Sdr. Frans Lieshout, OFM, Lahir di Kota Montfoort (Belanda), pada 15 Januari 1935. Sdr Frans tiba di Papua pada 18 April 1963, sebagai seorang misionaris Fransiskan yang siap berkarya di Papua. Ia telah melayani umat di Papua selama 56 tahun, dan sebagian besar pengabdiannya dihabiskan di Lembah Balim (Wamena). Keberadaannya di Wamena kurang lebih 26 Tahun. Pada tahun 1986 ia memutuskan untuk menjadi warga negara Indonesia (WNI).
Tempat karya selama ia menjadi misionaris di Papua.
Pada 1963, ia memulai masa tugasnya di Waris (Kab. Keerom). Tugas ini pada dasarnya sebagai bagaian dari penyesuaian sebelum berkarya.
Pada 1963-1964, menjadi sekretaris II di Keuskupan Jayapura.
Pada 1964- 1967, Pastor paroki di Paroki Musatfa Balim.
Pada 1967 - 1973, ditugaskan menjadi pastor paroki di Bilogay (Kab. Intan jaya).
Pada 1973- 1983, menjadi rektor SPG Teruna Bakti Waena ( Skrng dikenal dengan SMA Katolik Teruna Bakti).
Pada 1983 - 1985, ditugaskan menjadi Pastor koordinator 3 paroki kota di Jayapura (Katedral, APO dan Argapura).
Pada 1985 - 1996, menjadi pastor Dekan Dekenat Jayawijaya (sekarang Dekenat Pegunungan Tengah).
Pada 1996 - 2002, ditugaskan sebagai pastor Dekan Dekenat Jayapura dan merangkap sebagai Dosen Liturgi pada STFT Fajar Timur, Abepura.
Pada 2002 - 2007, ditugaskan sebagai pastor paroki di paroki Biak.
Pada 2007-2019, memasuki masa pensiun. Sebagai bentuk kencintaannya kepada orang Balim, ia memutuskan untuk kembali ke Balim dan tinggal di sana untuk menikmati masa pensiunnya.
Selama tinggal di Baliem Sdr. Frans, OFM telah menulis buku Sejarah Gereja Katolik Lembah Baliem, Kamus bahasa Balim dan dua buku yang laim. Penulisan karya ini, dibantu oleh petugas pastoral yang di Balim.
Pada 17 Oktober 2019, Sdr. Frans pamit dari Lembah Agung (Baliem) untuk pulang kembali ke Belanda.
Pada 28 Oktober 2019, Sdr. Frans meninggalkan Papua untuk selanjutnya kembali ke Negeri Belanda.
Sdr. Frans OFM, telah berkarya di Papua selama 56 tahun. Sebuah waktu karya yang begitu lama. Tentu Sdr. Farns telah banyak mengenal orang Papua dan orang Papua tentu sangat mengenalnya. Bahkan mencintainya layak seorang bapa sendiri di bumi Cendrawasi ini.
Pada 1 Mei 2020, Pukul 13.15 Waktu Setempat di salah satu Biara OFM di Amaterdam Belanda. Sdr. Frans, dijemput Sdri maut badani. Sang misionaris katolik ini, berpulang dengan Tenang dan senyum tanpa mengeluruh sakit yang ia derita.
Terimaksih Sdr. Frans Lieshout, OFM.
Terimakasih untuk jasa baikmu.
Terimakasih untk contoh hidup yang engkau berikan kepada kami.
Terimakasih untk karya dan pengabdianmu di Tanah Papua.
Selamat jalan ke Yerusalem Surgawi "Nopase" Frans. Bahagia bersama para kudus dalam Kerjaan Surga.
Doa kami mengiringi kepergianmu.
Waena, 01 Mei 2020
Sdr. Berto Namsa, OFM
Semua karya pengapdiannya dia akan menerima mahkota kehidupan di sorga.
Mazmur 116:15
Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
Pengkhotbah 8:8
Tiada seorang pun berkuasa menahan angin dan tiada seorang pun berkuasa atas hari kematian. Tak ada istirahat dalam peperangan, dan kefasikan tidak melepaskan orang yang melakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar