11 Apr 2018

Bagaimana Mengampuni Diri Sendiri?

Bagaimana Mengampuni Diri Sendiri?
Apakah hari ini Anda berani membebaskan diri dari bayang-bayang kesalahan yang Anda lakukan kemarin?
Apakah Anda berani mengampuni diri sendiri?
Mengampuni diri sendiri sangat memerlukan keberanian. Lagipula, siapakah Anda sampai-sampai dapat membebaskan diri dari dosa yang jelas-jelas telah terukir dalam hidup -- seolah-olah apa yang pernah Anda lakukan dahulu tidak memengaruhi hidup Anda yang sekarang?
Di manakah Anda akan mendapatkan hak untuk mengampuni diri sendiri saat orang lain ingin membuat Anda malu ketika mereka tahu apa yang telah Anda lakukan? Beranikah Anda?
Jawabannya adalah Anda mendapatkan hak untuk mengampuni diri sendiri hanya dari kasih dan Anda berani mengampuni diri sendiri hanya dengan semangat kasih.Kasih adalah sumber tertinggi dari hak dan keberanian untuk mengabaikan penyesalan yang Anda tujukan pada diri sendiri. Saat Anda menjalani hidup seolah-olah kesalahan di hari kemarin tidak berkaitan dengan apa yang Anda rasakan terhadap diri Anda yang sekarang, maka Anda sedang memertaruhkan kasih yang membebaskan Anda, bahkan dari penghakiman diri sekalipun.
Namun harus ada kebenaran.Tanpa kejujuran, pengampunan kepada diri sendiri hanyalah tipuan kejiwaan.Aturan mainnya, kita tidak dapat benar-benar mengampuni diri kita sendiri kecuali dengan melihat kesalahan di masa lalu dan mengakuinya.
Memerlukan penilaian yang jujur untuk menjaga kita dari keinginan menuruti diri sendiri.
Ada empat tahap yang harus dilalui untuk mengampuni orang lain yang menyakiti kita, yaitu terluka, membenci, menyembuhkan diri sendiri, dan akhirnya kembali bersama-sama lagi.
Kita semua menyakiti diri kita sendiri.Kita menyakiti diri dengan tidak adil, dan kadang-kadang keterlaluan.
Allah tahu penyesalan atas kebodohan kita mencurangi diri kita sendiri. Seorang perokok misalnya, saat dia menghabiskan satu pak rokok setiap hari, dia takut kalau-kalau suatu saat nanti dia akan berkata, "aku bodoh, bodoh, sekarat sebelum waktunya", dan tidak ada seorang pun yang bisa disalahkan kecuali diri sendiri. Kemudian ada kesempatan-kesempatan yang ditolak, disiplin yang ditolak, dan kecanduan semakin menjadi -- itu semua bisa menghantui Anda dengan rasa bersalah yang mengatakan bahwa Anda telah menjalani hidup yang tidak benar.
Namun, luka hati yang paling membuat hati Anda sulit untuk mengampuni diri sendiri adalah luka hati yang timbul karena melukai orang lain.
Ingat saat Anda membohongi orang yang memercayai Anda! Saat Anda mengabaikan anak yang bergantung kepada Anda. Saat Anda mengabaikan orang yang meminta bantuan Anda! Semua itu dan ribuan hal lainnya menyerang dengan penilaian yang jujur terhadap diri kita sendiri.
Kita tidak harus menjadi orang yang jahat untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Andai saja orang-orang jahat melakukan hal-hal yang jahat kepada orang lain, maka kita akan hidup dalam dunia yang menyenangkan. Kita melukai orang lain karena kecerobohan dan sifat-sifat buruk kita.
Semakin baik sifat yang kita miliki, semakin dalam kita merasakan luka atas ketidakadilan yang kita lakukan.Luka kita menjadi kebencian kita. Luka yang kita timbulkan pada orang lain menjadi kebencian terhadap diri kita sendiri. Karena kita memerlakukan orang lain dengan tidak baik. Kita menghakimi, menghukum, dan memvonis diri kita sendiri.Biasanya secara diam-diam.
Beberapa di antara kita hanya merasakan kebencian terhadap diri sendiri yang sifatnya pasif.Kita hampir tidak memiliki kekuatan kasih untuk memberkati diri kita sendiri.Kita tidak dapat melihat di cermin dan berkata, "Apa yang aku lihat, membuatku bahagia bisa hidup di dunia."Sukacita kita menjadi diri sendiri dicabik-cabik oleh kebencian yang pasif.
Ada juga yang terbenam dalam kebencian terhadap diri sendiri yang sifatnya agresif.Mereka menghancurkan diri mereka sendiri dengan kemarahan yang meledak-ledak. Sebagian dari diri mereka menutup hidung dengan kedua tangannya dan membenamkan bagian diri yang lain dalam lubang hitam amarah. Musuh mereka adalah diri mereka sendiri.Dan kadang-kadang, yang paling parah, kebencian tersebut dilampiaskan dengan merusak atau menyakiti diri sendiri.
Jelas, penghakiman yang Anda lakukan terhadap diri sendiri mungkin adalah omelan yang tidak masuk akal, tuduhan yang palsu, dan tekanan yang tidak adil. Di sisi lain, sebagian dari diri Anda sering kali menyapu kesalahan Anda yang sebenarnya di bawah karpet kepuasan terhadap diri sendiri. Anda melawan diri sendiri hanya untuk menghindari luka yang dihadirkan oleh sebagian dari diri Anda yang lain.
Dalam beberapa kasus, Anda seharusnya tidak terlalu memercayai penghakiman dari dalam diri Anda.
Penghakiman diri itu tetap menjadi kritikus yang paling tangguh, dan Anda menyadari apa yang dikatakannya.
Sekarang marilah kita berpindah ke respons keberanian kasih.
Apa yang terjadi bila akhirnya Anda benar-benar mengampuni diri Anda sendiri? Saat Anda mengampuni diri Anda sendiri, Anda menulis kembali skenario Anda. Diri Anda yang sekarang tidak lagi terikat pada apa yang Anda lakukan di masa lalu. Orang jahat yang Anda perankan pada adegan pertama dibuang dan Anda kini menjadi orang yang baik pada adegan yang kedua.
Kini Anda melepaskan diri Anda dari skenario masa lalu.Anda berjalan menuju hari esok dan rasa bersalah hilang.
Sekali lagi, kata yang tepat untuk hal ini adalah "ketidakrelevanan".Lihat kembali masa lalu Anda, akui fakta yang tidak baik, dan katakan bahwa itu semua kini tidak ada hubungannya dengan Anda yang sekarang. Tidak ada hubungannya dan tidak penting! Masa lalu Anda tidak ada hubungannya dengan Anda atau apa yang Anda rasakan.
Memang tidaklah mudah untuk melakukannya. Bagian dari diri Anda yang melakukan kesalahan selalu berjalan bersama Anda ke mana pun Anda pergi. Mungkin ada suara hati yang mengatakan, "Bagus, tapi kita berdua tahu betapa buruknya dirimu, bukan?"Memerlukan mukjizat kasih untuk menyingkirkan sebagian dari diri Anda yang tidak mau mengampuni, yang bersembunyi dalam bayang-bayang hati Anda.
Mungkin tak ada seorang pun yang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang siksaan pengampunan diri selain Dostoevsky, seorang penulis ulung dari Rusia. Dalam novelnya, "Crime and Punishment", ia menggambarkan perjuangan seorang pembunuh bernama Ilyon Raskolnikov dalam mengampuni dirinya sendiri.
Raskolnikov melakukan sesuatu yang jahat seperti yang bisa dilakukan oleh orang lain. Dia dengan brutal membunuh seorang wanita yang tak berdaya, pemilik rumah gadai tua -- wanita yang tidak menyenangkan, pelit dan lekas marah, namun tetap tidak bersalah.Rasa bersalahnya sangat mendalam.
Tak seorang pun mampu menanggung rasa bersalah seperti itu sendirian, tak akan kuat menanggungnya dalam waktu yang lama. Cepat atau lambat orang itu harus mengatakannya.Raskolnikov bertemu dengan seorang gadis, seorang malaikat baginya, Sonia, dan dia mengakui semuanya kepadanya.Ia menceritakan semuanya kepada Sonia.
Sonia membujuknya supaya mengakui semuanya kepada polisi, dan akhirnya dia pun melakukannya.Dia dipenjarakan di Siberia.
Sonia mengikutinya ke Siberia dan menunggu kesediaannya mengampuni dirinya sendiri sehingga dia bisa mendapatkan kebebasan untuk menerima cinta Sonia.
Raskolnikov tidak bisa mengampuni dirinya sendiri.Sebaliknya, dia malah menyalahkan dirinya.
Dia berduka, dia berkata: "sudah takdir"; dia ditakdirkan untuk membunuh seorang wanita tua. Saat Anda menghadapi situasi seperti ini, apakah menurut Anda tindakannya sangat jahat? Tidakkah Napoleon juga melakukan hal yang sama dan tidakkah mereka membuat monumen baginya? Dengan cara pintar seperti ini, dia mengampuni dirinya sendiri dengan mencari alasan-alasan yang kuat sehingga dia tidak menyalahkan diri atas apa yang ia lakukan.
Raskolnikov tidak berani merasa bersalah.
"Oh, betapa bahagianya dia," tulis Dostoevski, "seandainya dia bisa menyalahkan dirinya sendiri!Sehingga dia bisa menanggung segalanya, bahkan rasa malu dan aib."
Namun dari dulu sampai sekarang, Raskolnikov merasakan adanya kepalsuan dalam dirinya.Dia tahu bahwa jauh di dalam dirinya, dia berbohong terhadap dirinya sendiri.
Dan akhirnya hal itu terjadi.Bagaimana hal itu terjadi, dia sendiri tidak mengetahuinya.Dia berlutut di bawah kaki Sonia dan menerima cintanya."Dia menangis dan memeluk kaki Sonia."Akhirnya dia memiliki kekuatan untuk mengasihi.Dan kekuatannya untuk mengasihi itu menyatakan bahwa mukjizat benar-benar telah terjadi; dia telah mengampuni dirinya sendiri.
Dia mengampuni dirinya sendiri?Untuk kejahatan berdarah dingin seperti itu?Ya."Semua hal, bahkan kejahatannya, hukumannya, serta vonis yang dijatuhkan kepadanya dan pemenjaraan dirinya sekarang adalah hal-hal yang tidak dipedulikannya.
Lepas! Lepas karena pengertian bahwa masa lalunya yang kelam tidak lagi ada hubungannya dengan dirinya saat ini dan di masa yang akan datang. Dia bebas dari penghakimannya atas dirinya sendiri dan hal itu membuatnya bebas untuk mencintai.
Raskolnikov berdiri tegak dalam keterpurukannya untuk menunjukkan bahwa dalam keadaan terburuk sekalipun, kita bisa mendapatkan kekuatan untuk membebaskan diri sendiri.
Akhirnya, puncak dari pengampunan diri muncul saat kita merasa bersatu lagi dengan diri kita sendiri.Luka itu disembuhkan.Bagian dari diri Anda, yang menghancurkan Anda, kini bersatu lagi.Anda kembali utuh, satu; tidak tercerai-berai lagi.
Anda tidak lagi dikendalikan oleh diri Anda sendiri.Anda benar-benar menyadari bahwa Anda dulu melakukan kesalahan dan Anda tidak ingin melakukannya lagi.Anda tidak ingin kesalahan di masa lalu itu menghantui Anda yang sekarang.Anda kembali mengambil langkah dalam hidup.Anda telah membuat diri Anda sendiri merasa nyaman.
Hal seperti ini tidak terjadi sekali untuk selamanya.Kebencian yang Anda rasakan selalu datang dan pergi, dan Anda menyangkal kesalahan yang pernah Anda lakukan.Namun, kemudian Anda kembali kepada diri Anda sendiri lagi, lagi, dan lagi.
Mengampuni diri sendiri adalah mukjizat pemulihan yang hampir bisa dikatakan paling pokok!
Namun, bagaimana Anda bisa melakukannya?
Yang terpenting adalah Anda harus jujur. Tidak ada cara lain untuk mengampuni diri sendiri tanpa kejujuran. Keterusterangan -- pemikiran yang siap untuk meninggalkan masa lalu dan menghadapi kenyataan -- adalah perlengkapan rohani pertama yang Anda perlukan.
Tanpa keterusterangan, Anda hanya bisa menjadi orang yang puas terhadap dirinya sendiri.Puas diri adalah pengampunan yang palsu.Beberapa orang menunjukkan dirinya yang tidak sebenarnya, tidak ada kata lain untuknya.Mereka bergantung pada akal mereka yang dangkal, mereka mengejar hidup yang tak teruji dengan kepuasan hati yang tak pernah diuji, seperti sapi yang sedang merumput daripada seorang manusia yang jujur.
Perbedaan antara orang yang berpuas diri dan orang yang benar-benar mengampuni dirinya sendiri adalah seperti orang yang sedang mabuk kokain dan seorang yang benar-benar memiliki alasan untuk bahagia.
Anda memerlukan kepala yang dingin untuk bisa memiliki hati yang mengampuni.
Sebagai contoh, Anda harus dapat membedakan penghargaan diri dan pengampunan diri.
Anda bisa mendapatkan penghargaan diri saat Anda tahu bahwa Anda patut dihargai.Menghargai diri sendiri berarti merasa bahwa Anda istimewa, benar-benar diinginkan, mahkluk yang Tuhan ciptakan sendiri, dan mahkluk yang sangat indah.
Kadang-kadang Anda hanya mendapatkan penghargaan diri setelah Anda menghadapi permasalahan hidup.
Ada seorang pria yang terkena sindrom "Manusia Gajah" (Elephant Man); memiliki tangan yang jauh lebih besar dari tangan normal, dan tangan itu adalah satu-satunya tangannya. Dia belajar melihat kelebihannya di balik kekurangan dalam dirinya dan dia menghargai dirinya sendiri apa adanya. Contoh lain, Kim adalah seorang anak adopsi yang cantik yang mewarisi penyakit turunan dari ibu kandungnya. Kim memilih untuk menerima dirinya sendiri sebagai anugerah terindah dari Tuhan apa adanya meskipun tangannya jauh lebih besar dari tangan orang normal.
Diberkatilah orang yang menghargai dirinya sendiri karena mereka telah melihat kelebihan di dalam diri mereka.
Namun, penghargaan diri tidaklah sama dengan pengampunan diri. Anda menghargai diri Anda sendiri saat Anda menemukan kelebihan dalam diri Anda.Anda mengampuni diri Anda sendiri setelah Anda menemukan kesalahan Anda sendiri.Anda menghargai diri Anda karena kebaikan yang ada dalam diri Anda.Anda mengampuni diri Anda karena kesalahan yang Anda lakukan.
Bila Anda tidak melihat perbedaannya, maka Anda pun tidak akan bisa mengampuni diri Anda sendiri. Jadi Anda membutuhkan kepala yang dingin untuk mengetahui apa yang akan Anda lakukan.
Anda juga perlu keberanian.Mengampuni diri sendiri adalah keberanian yang paling pokok untuk mengasihi.
Alasan mengapa mengampuni diri sendiri memerlukan keberanian, berhubungan dengan sikap orang lain terhadap orang yang mengampuni dirinya sendiri. Orang yang selalu memandang dirinya benar tidak ingin Anda mengampuni diri Anda sendiri.Mereka ingin Anda selalu berada dalam bayang-bayang rasa malu selamanya.
Saya memahami orang-orang seperti itu karena saya salah satunya. Ada sebagian dalam diri saya yang ingin agar orang yang melakukan kesalahan, terutama yang terkenal, tetap rendah diri, berada di tempat paling belakang, berbicara dengan suara yang hampir tak terdengar; saya ingin mereka merendahkan diri, atau mungkin sangat merendahkan diri.
Jadi, saat Anda berjalan dan berbicara selayaknya orang yang sudah memisahkan kesalahan masa lalu dengan diri Anda yang sekarang, Anda akan memerlukan keberanian untuk menghadapi khayalak ramai yang merasa diri benar.
Kemudian Anda juga harus tegas.
Anda tenggelam di dasar penghukuman diri karena kurang tegas. Anda hampir akan selalu gagal mengampuni diri saat Anda tidak mau menjadi tegas mengenai untuk apa Anda mengampuni diri sendiri.
Kebanyakan dari kita mencoba, misalnya, mengampuni diri karena keadaan diri kita.Kita jelek, kejam, picik, bawel; atau, sebaliknya, kita terlalu baik, kalahan, dan dimanfaatkan sana-sini.
Namun, orang yang mencoba mengampuni diri mereka sendiri karena kesalahan, sama sekali tidak biasa-biasa saja; mereka benar-benar bangga sampai-sampai mereka ingin menjadi Allah. John Quincy Adams, bukan yang terhebat, namun seorang presiden yang sangat kompeten, tidak dapat mengampuni dirinya sendiri. "Aku tidak pernah melakukan apa-apa," tulisnya di buku hariannya. "Hidupku sia-sia, penuh dengan aspirasi yang stagnan, dan doa-doa agar keberadaanku bermanfaat dengan orang lain tidak pernah terwujud." Kata-kata terakhir yang diucapkan oleh seorang ahli hukum, Hugo Grotius, Bapak Hukum Internasional Modern, di ranjang tempat ia meninggal, adalah: "Aku tidak pernah melakukan hal yang berarti dalam hidupku." Beberapa orang nampak biasa-biasa saja dalam erangannya menghadapi kegagalan dalam hidup; namun mereka sungguh-sungguh merana karena hanya menjadi manusia.
Anda harus menghentikan kepura-puraan Anda: tepatnya, untuk hal apa Anda perlu pengampunan? Karena tidak setia dengan pasangan Anda pada tahun yang lalu?Bagus, Anda pasti bisa mengampuni diri.Karena menjadi orang yang jahat?Tidak, itu terlalu sulit; Anda tidak dapat menelan diri Anda seutuhnya.
Sebagian besar dari kita hanya dapat menangani satu hal pada suatu waktu."Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari," kata Yesus. Saat kita membebani diri terlalu banyak dengan rasa bersalah, maka kita akan tenggelam dalam keputusasaan. Satu-satunya cara kita dapat mengampuni diri, bebas dari tirani suara hati yang lembut, adalah menjadi tegas dan mengampuni diri atas satu kesalahan pada satu waktu.
Akhirnya, Anda harus mengonfirmasikan tindakan berani Anda dalam mengampuni diri dengan sebuah tindakan kasih yang sembrono.Bagaimana Anda yakin bahwa Anda berjudi dengan rasa bersalah dan menang kecuali Anda memertaruhkan kemenangan Anda dalam kasih?
"Dia mengasihi karena dia telah diampuni" -- itu adalah perkataan Yesus yang ditujukan pada seorang wanita yang nekat masuk ke sebuah jamuan makan malam, berlutut pada kaki Yesus dan meminyakinya dengan narwastu.
Kasih adalah tanda bahwa Anda telah berhasil, bahwa Anda telah lepas dari rasa bersalah yang menghukum Anda. Anda tidak akan selalu tahu kapan tepatnya Anda telah mengampuni diri Anda sendiri. Seperti saat Anda mencapai puncak bukit melalui jalan raya yang menanjak -- Anda mungkin tidak yakin kapan Anda sampai ke dasar bukit, namun Anda dapat mengatakan bahwa Anda telah melalui puncak bukit saat Anda menginjak gas dan mobil melaju. Tindakan kasih seperti akselerasi yang cepat. Tindakan kasih yang bebas, kepada siapa pun itu dinyatakan, dapat memberi sinyal pada Anda bahwa apa yang Anda lakukan, berkuasa bagi orang yang sedang mengampuni diri.
Anda dapat memberinya hadiah! Mwngundangnya makan malam! Menjenguk orang sakit! Anda dapat merangkul seorang teman yang sebelumnya belum pernah Anda sentuh! Tulis surat yang berisi ucapan terima kasih. Atau mengatakan kepada Ayah Anda bahwa Anda mengasihinya.Saat kita melakukannya, kita melakukan mukjizat dari pengampunan atas diri kita sendiri.
Ya, kasih memberi Anda hak untuk mengampuni diri Anda sendiri.Dan kasih juga memberikan Anda kekuatan, setidaknya untuk mulai mengampuni diri. Proses pemulihan mungkin berjalan lambat, namun itu lebih baik daripada tidak berjalan sama sekali, kaki terkubur dalam semen penghukuman diri.
Mengampuni diri sendiri berarti menyatakan misteri seseorang yang memaafkan dan dimaafkan. Anda menghakimi diri: Anda akan menjadi tidak utuh. Anda mengampuni diri: Anda memulihkan keretakan.
Yang harus Anda tantang untuk memulihkan diri Anda sendiri dengan tindakan sederhana ini adalah sebuah sinyal yang ditujukan pada dunia bahwa kasih Allah adalah sebuah kekuatan dalam diri Anda. (t/Ratri dan Dian)
Diterjemahkan dari:
Judul buku
:
Forgieve; Healing The Hurts We Don`t Deserve
Judul asli artikel
:
Forgiving Ourselves

Pilihlah Kemerdekaan Bukan Keterikatan
Disadur oleh: Sri Setyawati
Godaan untuk melakukan dosa seksual bisa menyerang siapa saja dan kapan saja.Kabar baiknya adalah di dalam Tuhan, kita dapat dibebaskan dari godaan, bahkan dari belenggu dosa yang telah mengikat kita.Berikut adalah langkah-langkah untuk mendapatkan kemerdekaan dari dosa seksual.
1. Mengatasi kebiasaan dosa Anda.
Langkah untuk menuju kelepasan atau kemerdekaan adalah mengatasi kebiasaan berdosa. Orang-orang yang terjebak dalam perangkap "berdosa-mengakui-berdosa-mengakui", perlu mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada dalam Yakobus 5:16. Jika perlu, carilah orang-orang yang bersedia mendoakan dan mengawasi Anda, agar Anda tidak lagi melakukan kebiasaan dosa Anda.
2. Akuilah dosa-dosa Anda.
Dalam 1 Yohanes 1:9, dijelaskan bahwa siapa pun yang mengaku dosa di hadapan Tuhan, ia akan diampuni dan disucikan. Jadi, setelah berbuat dosa kita harus berani mengakuinya di hadapan Tuhan.Maksud mengakui bukan sekadar berkata "Maafkan saya", melainkan "Saya melakukannya." Kemudian, ucapkanlah doa berikut ini.
"Bapa Surgawi, Engkau sudah memberitahukan kepada saya untuk mengenakan Yesus Kristus dan tidak memberikan kesempatan pada daging untuk memuaskan hawa nafsu saya (Roma 13:14).Saya mengakui bahwa saya sudah memberi diri pada hawa nafsu daging, yang berperang melawan jiwa saya (2 Petrus 2:11). Saya berterima kasih kepada-Mu karena di dalam Kristus dosa-dosa saya diampuni, tetapi saya sudah melanggar ketetapan-ketetapan-Mu yang kudus dan memberikan kesempatan kepada musuh, untuk berperang di dalam anggota-anggota tubuh saya (Roma 6:12-13; Efesus 4:27; Yakobus 4:1; 1 Petrus 5:8). Saya datang ke hadapan hadirat-Mu untuk mengakui dosa-dosa dan memohon penyucian-Mu (1 Yohanes 1:9) dan supaya saya dibebaskan dari perbudakan dosa.Sekarang, saya memohon kepada-Mu untuk menyatakan kepada pikiran saya, cara-cara saya yang sudah melanggar ketetapan-ketetapan-Mu dan sudah mendukakan Roh Kudus. Dalam nama Yesus, saya berdoa. Amin."
Kita tahu bahwa perbuatan dosa sangat banyak (Galatia 5:19-21). Oleh karena itu, mintalah supaya Tuhan menunjukkan secara jelas dalam hal apa Anda telah berdosa dan mohon ampunlah kepada-Nya.
3. Pergunakanlah tubuh Anda sebagai alat kebenaran.
Tuhan telah menebus hidup dan tubuh kita.Kita wajib mengabdikan diri kepada Tuhan dan tidak membiarkan dosa menguasai kita (Roma 6:12-13). Jika Anda terikat dengan kebiasaan dosa seks sehingga memengaruhi pernikahan Anda, nyatakanlah doa ini:
"Tuhan, saya mohon Engkau menyatakan pada pikiran saya setiap penggunaan seksual dari tubuh saya sebagai alat ketidakbenaran. Dalam nama Yesus yang indah saya berdoa. Amin."
4. Lepaskan dan tinggalkan setiap kejadian penggunaan seksual yang tidak benar dalam hidup Anda.
Ketika Tuhan memunculkan setiap penggunaan seksual secara tidak benar dari tubuh Anda ke dalam pikiran Anda, baik itu dilakukan terhadap Anda (pemerkosaan, hubungan seksual dengan anggota keluarga sendiri, atau pelecehan seksual) maupun Anda melakukannya dengan sukarela, lepaskan dan tinggalkan setiap kejadian itu. Ucapkanlah doa di bawah ini:
"Tuhan, saya melepaskan dan meninggalkan ___ (sebutkan penggunaaan yang salah secara spesifik dari) ___ dengan ___ (tubuh Anda/nama orang) dan saya mohon Engkau memutuskan ikatan itu. Dalam nama Yesus, Amin. [Mungkin ada dosa kebiasaan lain; Homoseksual, Aborsi, Bunuh/Melukai Diri, Kecanduan...]"
5. Serahkan diri dan hidup Anda kepada Tuhan.
Sekarang, serahkanlah tubuh Anda kepada Tuhan dengan berdoa seperti ini:
"Tuhan, saya melepaskan dan meninggalkan semua penggunaan tubuh saya sebagai alat ketidakbenaran dan dengan demikian saya memohon kepada-Mu, untuk memutuskan semua ikatan dan perbudakan yang Iblis sudah hasilkan dalam kehidupan saya melalui keterlibatan itu.Saya mengakui keterlibatan saya. Sekarang, saya menyerahkan tubuh saya kepada-Mu sebagai satu korban persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada-Mu, dan saya akan melakukan hubungan seksual hanya di dalam pernikahan. Saya singkirkan kebohongan Iblis yang mengatakan bahwa "tubuh saya tidak tahir", yang mengatakan bahwa "tubuh saya kotor", atau apa pun yang tidak bisa diterima sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman seksual saya pada masa lalu. Tuhan, saya berterima kasih kepada-Mu karena Engkau secara menyeluruh sudah menyucikan dan mengampuni saya, karena Engkau mengasihi dan menerima saya tanpa syarat.Oleh karena itu, saya dapat menerima diri saya.Dan, saya memilih untuk menerima diri sendiri dan tubuh yang sudah disucikan. Dalam nama Yesus. Amin."
Sesudah Anda mengakui semua dosa yang Anda ketahui, berdoalah seperti berikut: "Saya sekarang mengakui dosa-dosa ini kepada-Mu dan meyakini pengampunan dan penyucian-Mu atas diri saya, melalui darah Tuhan Yesus Kristus. Saya batalkan semua pintu masuk yang sudah didapatkan roh-roh jahat melalui keterlibatan kehendak saya dalam dosa. Saya mohonkan ini dalam nama Tuhan dan Juru Selamat saya, Yesus Kristus. Amin.
Disadur dari:
Nama situs
:
Christian Counseling Center Indonesia (C3I)
Alamat URL
:

Bagaimana Kita Mengatasi Dosa Seksual?
Bayangkanlah seorang konseli, jemaat, atau teman rohani yang datang kepada Anda dengan kisah seperti berikut ini:
"Saya sedang bergumul.Saya sudah menikah sebanyak 5 kali.Sekarang, saya selingkuh dengan seorang laki-laki.Saya merasa seakan-akan saya harus memiliki seorang laki-laki [dalam hidup saya].Saya putus asa dan merasa hampa tanpa seorang laki-laki dalam hidup saya."
Jika kita melayani pada tahun 1980-an dan terpengaruh oleh suasana konseling masa itu, kita mungkin akan mendiagnosis bahwa wanita ini menghadapi "masalah ketergantungan". Ketika kita melayani di lingkungan konseling saat ini, kita mungkin akan menentukan bahwa dia mengalami "masalah kecanduan".
Penyimpangan Pemujaan
Yesus memastikan bahwa wanita tersebut mengalami masalah pemujaan.Wanita itu, tentu saja, adalah "wanita Samaria" yang dikisahkan dalam Yohanes 4.
Banyak orang tidak dapat melihat hubungan antara Yohanes 2:23-25, Yohanes 3, dan Yohanes 4. Bagian akhir dari Yohanes 2 seharusnya tampak seperti lampu petunjuk yang berkedip-kedip."Tetapi Yesus sendiri tidak percaya mereka, sebab Ia mengenal semua orang.Tidak perlu orang memberi keterangan kepada-Nya tentang siapa pun, sebab Ia sendiri tahu apa yang ada di dalam hati manusia." (Yohanes 2:24-25, BIS)
Yesus mengenal kita secara lahiriah dan batiniah.Dia adalah Dokter Jiwa yang ilahi.Dia adalah Pencipta dan Perancang jiwa kita. Untuk menggambarkan kenyataan ini, Yohanes menunjukkan kedalaman pemahaman Yesus yang sempurna akan sifat manusia, dengan membandingkan dan mengontraskan dua orang yang berbeda.
Contoh A: seorang laki-laki, orang Farisi, pemimpin agama, orang benar, Nikodemus seorang Yahudi.
Contoh B: seorang wanita, tidak beragama, bukan orang benar, perempuan Samaria.
Yesus mengetahui segala hal tentang kita.Sebagai Pencipta kita, Dia tahu bahwa masalah kita yang paling mendasar adalah masalah pemujaan. Itulah sebabnya, dengan perempuan Samaria, Dia tidak memfokuskan diri-Nya pada "masalah ketergantungan" atau pada "masalah kecanduan seksual" perempuan itu, tetapi pada kehausan rohaninya.
"Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." (Yohanes 4:10) Karena tidak memahami maksud-Nya, perempuan Samaria itu berfokus pada air secara harfiah.Oleh sebab itu, Yesus kembali membawanya melihat jiwanya yang bersyukur."Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." (Yohanes 4:13-14)
Kolam Penampungan dan Mata Air
Meskipun perempuan Samaria itu tidak menyadari hal ini, perkataan Yesus mengingatkan kembali pada Yeremia 2:13, "...; mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air."
Kita adalah makhluk yang memiliki rasa rindu.Kita adalah makhluk rohani.Kita adalah makhluk pemuja.Kita adalah makhluk yang bisa merasakan kehausan.Rasa haus adalah ide Allah.Allah menciptakan kita untuk memiliki hubungan dengan Dia -- untuk berjalan bersama Dia pada suatu hari yang sejuk.
Allah menciptakan kita untuk merindukan Dia. "Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup.Bilakah aku boleh datang melihat Allah?" (Mazmur 42:1-2)
Rasa rindu dan rasa haus, di dalam pengertiannya sendiri, bukanlah dosa -- karena itu adalah pemberian Allah. Seperti yang Yeremia ingatkan pada kita, ini adalah petunjuk relasi yang kita kejar, yang mengindikasikan apakah kita bisa menangani kerinduan kita dengan cara yang benar atau tidak.
Bagian akhir dari Yeremia 2, seperti Yohanes 4 dan Yakobus 4:1-4, menyebutkan pesan yang jelas dan konsisten: Kita bisa menelusuri akar dari perzinahan fisik dan dosa seksual, hal itu selalu kembali kepada perzinahan rohani dan dosa relasi yang melawan Allah. Dosa di dalam relasi kita seorang dengan yang lain, selalu disebabkan oleh dosa di dalam hati kita -- dosa dalam relasi kita dengan Allah.
Dari Rasa Haus atas Kolam Penampungan kepada Kerinduan atas Sumber Mata Air yang Hidup
Ketika Yesus berkata kepada perempuan Samaria tersebut, "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." (Yohanes 4:16), Ia beralih dari membahas tentang rasa haus kepada pembahasan tentang kolam itu sendiri; dari perasaan rindu yang diciptakan Allah kepada pilihan-pilihan yang tidak benar untuk memuaskan rasa rindu itu.
Banyak konselor Kristen/alkitabiah zaman ini, yang tampaknya hanya menekankan salah satu dari kedua faktor ini; rasa haus atau kolam air, rasa rindu atau pemberhalaan.Akan tetapi, Yesus menekankan pada keduanya.
Beberapa konselor menghindari penyelesaian dosa dan hanya berfokus pada rasa rindu. Konselor-konselor lainnya khawatir jika diskusi apa pun yang membahas tentang kehausan dan kerinduan itu akan berkembang ke arah "teologi kebutuhan" -- bahwa masalah utama yang dihadapi ini adalah "kebutuhan yang tidak terpenuhi". Bukan.Masalah utama kita adalah dosa.Namun demikian, kerinduan utama kita tetap Kristus.Sayangnya, kerinduan yang diciptakan untuk mendambakan sesuatu tersebut tercemar karena kejatuhan manusia dalam dosa sehingga kerinduan itu mencari pemenuhan dari kolam air yang rusak.
Yesus menggunakan rasa rindu yang tercipta itu sebagai "jalan masuk", yang melaluinya Tuhan menolong perempuan yang putus asa ini, untuk menemukan air hidup yang benar-benar dinantikannya.Hasil akhirnya adalah bahwa dia dan orang-orang lainnya datang untuk mengenal Dia sebagai "Juruselamat dunia" (Yohanes 4:42).Perempuan Samaria itu memiliki kerinduan (seperti yang diciptakan Allah); dia melakukan dosa (dalam kejatuhannya); dan dia mengalami penebusan (sebagai anggota keluarga Allah yang telah ditebus).
Konseling Alkitabiah
Yesus menggunakan rasa haus untuk mengungkapkan kolam dan untuk mengarahkan orang pada Sumber mata air yang hidup.Apakah kita juga seperti itu?
Sebagai seorang pendeta, konselor, atau teman rohani, jika seseorang yang datang kepada kita adalah orang yang telah terperangkap oleh jerat "dosa seksual", apakah diagnosis kita dan rencana pemulihan yang akan kita berikan? Apakah kita prihatin melihat "orang-orang yang terlibat dalam dosa seksual", sebagai makhluk rohani yang memuja, merindukan, dan kehausan? Apakah kita dengan lemah lembut dan bijaksana membimbing mereka kepada Mata Air yang Hidup, yang akan mengampuni dosa-dosa mereka, sekaligus memuaskan rasa haus dalam jiwa mereka yang diciptakan oleh Allah?
Datanglah dan Minumlah
Jika Anda sedang membaca artikel ini dan Anda sedang bergumul dengan "dosa seksual", entah itu terkait dengan nafsu dan/atau kebiasaan heteroseksual atau homoseksual, sadarilah bahwa semua dosa seksual sebenarnya merupakan gejala dari dosa rohani. Sadarilah bahwa sesungguhnya semua dosa seksual adalah kolam air yang pecah dan tidak dapat menampung air.
Pada zaman Yeremia, ada sebuah kolam yang menampung aliran air yang sebelumnya telah melewati jalanan berlumpur yang bercampur dengan kotoran unta.Kemudian, air itu menetap dalam bak tanah liat dan tidak mengalir ke mana pun.Selain membuat airnya tidak layak diminum, bak air ini sering retak dan membuat orang-orang yang kehausan semakin mengalami kekeringan. Pilihan Anda yang lain, pada masa Yeremia, adalah minum dari mata air yang jernih, sejuk, segar, dan bergelembung... yang mengalir, air yang memuaskan dahaga yang muncul dari dalam bumi dan yang tidak akan pernah kering.
Dosa seksual berarti lebih memilih meminum air dari got daripada dari sumber mata air. Dosa seksual adalah keyakinan bahwa kita dapat memuaskan standar rasa haus Allah dengan standar rasa haus manusia.Namun, ini adalah keyakinan yang salah dan berdosa.Ini adalah pemujaan dan harapan yang salah. Usaha untuk memuaskan dahaga rohani kita akan Kristus dengan melakukan hubungan seksual adalah sia-sia dan najis.
"Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (Yohanes 7:37-38) Datanglah dan minumlah. (t/Setya)
Diterjemahkan dari:
Nama situs
:
Biblical Counseling Coalition
Alamat URL
:

Sepuluh Pedoman Menghadapi Godaan Seksual

  1. Lari!
"Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni." (2 Timotius 2:22)
"Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri." (1 Korintus 6:18)
  1. Menerima Tanggung Jawab
"Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu." (Ulangan 30:19)
Setiap kali kita memilih kebenaran, kita tidak hanya menjadi lebih dekat dengan Allah tetapi lebih kuat dalam melawan godaan.
  1. Dapat Diandalkan
Daftar pertanyaan mengenai akuntabilitas Anda:
    • Apakah Anda menyediakan waktu untuk berdua dengan Allah?
    • Apakah Anda mempelajari Alkitab?
    • Apakah Anda berdoa?
    • Apakah pikiran Anda senantiasa kudus?
    • Apakah Anda sudah melihat sesuatu yang seharusnya tidak Anda lihat (film, majalah, internet)?
    • Apakah Anda menyalahgunakan kuasa Anda dalam pekerjaan atau rumah?
    • Apakah Anda menaati Allah secara total? (Ingat, ketaatan yang setengah-setengah adalah ketidaktaatan.)
    • Apakah Anda berbohong dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas?
  1. Dengarkanlah Istri Anda
  2. Berjaga-jagalah
Jangan sering bepergian sendirian.Ketika Anda harus bepergian sendiri, teleponlah istri Anda setiap malam. Ucapkanlah hal-hal positif tentang istri Anda kepada orang lain. Pilihlah teman-teman dengan bijak. "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33)
  1. Tetapkan untuk Hidup Suci Sekarang Juga
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2)
"Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!" (Yakobus 4:7)
  1. Sadarilah bahwa Dosa Seksual Menyerang Otoritas Yesus Kristus di dalam Hidup Anda
"Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus?Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan?Sekali-kali tidak!" (1 Korintus 6:15)
  1. Kenalilah Konsekuensi-Konsekuensi Dosa Seksual
"Siapa melakukan zinah tidak berakal budi; orang yang berbuat demikian merusak diri." (Amsal 6:32)
"Karena bagi seorang sundal sepotong rotilah yang penting, tetapi isteri orang lain memburu nyawa yang berharga." (Amsal 6:26)
  1. Pikirkanlah Anak-Anak Anda
  2. Pahamilah Definisi Sukses yang Baru
Menurut John Maxwell, definisi sukses adalah "orang-orang yang terdekat denganku mengasihi dan menghargaiku."(t/Setya)
Diterjemahkan dari:
Alamat URL
:
Penulis
:
John Piippo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar