Kisah Haru Ani Yudhoyono Jualan Es Karena Gaji Letnan SBY Tak Cukup
Ani Yudhoyono dan SBY. ©Instagram Ani Yudhoyono
PERISTIWA | 1 Juni 2019 15:37
Reporter : Ramadhian Fadillah
Merdeka.com - Banyak kisah haru semasa Ani Yudhoyono mendampingi SBY. Ani rela tak meneruskan kuliah kedokteran dan hidup sederhana sebagai istri prajurit.
Saat itu gaji perwira TNI tidak besar. Ani Yudhoyono harus putar otak agar gaji suaminya bisa cukup untuk makan sebulan. Ani bahkan sempat berjualan es dari susu jatah SBY. Kisah itu dituturkan Ani Yudhoyono dalam bukunya Kepak Sayap Putri Prajurit yang ditulis Alberthiene Endah dan diterbitkan R&W.
Saat itu, SBY baru berpangkat letnan satu dan menjadi komandan peleton mortir di Yonif Linud 330 di Bale Endah, Bandung. Gajinya cuma Rp52.500. Namun kebetulan para prajurit TNI mendapatkan jatah susu kaleng setiap bulannya.
Ani masih ingat merek susu Shinta ada rasa cokelat, jeruk dan strawberi. bersama kakaknya yang juga istri seorang perwira TNI, Ani mengolah susu itu menjadi es mambo dan dijual untuk menambah uang belanja.
"Pembantu Mbak Titiek kebetulan bersekolah. Dialah yang kami titipi termos dan berjualan es mambo," kenang Ani.
Diakuinya es itu laris manis. Uangnya kemudian digunakan untuk membeli telur, daging atau ikan guna menambah gizi anak-anak mereka.
Ani menceritakan SBY juga terkadang mengambil jatah makanan tambahan untuk dibawa pulang ke rumahnya. Jatah makan itu berupa satu cangkir kaleng bubur kacang hijau dari kantornya.
"Pak SBY tidak menyantapnya di kantor, melainkan disimpan untuk dibawa pulang. Sampai di rumah, biasanya aku olah kembali dengan menambahkan santan, gula merah dan pandan agar jumlah bubur kacang hijau semakin banyak dan bisa disantap bersama keluarga," kisah Ibu Ani.
Jika mendapat jatah telur rebus, SBY pun tak memakannya. Telur itu dibawanya pulang untuk diberikan pada Agus.
Ibu Ani mengakui kalau kadang sampai meneteskan air mata melihat perhatian suaminya di tengah suasana kekurangan. Namun dia tak pernah menyesal hidup sebagai istri prajurit. Ani Yudhoyono yang putri jenderal legendaris Sarwo Edhie Wibowo pun tak pernah meminta bantuan keuangan pada ayahnya.
DI TEMPAT INI ANI YUDHOYONO PERTAMA KALI BERTEMU DAN JATUH CINTA DENGAN SBY
Ani pertama kali bertemu SBY tahun 1973 di Komplek Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah. Saat itu Ani menghadiri acara peresmian Balai Taruna. Ayah Ani, Mayjen Sarwo Edhie Wibowo menjabat sebagai Gubernur Akmil saat itu.
Dalam acara itu, Ani melihat SBY melapor pada Mayjen Sarwo Edhie. Dia langsung terkesan melihat sosok taruna bertubuh jangkung di depannya.
Keesokan harinya mereka bertemu lagi. Saat itu SBY yang menjabat komandan korps taruna hendak menemui Sarwo Edhie. Ani bisa melihatnya dengan jelas untuk pertama kali.
"Wajahnya tampan. Atribut seragamnya dengan tali komandan membuatnya terlihat gagah dan berwibawa," kata Ani Yudhoyono dalam Buku Kepak Sayap Putri Prajurit yang ditulis Alberthiene Endah dan diterbitkan R&W Publishing.
Saat itu keduanya sempat berkenalan. Pria itu menyebutkan namanya Bambang. Aku mengenalkan diriku dengan menyebutkan namaku "Ani.." kenangnya.
Saat SBY menemui ayahnya, Ani diam-diam menguping sambil memperhatikan di ruang pembatas dekat ruang tamu. Tujuannya tak lain untuk melihat taruna muda tersebut. Dia terkesan dengan sikap dan cara SBY berbicara yang begitu tenang, matang dan terkonsep. Ani juga senang melihat cara SBY begitu takzim mendengarkan ayahnya berbicara.
Dari sana semuanya berawal. Keduanya saling bertukar kiriman surat. Lewat surat pula SBY pertama kali menyatakan perasaan cintanya.
Ani Yudhoyono kemudian menerima lamaran SBY. Dia meninggalkan kuliah di Universitas Kristen Indonesia sekaligus mengubur mimpinya menjadi dokter.
Pernikahan mereka saat itu juga unik karena digelar bersamaan dengan pernikahan dua saudara perempuan Ani lainnya, yakni Wrahasti Cendrawasih (Titiek) dan Mastuti Rahayu (Tuti). Pernikahan tersebut digelar 29 sampai 31 Juli 1976 di Ballroom Hotel Indonesia.
Namanya istri prajurit, keduanya tak selalu hidup berdekatan. Baru menikah sebentar, SBY ditugaskan ke Timor Timur.
Kehidupan sebagai istri perwira muda juga berlainan dengan kehidupannya sebagai putri jenderal. Seringkali pasangan muda ini hidup kekurangan. Namun Ani menjalaninya dengan ikhlas.
Pernikahan mereka terus langgeng, hingga hari ini Ani Yudhoyono dipanggil pulang menemui penciptanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar