparan. Karena doa mempunyai kuasa.
“JANGAN KAMU TAKUT; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit…” (Matius 28:5-6).
Saudara-saudaraku, JANGAN KITA TAKUT kepada virus corona karena kita miliki Allah yang hidup dan bangkit dan mengalahkan kuasa Iblis, kuasa dosa dan kuasa virus corona.
TUHAN Yesus lebih berkuasa dan penyakir virus corona berada dibawah kendali kuasa Tuhan Yesus Kristus. Kita diminta ada di dalam Tuhan Yesus dan Firman-Nya tinggal di dalam kita dan laksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Kita mempunyai pengharapan kepastian jaminan hidup kekal, hidup sehat, hidup kuat dan hidup bermanfaat di bumi ini.
Tuhan Yesus memberkati. Terima kasih.
Oleh. Gembala Dr. Socratez S. Yoman,MA.
Ita Wakhu Purom, Minggu, 26 April 2020



8 Apr 2020

(KEYAKINAN IMAN DALAM MENGHADAPI KEMATIAN OLEH. FRANKLIN GRAHAM)

(KEYAKINAN IMAN DALAM MENGHADAPI KEMATIAN OLEH. FRANKLIN GRAHAM)

Ketika ibu saya menikahi ayah saya dan berkata, "saya bersedia," hampir enam puluh empat tahun yang lalu, ia menyeralaskan dirinya dengan perkataan dari kitab Rut, yang yang namanya diambil darinya: "Sebab kemana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi...di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan" (Rut 1:16-17). Beberapa minggu kemudian, ia benar-benar bersandar pada janji itu.
Saat sore musim panas yang indah. angin agin gunung bertiup melalui jendela yang terbuka, membawa masuk aroma dari kota-kotak bunga dan suara kicau burung. Ibu saya selalu banga dengan kebun bunga miliknya. Ia suka bercocok tanam dan menikmati buah kerja kerasnya.
Ayah saya telah pergi ke kamarnya untuk istirahat dan mendorong Bibi Rosa dan Bibi Peggy untuk bergabung bersama Gigi, Anne, Bunny, Ned, dan dan saya saat kami berkumpul di sekelilingi tempat tidur ibu saya. sambil memegang tangannya dan mengusap keningnya, kami ingin percaya bahwa ia memandang wajah orang-orang yang sangat mengasihinya. Meskipun demikian, saya menduga bahwa matanya memandang ke luar dunia yang telah ia kenal selama bertahun-tahun.
saat ia semakin sulit bernafas, kami memenggil ayah kami kembali ke kamar. tepat ketika ayah berjalan ke tempat tidur ibu saya, amat mereka bertemu. Ibu mengambil nafas terahirnya saat ayah menggenggam tangannya.
hari sebelumnya, ayah saya telah mendengar perkataan terakhir Mama ketika ia memandang ayah dan membisikkan, "Aku mencintaimu." ayah membelai tangan ibu dan membisikkan hal yang sama.
Ibu saya menulis puisi sejak kecil. dikemudian hari banyak puisinya yang dipublikasikan. sementara ayah saya mendengar kata-kata terahir yang ibu ucapkan dengan jelas, kami akan selalu mengahargai puisi yang ibu tinggalkan untuk kami, menggambarkan seperti apa kematian yang ia harapkan.
And when i die
i hope my soul ascends
slowy, so that i
my watch the earth recending
out of sight ,
its vastness growing smaller as i rise
savoring its recession
with delight
anticipating joy
is itself a joy.
and joy unspeakable
and full of glory
needs more
than "in the twinkling of an eye
more than "in a moment."*
Lord, who am i to disagree?
it's only we
have much
to leave behind;
so much...before,
these moments
of transition
will, for me, be
time to adore.
Dan ketika aku mati
ku harap jiwaku naik
perlahan-lahan supaya aku
boleh menyaksikan bumi menyusut
dari pandangan
keluasanya menjadi semakin kecil saat aku naik
menikmati pengundurannya
dengan senang hati
menantikan sukacita
adalah suatu sukacita
dan sukacita yang takterkatakan
dan penuh kemuliaan
lebih diperlukan dari pada sekejap mata,"
lebih dari pada dalam sekejab mata."
Tuhan, siapakah aku sehingga tidak setuju?
hanya kita
memiliki begitu banyak
untuk ditinggalkan
begitu banyak sebelum
masa
Transisi ini
yang bagiku
akan menjadi waktu untuk dikagumi
saya akan selalu ingat mata ibu say penuh dengan semangat hiup. Tetapi pada hari ini matanya terpaku dengan harapan akan sesuatu yang jauh lebih besar--kedua matanya tertuju pada Juruselamat jiwanya. Rohnya tampak mengatakan bahwa ia tidak melewatkan satu momen kenaikannya dari dunia ini untuk menempati rumah surgawinya dengan penuh sukacita.
Ibu saya melakukan apa yang dilakukan kebanyakan ibu dengan sangat baik: ia menghibur kami bahkan dalam kematian. pada 14 Juni 2007, pukul 17.00, Ibu saya menutup matanya di bumi dan membuka matanya di surga.
ayah saya mengucapkan selamat tinggal terakhirnya kepada wanita yang telah dengan setia mendukungnya, meberikan sukacita, penghiburan, dan kasih.
mencium sebatang mawar merah, ayah dengan lemah menaruhnya di atas hambaran bunga bakung yang menutupi peti kayu pinus yang memuat harta duniawinya. Ibu saya disemayamkan di kaki jalan berbentuk salib di taman doa di belakang Billy Graham Library. ketika ayah saya menutup komentar singkatnya, dia berkata,"Mungkin kali berikut saya kesini, saya akan dipersatukan kembalidengan Ruth dalam kematian." meski ia masih sanggup mengunjungi beberapa kali setelahnya, ayah saya akhirnya dimakamkan di tempat yang indah itu bersama Ibu di sisinya.
Oleh. Franklin Graham.