KISAH
HIDUP DAN PELAYANAN
PDT. ELIMELEK KOMANGAL
PDT. ELIMELEK KOMANGAL
SKRIPSI
Diajukan Guna Untuk Dapat Memenuhi Salah Satu Syarat
Akademik, Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teologi Tinggi Teologi Walter Post
Jayapura
OLEH:
ADI KOMANGAL
NIM: 27801
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI WALTER POST JAYAPURA PAPUA
2012
LEMBARAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahakan di hadapan tim penguji
Sekolah Tinggi Teologi Walter Post Jayapura pada:
Hari /
Tanggal : 09/01/2013
Jam :
10.00 Wit
Tempat : STT Walter
Post Jayapura
Untuk Dapat Memenuhi Salah Satu Syarat Akademik Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana (Teologi) Pada Sekolah Tinggi Teologi Walter Post
Jayapura.
Puket 1 Bidang Akademik
STT. Walter Post Jayapura
|
Dosen Pembimbing
|
||
Tim Penguju
Dominggus Pigai, S.IP M.Th
|
Pdt. Dr. Benny Giay
|
||
1. Pdt. Markus
Iyai, M.Th
2. Dominggus
Pigai S.IP M.Th
|
|||
3. Pdt.
Andris Monim, M.Pdk
|
|||
LEMBARAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1.
Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau
dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau
ketahui Yeremia 33:3
dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau
ketahui Yeremia 33:3
2.
Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan jangalah
lupakan segala kebaikan-Nya! Mazmur 103:2
3.
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia,
yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)
4.
Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau
menambahkan kekuatan dalam jiwaku (Mazmur 138:3)
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1.
Kedua orang tua: Pdt. Barnabas Komangal (Almarhum) dan
Ibunda Yuliana Magai.
2.
Istriku tercinta Aprelina Mayau dan anaku Arson
Komangal.
3.
Keluarga besar Pdt. Elimelek Komangal.
4. Kakak-kakak tercinta Atimus Komangal, Arakel Aratana, Adinus
Komangal dan Adik-adikku tersayang Adina, dan Yancen komangal.
5.
Seluruh hamba-hamba Tuhan Se-Klasis Kabupaten Puncak
Papua dan Kabupaten Mimika.
6.
Almamaterku STT Walter Post Jayapura.
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur patutlah kami panjatkan kepada Tuhan karena atas memberikan kasih
karunia dan rahmat-Nya, serta kemampuan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Skripsi karya Ilmiah ini dengan Judul: Kisah Hidup dan Pelayan
Pdt. Elimelek Komangal. Maksud dan tujuan dari pada penulis Skripsi ini adalah:
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaian study strata satu (S 1) Teologi.
Pada sekolah Tinggi Teologi Walter Post Jayapura. Pada kesempatan ini juga
penulis menyampaikan terimah kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan baik doa, dana dan motivasi, selama penulis di
bangku study, maupun selama penulisan Skripsi ini. Secara khusus penulis
sampaikan kepada:
1.
Bapak Pdt. Markus Iyai, M.Th selaku ketua STT. Walter Post yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini.
2.
Bapak Pdt. Dr. Benny Giay, Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan yang bertujuan untuk penyempurnaan penulisan
Skripsi ini.
3.
Bapak. Dominggus Pigai, S.IP M.Th Selaku Puket I Bidang Akademik yang
telah memberikan izin kepada penulis dalam penulisan Skripsi.
4.
Staf Dosen dan tata usaha STT. Walter Post yang telah memberikan
pengajaran dan pelayanan Administrasi dengan penuh kesabaran.
5. Orang tuaku
Pdt. Barnabas Komangal (Alm), yang telah membantu dan memberikan
pelajaran-pelajaran penting tentang bagaimana menjadi orang yang berguna dalam
keluarga, Gereja di kalangan orang Damal di kalangan umum dalam pelayanan.
6.
Ibundaku tercinta Yuliana Iminggawak yang selalu berdoa dan memohon
kepada Tuhan agar penulis menjadi seorang yang dapat memberikan teladan lebih
khusus di kalangan orang Damal.
7.
Kakak-kakakku tercinta Atimus Komangal, Orora Murib, Arakel, Aratana,
Ida Komangal, Naftali Stenawatme dan Hengki Natkime yang selalu mendukung dan
membantu penulis dalam doa dan dana.
8.
Ibu Nomin Komangal dan Bapak Silas Natkime, yang selalu mendukung
penulis dengan Doa dan dana.
9.
Keluarga Bapak Melkias Kiwak S.Th MA. (Alm), yang telah mendukung
penulis dengan doa dan dana.
10. Keluarga Bapak
Willem Wandik SE.M.Si. yang telah mendukung penulis dengan dana.
11. Keluarga Bapak
Bernard Tinal S.Sos. Yang telah mendukung dalam memberikan motivasi doa dan
dana.
12. Keluarga Bapak
Yunus Kelabetme S.IP. Yang telah
mendukung penulis dengan dana.
13. Keluarga Bapak
Pdt. Ruben Uamang yang telah mendukung penulis dengan doa dan dana.
14. Keluarga Bapak
Obet Komangal, yang telah memberikan dukungan dana dan doa.
15. Adik-adikku
tercinta Yancen Komangal, Adina Komangal, Elim Murib Nelson Tenbak dan Yonis
Agabal yang selalu memberikan sukacita selama penulisan Skripsi ini.
16. Badan pengurus
(GKIP), Gereja Kemah Injil Kingmi Papua. Anggota jemaat Bethel Prumnas III
Waena yang telah mendukung penulis dalam doa.
17. Badan pengurus
(GKIP), Gereja Kemah Injil Kingmi Papua. Jemaat Yerusalem Kwamki Narama Timika
yang telah mendukung dalam doa dan dana.
18. Seluruh
hamba-hamba Tuhan se-Klasis Kabupaten Puncak Papua, dan Mimika yang selalu
mendukung penulis dengan doa dan dana.
19. Pemerintah
Kabupaten Puncak Papua yang telah membantu penulis dengan biaya study atau
beasiswa.
20. Bapak Pdt.
Alpius Kiwak. Yang memberikan banyak pelajaran dan saran guna untuk suksesnya
penulisan Skripsi ini.
21. Keluarga Bapak
Anton Wamang S.Sos Ag. Dan keluarga Bapak. Lukius Newegalen yang selalu
memberikan motivasi doa dan dana.
22. Rekan-rekan
Mahasiswa STT. Walter Post. Pelajar dan Mahasiswa asal Kabupaten Puncak Papua
dan Mimika yang telah mendukung dalam doa dan memberikan motivasi, untuk
menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Biarlah hanya nama Tuhan yang dapat
dipermuliakan atas dukungan dari semua pihak yang sudah disebutkan di atas
maupun yang namanya belum tercantum dalam lembaran ini. Tuhan memberkati.
Jayapura 20 Desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL..........................................................................................i
PERSETUJUAN................................................................................................ii
PENGESAHAN.................................................................................................iii
MOTTO DAN
PERSEMBAHAN.......................................................................iv
KATA PENGANTAR..........................................................................................v DAFTAR
ISI........................................................................................................vi
BAB I.
PENDAHULUAN....................................................................................1
A.
Latar Belakang
Masalah...................................................................1
B.
Pokok Masalah ................................................................................5
C.
Perumusan Masalah
........................................................................6
D.
Pembatasan Masalah/ Lingkup
Masalah..........................................6
E.
Tujuan Penulisan..............................................................................7
F.
Manfaat Penelitian
...........................................................................8
G.
Hipotesis...........................................................................................9
H.
Definisi
Operasional.........................................................................10
I.
Sistematika Penulisan
......................................................................10
BAB II. TELAAH KEPUSTAKAAN.....................................................................12
A.
Tokoh-tokoh
Alkitab..........................................................................12
1.
Nabi-Nabi........................................................................................12
2.
Imam-imam.....................................................................................13
3.
Raja-raja..........................................................................................13
4.
Tuhan
Yesus..............................................................................14
5.
Para
Rasul..................................................................................15
B. Tokoh Sejarah
Gereja......................................................................15
1.
Robet Alexander
Jaffray..............................................................15
2. Awal Pekabaran Injil GKI di
Jayawijaya......................................17
3.
Santo Fransiskus.........................................................................18
4.
Kesanggupan seorang pemenang Jiwa Dr. H.L. Senduk...........19
5.
Klaus
Reuter.................................................................................20
6.
Alberth Schweitzer,1875-1965......................................................21
7.
Bunda
Tresa,1910-1997................................................................23
8.
Transformasi Gereja Oleh Tokoh Gereja Kingmi Papua...............24
BAB III. METODOLOGI
PENELITIAN...............................................................26
A. Jenis
penelitian...............................................................................26
B. Waktu dan
lokasi penelitian............................................................27
C. Sumber data
mengacu pada dua sumber yakni.............................27
1. Data
Primer.................................................................................27
2. Data
Sekunder..............................................................................27
D. Variabel
penelitian..........................................................................27
E. Populasi dan
sampel .....................................................................28
F. Teknik
pengumpulan data
.............................................................30
1. Observasi...................................................................................29
2. Wawancara.................................................................................30
3. Angket
(Kuisioner)
.....................................................................30
4. Study
Pustaka.............................................................................30
G. Teknik analisis
data.........................................................................31
H. Kerangka
Berpikir..........................................................................32
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
........................................33
A. KEADAAN UMUM ORANG
DAMAL............................................33
1.
Keadaan Umum Orang Damal
....................................................39
2.
Letak Geografis
............................................................................34
3.
Keadaan Topografi
.......................................................................34
4.
Keadaan
Iklim................................................................................35
5. Keadaan
Gereja.............................................................................36
6. Keadaan
Pemerintahan..................................................................37
7.
Lembaga
Pendidikan......................................................................39
8.
Pos Pelayanan
Kesehatan..............................................................42
9.
Keadaan
Kebudayaan.....................................................................42
B. PEKABARAN INJIL
DIANTARA ORANG DAMAL DAN DANI.........44
C. KISAH HIDUP DAN
PELAYANAN PDT. ELIMELEK KOMANGAL...47
a.
Biografi Elimelek
Komangal............................................................47
b.
Elimelek Komangal dipanggil menjadi hamba Tuhan.....................48
c.
Kebiasaan hidup Pdt. Elimelek
Komangal......................................49
1.
Keadaan orang Damal sebelum Injil datang di daerah orang
Damal..........................................................................................51
2.
Keadaan orang Damal sesudah terimah
Injil...............................52
3.
Reaksi orang Damal terhadap
Injil...............................................53
d. Pelayanan Elimelek komangal di daerah orang
Damal.....................55
e.
Pelayanan di daerah orang Dani dan orang Delem/Dem..................57
f.
Pelayanan di daerah
Amungsa..........................................................60
1.
Pelayanan di daerah Agimuga dan Belakmakama......................60
2.
Pelayanan di Kwamki
Baru..........................................................64
3.
Pelayanan di Kwamki
Narama.....................................................65
4.
Tantangan dalam pelayanan selama Pdt. Elimelek Komangal melayani di
Kwamki Narama........................................................66
D. STRATEGI PELAYANAN PDT. ELIMELEK
KOMANGAL........................79
a.
Tantangan dalam
pelayanan...........................................................79
b.
Jenis-jenis
pelayanan.......................................................................80
c.
Hasil
pelayanan................................................................................85
1.
Hasil pelayanan...........................................................................85
2.
Peranan Gereja dan pemerintah terhadap warga di Kwamki Narama.......86
3.
Hasil pelayanan terhadap generasi muda dan kondisi daerah pelayanan
Pdt. Elimelek ........................................................................................88
BAB. V.
PENUTUP.......................................................................................90
A.
Kesimpulan........................................................................................90
B.
Saran-saran.......................................................................................91
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Mengenai konsep Hai, Tuhan sudah tarukan dalam suku Damal sebagai jalan
masuknya Injil, salah satu buktinya adalah: ketika Don Gibbons dan beberapa
orang yang bersama dengannya dalam perjalanan datang di daerah Ilaga/Beoga ada
tiga orang ini yang pertama menemukan Misionaris yaitu: Den Begal Kama-Kama
Elas, dan Kilunarkopme Begal ketika, mereka menemukan langsung berkata bahwa Hai Oletak-o artinya: Hai sudah
datang, kalau hai berarti suatu kehidupan baru yang dinanti-nantikan oleh suku
Damal. (Dalam konsep Mitos Hai).
Sejak bulan Maret 1956 orang Damal
yang tinggal di Beoga/Ilaga Puncak Jaya Dulu sekarang (Puncak Papua), pun mulai
mendengar Injil. Kelompok suku yang pertama menerima Injil di tempat ini ialah
orang Damal. Dalam bulan Maret tahun 1957 ratusan orang Damal secara kelompok
bertobat dan menerima Injil. Dalam bulan Desember 1958 orang Dani menyatakan
tekadnya untuk menerima Injil keberhasilan ini terjadi karena pelayanan dan
pengorbanan banyak pihak Pdt. Jhon Elanberger Larson, Don Gibbons, CAMA; dan
beberapa orang Mee yang datang untuk bergandengan tangan dalam kegiatan
penyiaran Injil sambil menjalankan transaksi dagang. Salah satu rombongan ini
dipimpin oleh Widiyaibiwode Giay, yang datang kesana untuk membantu membuka
lapangan terbang dan membuat rumah bagi utusan Injil di sana, termasuk Andreas
Giay. Andreas ini berperan dalam membuka lapangan terbang MAF di seluruh
pengunungan tengah termasuk di Ilaga dan Beoga tidak kembali tinggal menetap di
Beoga di antara orang Damal. Tetapi hampir dalam setiap suku Pengunungan Tengah
Tuhan sudah tarukan konsep seperti ini, karena dari suku Lani juga punya konsep
seperti Hai adalah Nabelang-Kabelang,
dan juga suku-suku lain di tanah Papua.
Pada saat adakan penyiaran Injil di
daerah orang Damal ada beberapa orang yang pertama menerima Injil yaitu:
Soliman Komangal yang perna menjadi Ketua Klasis Beoga pertama, Yayamarakus
Ongomang, Boas kiwak, Jakius Newegalen, Yakub Kiwak, dan di antaranya Elimelek
Komangal. Don Gibbons November (1993.1-10).
Pdt. Elimelek Komangal adalah: Anak
pertama dari delapan saudara, anak dari Bapak Woloh, Komangal, mereka biasa
tinggal di Distrik Beoga Desa Tinggilber kampung Tupia, Kabupaten Puncak Papua
semasa kecilnya mereka biasa hidup berhadaptasi dengan lingkungannya, dan hidup
dalam tradisi Damal di daerah pedalaman. Namun dalam kehidupan sosialnya, Pdt. Elimelek dibesarkan
di lingkunan sosial yang
cukup ganas dalam arti bahwa
dilingkungan sosial yang sering terjadi
perang antara, suku lawan suku, marga lawan marga adik lawan kakak, sehingga ia
bertumbuh seperti kehidupan sosial yang ada dan Elimelek memiliki pengaruh yang
cukup besar untuk menghadapi
musuh maupun tingkat berhadaptasi
dengan lingkungan yang ada. Namun Elimelek menjadi seorang
Pdt. yang andal seperti Rasul Paulus karena Misionaris Don
Gibbons adakan Koseling dan menegukan
imannya, bahwa kalau kamu menerima Injil
ini, ada jaminan keselamatan, sehingga Pdt. Elimelek menerima Injil dan
dipegang teguh dalam kehidupannya.
Pdt. Elimelek Komangal merupakan
seorang panglima perang ditengah-tengah
sukunya, namun kuasa Injilah yang mengubah hidupnya, seperti Rasul Paulus yang
pertama diubahkan oleh kuasa Injil itu sendiri dan Injil itu adalah: Tuhan
Yesus sendiri, tapi apa yang perna di katakan oleh Rasul Paulus dalam.
Roma 1:16a sebab aku
mempunyai keyakinan yang kokoh dalam
Injil,
karena
Injil adalah kekuata Allah yang menelamatkan setiap orang
yang percaya,
Sama
hal juga dapat dialami oleh Pdt. Elimelek Komangal sehingga, ia juga mengikuti
jejak teladan dan iman Rasul Paulus, maka Elimelek telah menjadi Penginjil yang
sukses di antara suku Damal dan Pdt. Elimelek memulai pelayanan dari daerah
suku Damal Dani, Dem/Delem suku Moni sampai di daerah Amungsa pada umumnya di
Pengungan Tengah Papua Barat.
Atas panggilan
Tuhan keluar dari kebiasaan hidup yang lama, kemudian Sekolah di Sekolah,
Persedian Beoga pada bulan juli 1960, tetapi disaat mereka Sekolah langsung
teori dan praktek, sehingga atas permintaan dari Gurunya langsung mereka pergi
menginjili di daerah-daerah lain, yaitu pada bulan Oktober 1960, menginjili ke
daerah suku Delem Moni dan suku Amungme
yaitu Delemai, Dumada dan sampai ke daerah Amungsa dan saat itu banyak orang menerima
pemberitaan Injil dan percaya kepada Tuhan Yesus. Pdt. Elimelek dan Teman-teman
pelayanannya, tamat pada tahun 1969, dan Ia menjadi Penginjil yang terkenal di
daerahnya, dan daerah yang lain dan dalam pelayanan Penyiaran Injil tapi suku Damal langsung terimah Injil tanpa
bertanya-tanya karena sebelum datangnya Injil ke daerah suku Damal mereka
memiliki konsep tentang Injil yaitu Hai, jadi mengenai Hai perna mencetek buku oleh Pdt. Melkias kiwak S.Th
MA. 2008. Dengan judul bukunya. “Upaya Orang Damal Mewujudkan Hai di
Tanah papua” upaya orang Damal mempunyai keyakinan bahwa suatu saat akan
datang kehidupan yang sangat baik yaitu kehidupan yang penuh dengan damai
sejahtera, dan sukacita tidak ada perang tidak ada permusuhan tapi yang ada
kehidupan damai sejahtera dan hidup dalam keharmonisan, tetapi mengenai “Hai” upaya ini dapat dilakukan oleh tokoh
dan warga masyarakat dari masa-kemasa.
Namun
dalam kehidupan Pdt. Elemelek Komangal kehidupan sosialnya adalah: Berburuh dan
berkebun, apabila kalau ada perang suku ia yang sering menjadi pemimpin perang,
tetapi Tuhan mengubahnya seperti Rasul Paulus yang perna diubahkan oleh Tuhan
Yesus Kisah Para Rasul 9:1-19; dan kehidupan lamanya diubahkan maka Rasul
Paulus menjadi seorang Penginjil yang sangat terkenal, demikian juga Tuhan
Yesus mengubah Pdt. Elimelek sehingga,
ia menjadi terang dan garam di tengah-tengah sukunya dan suku-suku yang lain di
Pengunungan Tengah. Untuk itu sangatlah penting untuk kami sebagi generasi
penerus untuk ikut semua keteladanan itu, sebab teladan itu menjadi
pembelajaran untuk kami kedepan sehingga, kami juga bisa dapat dibentuk sesuai
dengan kebutuhan dan konteks yang ada di setiap daerah. Penulis mengangkat
judul: Kisah Hidup Dan Pelayanan Pdt. Elimelek Komangal; karena pentingnya
kisah tokoh pelayanan Penyiaran Injil sebagai bagian dari penghargaan atas
karya dan pelayanan yang turut mendukung perkembangan sejarah Gereja di tanah
Papua.
B.
POKOK MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka menjadi
pokok masalah dalam penulisan Skripsi
ini dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Masalah sosial, agama, politik, ekonomi, cultural, yang
mempengaruhi kisah hidup dan pelayanan
Pdt. Elimelek Komangal.
2. Masalah-masalah yang digumuli oleh Pdt. Elimelek dalam
tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang
Penyiar Injil.
3. Tugas dan pelayanan yang dipercayakan oleh Allah kepada
Pdt. Elimelek serta sifat dan karakter dalam pelayanan untuk memudahkan dalam
implementasikannya di lapangan pelayanan.
4. Sumbangan Pdt. Elimelek Komangal bagi perkembanga jemaat
dan para hamba Tuhan di masa kini dan masa depan.
C. PERUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan Judul Proposal Skripsi yang kami angkat
yaitu: “KISAH HIDUP DAN PELAYANAN PDT. ELIMELEK KOMANGAL” di rumuskan
pada masalah-masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
keadaan suku Damal dan beberapa suku
kerabat lainnya di Kabupaten Puncak Papua Distrik Beoga, dari dulu dan di masa
kini dalam pelayanannya.
2. Bagaimana
keadaan umum suku Amungme dan beberapa suku kerabat lainya, di Kabupaten Mimika
dan wilayah pelayanan lainnya.
3. Bagaimana
strategi pelayanan Pdt. Elimelek Komangal di masa lampau untuk dapat
mengaplikasikannya metode iman, dan teladan hidup Pdt. Elimelek di masa kini.
4. Apa saja yang
ditempuh oleh Pdt. Elimelek Komangal dalam kisah Hidup Pelayanan dari daerah
Damal dan daerah lain di Pengunungan Tengah Papua.
D. PEMBATASAN MASALAH/LINGKUP MASALAH
Untuk menghindari, mencegah
perluasan masalah yang tidak diperlukan maka perlu ada suatu pembatasan yang
jelas: dalam Penulisan Skripsi ini, pembatasan itu meliputi:
1. Pembatasan bidang ilmu.
Masalah kepemimpinan dalam organisasi gereja serta
sarana dan para pembina Rohani dalam pelayanan untuk melaksanakan Misi Allah
mulai dari Sinode, Kordinator, Klasis, Rayon-Rayon, dan Gembala-Gembala untuk
dapat memupuk pelayanan penyiaran Injil guna untuk meningkatkan mutu dan
kualitas Penginjilan.
2. Pembatasan konteks permasalahan. Misi pelayanan
Penyiaran Injil merupakan suatu Misi Tuhan Yesus, yang harus dijalankan di
dunia ini, namun kalau untuk setiap orang yang mempunyai karunia Penginjilan
harus dapat dibina dengan baik, untuk
dapat menginjili dan dapat menjangkau ke seluruh pelosok di daerah Kabupaten
Puncak maupun Kabupaten Mimika, dan pada umumnya di seluruh tanah Papua
sehingga, semua umat bisa menerima Injil dan dapat melakukan apa yang Tuhan
kehendaki dalam kehidupannya.
E. TUJUAN PENULISAN
Ada beberapa tujuan antara lain
adalah:
1. Untuk dapat mengetahui siapakah Pdt. Elimelek Komangal
itu, dan juga untuk mengetahui ketika Pdt. Elimelek dipanggil menjadi hamba
Tuhan, bagaimana kondisi masyarakat Damal disaat itu, serta semua yang menjadi
nilai-nilai positif dan nilai-nilai negatif dari sisi budaya, sosial agama,
adat yang dijumpai oleh Pdt. Elimelek di ruanglingkup pelayanan.
2. Untuk mengetahui persoalan atau tantangan yang dihadapi
oleh Pdt. Elimelek Komangal dalam Penyiaran Injil di antara keluarga, masyarakat
dan gereja demi pelayanan Penyiaran Injil.
3. Untuk mengetahui strategi yang dapat dilakukan oleh Pdt.
Elimelek Komangal dalam menghadapi berbagaimacam tantangan, dan hambatan dalam
pelayanannya.
4. Untuk mengatahui Faktor-faktor apa saja yang mendorang
Pdt. Elimelek Komangal sehingga, menerima Injil dan menjadi penyiar Injil.
Kemudian bagaimana campur tangan Tuhan dalam pelayanan Pdt. Elimelek dari awal
sampai sekarang.
5. Untuk menyumbangkan semua potensi pelayanan yang
digumuli oleh Pdt. Elimelek Komangal pada umumnya bagi gereja di masa kini dan
pada khususnya generasi muda kedepan.
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
Ø Sebagai bahan referensi yang turut memperkaya kajian
sejarah gereja di Papua dan di perpustakaan STT Walter Post Jayapura.
Ø Diharapkan dapat menambah referensi pengetahuan bagi
penulis, dalam mendalami persoalan pelayanan gereja melalui karya pelayanan
Pemberitaan Injil oleh Pdt. Elimelek Komangal dengan pendekatan study
tokoh-tokoh gereja.
2. Manfaat praktis
Ø Diharapkan masyarakat Damal secara umum di Kabupaten
Puncak Papua dan Kabupaten Mimika dapat mengetahui semua talenta yang ada pada
Pdt. Elemelek Komangal dan komitmennya yang behubungan dengan strategi
Penyiaran Injil Rasul Paulus dan Jenis-jenis Pelayanan lainnya.
Ø Diharapkan untuk para pelayan/kader-kader muda dari suku
Damal, agar dapat memantapkan dan memahami Misi holistik masa kini di berbagai
bidang pendidikan, kesehatan, sosial, politik, dan dalam tugas pelayanan.
Ø Diharapkan gereja di Kabupaten Puncak Papua dan
Kabupaten Mimika, dapat lebih mendalami dan mengatur strategi pelayanan yang
kontekstual di Tengah-tengah suku Damal/Amungme, suku Dani dan beberapa suku
lainnya, dengan melihat jejak pelayanan dan iman Pdt. Elimelek Komangal dan Para
tokoh sejarah gereja lain.
G. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan sesuatu yang
diangkap benar untuk alasan atau pengutaran pendapat, meskipun kebenarannya
masih harus dibuktikan. Ari Prahasta (2003: 153), hipotesis adalah
aggapan dasar; sesuatu yang dianggap benar untuk alasan pendapat meskipun
kebenarannya masih harus dibuktikan. Hipotesis sebagai suatu jawaban yang
sifatnya sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti sampai dibuktikan
melalui data yang terkumpul maka penulis mengemukakan beberapa hipotesis atau
jawaban sementara ialah:
Ø Jika kesetiaan
dan pengorbanan dalam Penyiaran Injil yang dapat dilakukan oleh Pdt. Elimelek
Komangal dalam tugas pelayanan Pemberitaan Injil sehingga suku Damal/Amungme,
dan beberapa suku di Pengunungan Tengah boleh dapat menerima Injil dan menjadi
orang-orang yang bertanggung jawab dan mandiri.
Ø Ada pengaruh luar yang bergejolak sosial maka hasil pelayanan pada masyarakat
Damal/Amungme dan beberapa suku lainnya mengalami kemunduran iman.
Ø Dalam
merealisasikan pelayanan holistik masa lalu dan masa kini Rohani-Rohani PI,
Pendidikan, kesehatan dan ekonomi maka tanggung jawab sebagai orang Kristen
yang dipanggil dan diutus dapat dipelihara dan dipertahankan.
H. PENJELASAN
ISTILAH
Untuk
memberikan pengertian tentang Judul Penulisan Skripsi ini, maka perlu diberikan
pengertian terhadap beberapa istilah dibawa ini yaitu:
1. Kisah: Menurut
kamus umum bahasa indonesia. Ari Prahsata 2013 Hlm 155. Cerita
tentang kejadian dalam kehidupan, riwayat
dongeng, mengisahkan menuturkan cerita, menceritakan suatu peristiwa
atau kejadian: kisah maka penulis berpendapat bahwa, semua kisah maupun semua
peristiwa yang dialami oleh Pdt. Elimelek Komangal Merupakan sumbangan bagi
jemaat masa kini dan masa depan
2. Hidup: menurut
kamus umum bahasa indonesia. Ari Prahsata 2013 Hlm 155. masih
bernapas dan bergerak; masih ada sebagaimana mestinya. Menghidupi membiarkan
hidup, tidak membunuh memberi nafka, memelihara.
3. Pelayanan:
teladan pelayanan Kristen disajikan dalam pelayanan Kristus, yang datang bukan
untuk dilayani melainkan melayani (Matius 20:28). (Markus 10:45), kata kerja
yang dipakai dalam ayat-ayat ini adalah: DIAKONIA yang melukiskan pelayanan di
meja makan, dan mengingatkan kembali peristiwa tatkala Yesus membasuh kaki
murib-murib-Nya (Injil Yohanes 13:14). Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Vol 1, Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 1995.
4. Pedeta: kamus
Umum bahasa Indonesia. Ricky Mudjiono. FX. Dicky Prihermono W. Scientific
Press, 2008. Pertapa, pemuka agama Hindu atau Protestan. Menurut pendapat
penulis bahwa, kalau seorang Pedeta berhak untuk melakukan pelayanan Sakramen
di gereja, kalau Gembala atau Pendeta setempat ada halangan.
5. Komangal:
Komangal merupakan salah satu marga yang terdapat dalam Suku Damal, dan marga
Komangal menetap di daerah Puncak Papua dan daerah Kabupaten Mimika.
I. SISTEMATIKA
PENULISAN
Skripsi ini akan dibahas dalam
beberapa bagian atau Bab yaitu, Bab Pertama pendahuluan, Latar belakang
masalah, Pokok Masalah, Perumusan masalah, Pembatasan masalah/Lingkup masalah,
Tujuan penulisan, Manfaat penelitian, Hipotesis, Penjelasan istilah dan
Sistematika penulisan. Bab Dua Telaah kepustakaan terdiri Tokoh-tokoh Alkitab,
dan Tokoh Sejarah Gereja. Bab tiga terdiri dari Jenis Penelitian, Waktu dan
lokasi penelitian, Sumber data (data Primer dan data skunder) Variabel
penelitian, Populasi dan sampel, Teknik pengumpulan data (Observasi, Wawancara,
angket dan study pustaka), Teknik analisis data, Kerangka berpikir. Bab empat
terdiri dari Hasil penelitian dan pembahasan, Keadaan umum orang Damal, Letak
geografi, Keadaan iklim, keadaan Gereja, Keadaan Pemerintahan, Lembaga
pendidikan, Pos pelayanan kesehatan, Keadaan kebudayaan. Pekabaran Injil
diantara orang Damal dan Dani, Kisah hidup dan pelayanan Pdt. Elimelek
Komangal, Biografi Pdt. Elimelek komangal, Elimelek Komangal dipanggil menjadi
hamba Tuhan, Kebiasaan hidup Pdt. Elimelek Komangal, Pelayanan Elimelek
Komangal di daerah orang Damal, Pelayanan di daerah orang Dani dan orang
Dem/Delem, Pelayanan di daerah Amungsa. Strategi pelayanan Pdt. Elimelek
Komangal, Tantangan dalam pelayanan, Jenis-jenis pelayanan, Hasil pelayanan.
Bab lima Penutup terdiri dari Kesimpulan, Saran-saran, Daftar kepustakaan, dan
Lampiran-lampiran.
BAB II
TELAAH KEPUSTAKAAN
A. TOKOH-TOKOH ALKITAB
1. Kisah Hidup Dan Pelayanan
Nabi-nabi
Nabi
adalah seorang hamba Tuhan yang dipanggil untuk menyampaikan pesan Allah kepada
manusia (Kamus LAI, 2002). Nabi adalah pembawa nubuat, utusan Tuhan,
untuk membawa berita dari Allah (Pius A. Partanto dan dalla Allo Barry,
1996). Kamus modern bahasa indonesia, kamus lengkap bahasa Indonesia Drs.
Rizky maulana. Dra Putri Amelia; Penerbit lama bintang surabaya (Nabi adalah
utusan Allah orang terpilih karena keimanan dan akhlaknya yang baik, sehingga
diangkat Allah menjadi utusan-Nya untuk menyebarkan agama Allah di muka bumi.
Nabi dan gelarnya ada empat macam, yaitu pelihat Abdi Allah, hamba Tuhan, dan
utusan Tuhan fungsi gelar dari keempat gelar kenabian berbedah-bedah karena,
ada yang juru bicara, pelihat bernubuat, secara langsung, meramalkan dan
memberikan bimbingan, mengumumkan penghukuman, menjelaskan hukum taurat,
memperingatkan dan menegur dan memanggil bangsa-bangsa untuk bertobat (Yes
58:1; 40:1-28; Mat 4:4). Jenis-jenis kenabian yaitu: Nabi membimbing seperti
Musa dan Samuel, nabi yang punya visi Daniel sampai Zakaria, nabi dengan
perkataan Kitab Suci adalah Yesaya. Tipe-tipe kenabian, pastoral, nabi
Penginjilan, Rasuli, dan nabi untuk bansa-bangsa (Steven Agustinus 2000;
19-20).
2. Kisah Hidup Dan Pelayanan
Imam-Imam
Jabatan
imam sangat penting dalam kehidupan orang Israel, karena mereka punya tugas
seperti: mempersembahkan korban, mengadakan doa syafaat, dan memberi berkat
kepada umat (Kamus LAI, 2002). imam yang berbicara kepada Allah
berhubungan dengan Allah untuk umat. Dalam agama Yahudi imam berperan sebagai
pemimpin ibadah umum, menyiapkan korban dan membimbing doa khusus (Ensiklopedi
Alkitab Praktis 1992:55). Jenis-jenis imam adalah: imam besar, imam kepala,
imamat (orang Lewi). Imam besar adalah dapat diwariskan oleh ayahnya kepada
anaknya dan jabatannya lebih besar dan bertugas untuk mengatur pekrjaan imam
kepala dan imamat orang Lewi (Ensiklopedi Alkitab Praktis 1992:55).
Sedangkan pekerjaan imam kepala adalah mempersembahkan korban, mengadakan doa
syafaat, dan memberi berkat kepada umat jadi berhubungan dengan Allah (Kamus
LAI, 2002). Dan pekerjaan imamat orang Lewi adalah seperti; mengurus an
menyelengkarakan upacara dan korban-korban hari raya orang Yahudi dan mengurus
Alat-alat musik dalam kemah suci (Denis Gren; 2001:15), melakukan
peradiln dan mengajar rakyat, menyanyi, dan lain-lain (Dr. F. L. Baker,2000:
360).
3.
Kisah Hidup Dan Palayanan Raja-Raja
Raja
pemimpin Rakyat pada kerajaan. Saul adalah Israel yang pertama dan sebelum
memilih raja-raja manusia maka Allah, sendiri memerintah dan menjadi raja dari
zaman adam sampai saul. Memerintah menurut kehendak Allah dan mengajar agar
bangasa pilihan Allah, untuk tidak dipengaruhi oleh bangsa-bangsa kafir. Tugas
raja adalah memerintah/memimpin umat berdasarkan kehendak Allah
(kekudusan/kebenaran). Dalam perjanjian Lama nabi-nabi, imam-imam, dan
raja-raja, yang dipilih adalah orang-orang yang telah dilegistimasi oleh Tuhan (dan oleh manusia). Agar mereka
melayani manusia dengan tujuan supaya menjaga keharmonisan antara manusia
dengan Allah. Orang-orang yang dipilih tidak dilihat dari apa yang ada di depan
mata manusia tapi Tuhan yang melihat hati. (I Samuel 16:7) .
4.
Kisah Hidup Dan Palayanan Tuhan Yesus
Menjejaki Bapak
pelayanan Tuhan Yesus, di bumi (Lukas
4:18-19), pelayanan Tuhan Yesus adalah realisasi Misi holistik, karena
berkhotbah, mengajar, memberi makan dan memberi kesembuhan. Ia melayani manusia
sesuai kebutuhan, yang ada seperti orang sakit, orang berdosa, orang kafir,
orang lapar dan orang yang mengalami tindakan kekerasan. Dasar pelayanan Tuhan
Yesus adalah Kasih (Matius 9:36). Sasaran pelayanan Tuhan Yesus adalah orang
yang ada di desa dan kota. Tujuan pelayanan Tuhan Yesus adalah (Matius 6:10)
“datanglah kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di Sorga”.
5.
Kisah Hidup Dan Palayanan Para Rasul.
Wujub/Realisasi amanat agung Yesus Kristus kepada Murib-murib-Nya
(Matius 28:19-20; Kis 1:8), yang diteruskan oleh Para Rasul, seperti: Petrus,
Paulus, Yohanes, Yakobus, dan lain-lain. Panggilan dan pengutusan Para Rasul
adalah: Untuk meyebarkan pemerintahan Allah di bumi. Dasar pemberitahan mereka
adalah tentang Yesus berhungan dengan kelahiran, kehidupan, pekerjaan kematian,
kebangkitan, kenaikan, dan keturunan (Rohol Kudus) serta kedatangan Yesus
Kristus jenis dan kegiatan yang dilakukan oleh Para Rasul adalah berkhotbah
(Rasul Petrus Kis 2), mengajar, menyembuhkan sakit dan penyakit dan usaha-usaha
sosial (Rasul Paulus Tukang Kemah Kis 18:1-4), dan mencari nafka dengan cara
ini ketika ia berada di suatu tempat
(Baca Kis 20:34; 1Tes 2:9; II Tes 3:8), selain itu mengadakan pendekatan
dengan budaya orang Yahudi dan agama Romawi.
B. TOKOH SEJARAH GEREJA
1. Kisah Hidup Dan Palayanan Robet Alexander
Jaffray
Berikut ini
adalah Kehidupan Robet Alexander Jaffray dapat dirumuskan oleh penulis dari dua
buku: Karya Kristus di Indonesia (oleh Redger Levis:2007:23-76)
dan tokoh-tokoh Kristen Yang Mewarnai Dunia; (Rudi. N Assa.2002:63-70).
Ia dilhirkan
tanggal 16 Desember 1873, di Scotlandia.
Ia dilahirkan dari keluarga yang tidak memiliki keseimbangan Rohani. Karena
ayahnya (Roberth Jaffrai) seorang yang dingin terhadap kekristenan tetapi
mamanya adalah (Sarah Bugg) sangat aktif ke Gereja.
Pada
masa kecil ia menjadi seorang anggota atheis sejati. Sayang ia kena penyakit
jantung dan gula. Syukur pada usia 16 tahun ia bertobat melalui berkat
ketekunan dan usaha guru Sekolah Minggu Annie Gowan di gereja Presbiterian.
Beberapa tahun kemudian ia mendengar khotbah Pendeta AB. Simpson dan mengugah
hatinya untuk memberitakan Injil ke daerah lain.
Ia
mengalami kesulitan menjadi hamba Tuhan, karena ayahnya tidak setuju. Oleh
karena kerelaan dan kesedian untuk mengadakan pelayanan maka ia diangkat
menjadi ketua PI di Tionkok. Disana ia mengadakan beberapa jenis pelayanan:
membuka dan pimpin Sekolah Alkitab, buat tulisan/majalah-majalah dan
selanjutnya mendirikan sebuah penerbitan adalah hasil bantuan dari Kanada.
Dalam tahun 1920-an di Tionkok selama 77 hari terjadi
pengepungan. Kemudian kota ini menjadi bersimbah darah, beberapa orang mati
menganaskan. Dalam situasi ini menuntut keberanian. Ada utusan misi yang lain
terkepun dan kenah peluruh. Ia bersama timnya berdoa dan berusaha menolong
teman-temanya. Ia berani berhadapan dengan perampok dan ada yang sadar bertobat
ketika Rob berkhotbah.
Kemudian Rob meninggalkan disitu dan pergi melayani di Cina/Vietnam.
Berhasil mengabarkan Injil disana. Tetapi karena pecah perang dunia pertama
maka ia meninggalkan dari situ.
Dalam tahun 1928 Jaffrai tiba di Indonesia tepatnya di
Makasar. Memulai pelayanan dengan strategi: membuka Sekolah Alkitab, Penerbitan
(Kalam Hidup) dan Gereja pusat. Aplikasi pelayanan: 1) Mendirikan Sekolah
Alkitab, 2) mendirikan percetakan.
2. Kisah hidup Dan
Palayanan Pendeta Rumainum
Pada 1959, Rumainum
mengupayakan agar ditempatkan satu pendeta GKI di Wamena, yaitu Pendeta Zet
Rumere. Jemaat wamena ternyata tidak berdiam diri melainkan. merasakan
panggilan untuk memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus kepada orang-orang
di Balim dan sekirnya. Oleh. Ismail Roby Silak (Januari 2011).
Anggota-anggota jemaat di
Wamena dalam tugasnya, sebagai tenaga pemerintah tiap hari berhubungan dengan
orang-orang Balim mereka di undang mengikuti kebaktian dan pendidikan Kristen
ada yang mengikuti katekisaksi, karena mau memberikan diri di Baptis. Begitulah
terjadi hubungan ke kampung-kampung asal
orang Balim jemaat GKI di Wamena diminta mengirim Penginjil kesitu, Khususnya ke daera
Kurima Penginjil M. Fosba (Alm) tiba di
Wamena dan mulai bekerja di kurima pada 24 September 1960, Dr. Vriend dan saya
sendiri tiba di papua waktu samasekali
belum jelas dinama daerah baru untuk GKI. Kepala penerbangan MAF di sentani ,
D.Steiger .H dan pilot B. Johanson bersama Rumainum, Dr.Vriend dan saya sendiri
beberapakali mengadakan penerbangan survey diatas lembah Heluk danYahuli. Dalam satu rapat
diantara GKI ,MAF dan CAMA baru MAF secara resmi bersedia terbang untuk melajani kebutuhan GKI .
3.
Kisah Hidup Dan Palayanan Santo Fransiskus
Hidup
dan karya Santo Fransiskus dapat dirumuskan dari buku: 100 Pemimpin Spritual
yang Mempengaruhi sepanjang Sejarah Dunia; oleh: Samuel Willard Crompton
(2008:75-76). Ia adalah seorang Kudus Kristiani yang dilahirkan di kota
Asisi di Urumbia, Italia. Tahun 1206 karena mengikuti kampanye militer, maka ia
menderita penyakit parah. Di tengah kemalangan itu ia bermimpi dan mendengar
ada suara yang berkata “mengapa engkau meninggalkan Tuhan...?” dan semangat itu
dikobarkan oleh sebuah perintah yang di dengarnya bahwa “Fransiskus Perbaikilah
rumahmu”.
Lalu tahun 1209, Fransiskus mendapatkan sebuah
penglihatan lagi segala kesederhanaan dan dengan segala kerendahan hati
berjalan maju untuk meneruskan kabar baik dari Tuhan itu, karena melihat segala
kesederhanaan dan kerendahan itu menjadi kesan baik sehingga ada beberapa orang
laki-laki dan perempuan mengikutinya. Orientasi tugas Fransiskus dan
pengikutnya mengutamakan pelayanan mereka adalah memperdulikan orang miskin,
merawat orang-orang sakit dan mengadakan ibadah-ibadah.
Fransiskus dan pengikutnya mendapat dukungan dari Paus
Innocent III, karena Paus minilai bahwa pelayanan mereka adalah semirip dengan
apa yang diajarkan oieh Kristus adalah diakui sebagai salah satu ordo.
Tahun 1221 Fransiskus mendirikan Ordo ketiga untuk
orang-orang yang mengabdikan hidupnya untuk menolong orang-orang miskin dan
yang sakit. Menjelang ajal Fransiskus mengalami luka-luka yang muncul di tangan
dan kaki tepat dimana Tuhan Yesus terluka lalu ia meninggal dunia tahun 1226.
4. Kisah Hidup Dan
Palayanan Dr.H.L.Senduk
Kesanggupan seorang pemenang jiwa itulah kuasa Allah yang di dalam dia.
Kita tak dapat menangkan seorang jiwa pun tanpa kuasa Allah. Kampang saja
membentuk club/perkumpulan duniawi dalam lapangan sosial, kesenian, kebudayaan,
dan sebagainya tetapi sukar sekali untuk membawa orang-orang kepada Kristus.
Jemaat Tuhan itulah pekerjaan Rohol Kudus, semata-mata di dalam dan oleh kita.
Kalau
kita tak sanggup menangkan jiwa, itu artinya kita tidak memiliki kuasa Allah.
Sebaliknya benar, lebih besar kuasa Allah di dalam kita, lebih banyak pula
jiwa-jiwa yang akan kita menangkan buat kerajaan surga. Inilah perkara yang
pertama yang tiap-tiap pemenang jiwa harus mengetahui. Ia harus dipenuhi dengan
kuasa Allah. Tuhan Yesus berkata: “tanpa Aku kamu tidak bisa berbuat
apa-apa.”(Injil Yohanes 15:5), itulah sebabnya Ia memerintahkan kepada
murib-murib-Nya supaya mereka jangan dulu berbuat apa-apa melainkan tunggu di
Yerusalem, sehingga kamu menerima kuasa dari sorga yaitu perjanjian dari Bapa
(Ki Ras 1:8). Murib-murib Kristus yang pertama telah mentaati perintah Tuhan
ini. Mereka menunggu dalam doa sehingga mereka dipenuhi dengan Rohol Kudus.
Inilah urapan Roh yaitu kuasa Allah, yang menyanggupkan kita untuk melepaskan
orang-orang berdosa dari segala rantai dosa dan Iblis, orang-orang sakit dari
segala rantai penyakit. Oleh Dr.H.L.Senduk (17).
Dengan
dipenuhi Rohol Kudus, kita akan bernyala-nyala dengan cinta Tuhan, sehingga
dapat kita mengasihi jiwa-jiwa sama seperti Tuhan. Kita mau berkorban, mau
melayani, mau memikul Salib, mau sengsara bahkan mau mati sekalipun untuk
keselamatan jiwa sesama kita manusia (1 Yoh 3:8; Rom 5:5 Yoh 13:34-35)
Cinta
Allah yang bernyala-nyala dalam hati kita itulah kesanggupan kita, karena
dengan cinta kita bisa menang dalam segala perkara. Kesanggupan ini adalah
perjanjian Tuhan bagi tiap-tiap anak-Nya. Dalam Lukas 11:13 Tuhan Yesus
mengajak supaya kita sekalian “berdoa minta kepenuhan Rohol Kudus”. Inilah
sungguh kehendak Bapa supaya kita semua menerima kepenuhan Rohol Kudus, karena
itulah kesanggupan kita untuk menangkan jiwa.
5.
Kisah Hidup Dan Palayanan Pdt. Klaus Reuter
Pdt. Klaus Reuter berasal dari
salah satu kampung kecil yang bernama Fischelbach di Jerman dengan jumlah
penduduk kurang lebih 800 jiwa 1962, Klaus Reuter diterimah sebagai siswa
diseminar Rheinische Mission di Wuppertal, Jerman. Seminar itu adalah lembaga
pendidikan khusus untuk Missionaris yang bersedia di luar negeri siswa-siswanya
sebagian besar pemuda yang bersedia didik Untuk menjadi Missionaris. Lembaga
pendidikan ini didirikan pada tahun 1823; oleh Zending di Jerman, yaitu
Rheinische Mission. Lembaga
pendidikan ini menerima siswa yang sudah didik dalam berbagai pengetahuan dan
keterampilan yang mereka butuhkan dalam pelayanan, sama seperti Ottow dan
Geissler sebagai utusan sending pertama ke papua pada tahun 1855 di mansinam
Manokwari mereka belajar Alkitab Teologi, Penginjilan ilmu Agama Teologi
praktika dan lainnya. Oleh Ismail Roby
Silak (Januari 2011). Klaus Reuter yang sebelumnya sudah didik sebagai
ahli listrik masuk di seminar sekolah Missonaris itu pada tahun 1962.”
6.
Kisah Hidup Dan Palayanan Alberth Schweitzer,1875-1965
Hidup
dan karya Alberth Schweitzer, dapat
dirumuskan dari buku: 100 Pemimpin Spritual yang mempengaruhi sepanjang Sejarah
Dunia; oleh: Samuel Willard Crompton (2008:169-170). Dan dari buku;
Tokoh-tokoh Kristen Yang Mewarnai Dunia; (Rudi. N Assa.2002:13-19).
Sebagai seorang dokter, musisi dan pengabdi masalah
kemanusiaan. Meninggalkan mimbar dan memilih rimba sebagai mimbamya. Albert
Schweitzer, dilahirkan di Rayserberg, Alsace (sebuah provinsi di Jerman), pada
14 Januari 1875 sebagai seorang putra Pendeta. Pada masa kecilnya sakit dan
penyakit adalah bagian dari hidupnya. Dengan penuh kasih sayang kedua orang
tuanya merawat anak kekasihnya.
Setelah menyelesaikan studinya ia bekerja sebagai
pendeta di Strasbourg dan mengadakan konser-konser musik dan ceramah-ceramah
tentang musik secara bergilir ke daerah-daerah.
Tahun 1896, ia
merasa bahwa kebahagiaan yang dirasakan adalah tampaknya sia-sia, karena ketika
membaca majalah pekabaran Injil yang mengisahkan tentang keberadaan orang
Afrika yang berada dalam kondisi keterpurukan tentang kesehatan dan kemiskinan.
Yang mana daerah itu tidak ada tenaga dokter dan juru rawat. Di Afrika
membutuhkan tenaga dokter, sedangkan Albert adalah doctor dibidang musik,
filsafat dan teologia. Pada 13 Oktober 1905 Albert memberitahukan kepada
teman-temanya dan keluarganya tentang komitmennya untuk masuk di Fakultas
Kedokteran. Hal itu dianggap gila dan lucu karena bagaimana seorang profesor
kembali menjadi mahasiswa. Ia menyelesaikan kuliah di Fakultas Kedokteran pada
17 Desember 1911.
Suatu
catatan hariannya sebelum ia berangkat ke Afrika bahwa: Aku merasa kegembiraan
mengikuti panggilan sebagai seorang pendeta, aku telah banyak berkhotbah dan
mengajar, aku sudah cukup banyak berkata-kata, sekarang aku ingin mempraktekan
kata itu menjadi perbuatan; aku telah bertekad menjadi seorang dokter rimba.
Alberth dan istrinya tiba di Afrika 20 Mei 1913.
Kehadiran Albert disana merasa bersyukur sebab selain penyakit jasmani
terobati, iman mereka kepada Yesus bertumbuh. Mereka disana melayani selama
berpuluh-puluh tahun sehingga tahun 1954 dianugrahi nobel perdamaian.
7.
Kisah Hidup Dan Palayanan Bunda Tresa,1910-1997
Kehidupan dan perjuangan Bunda
Tresa, dirumuskan dari buku: 100
Wanita Paling Berpengaruh Sepajang Masa; Oleh: Deborah G. Ferder (2008:139-143). Lahir diantara
keluarga Albania di Skopje, Makedonia, pada tahun 1910, ayahnya adalah pedagang
bahan makanan. Sejak usia 17 tahun pergi ke Irlandia untuk bergabung dengan
biarawati-biarawati. Ia belajar bahasa Inggris. Ia mengajar salah satu sekolah
biarawati. Namun ia menerima apa yang disebutnya sebagai panggilan sejak tahun
1946.
Adalah Biarawati yang berjasa baik, karena komitmen dan
panggilan ilahi-Nya. Ketika ia meninggalkan tugas yang mulia sebagai Biarawati
di Calkuta, dan ia datang ke suatu kampung yang disebut kumuh. Hidup
bersama-sama dengan orang-orang di kampung yang kumuh ituhbiskan menjadi imam
pada tahun 1942. Dia menjadi pendamping uskup tahun 1970 dan dalam bulan
Februari 1977, ia dilantik menjadi Uskup Agung untuk seluruh El Salvador.
Sampai tahun 1970, Romero bertahan pada penafsiran
doktrin Katolik yang moderat dan tradisional. Tapi ia percaya bahwa gereja
harus melayani kebutuhan orang miskin dan yang terluka tetapi jangan melibatkan
diri dalam kontraversi-kontraversi politik maupun sosial.
Pada
tahun 1977, El Salvador merupakan negeri yang sedang bergejolak karena
orang-orang hidup dalam berbagai kemiskinan dan hanya sedikit sekali kesempatan
untuk memperbaiki hidup bahwa karena orang-orang bersenjata berkeliaran di
jalan-jalan.
Tahun
1979, ia didominasikan untuk menerima nobel perdamaian karena membela kaum
miskin di negerinya, tetapi hal itu telah gagal karena musuh selalu mengejar
dan dibunuh. Bulan maret 1980, ketika sedang merayakan Misa (di dalam gereja).
Romero adalah salah satu dari sejumlah orang yang mati karena ia berupaya
membebaskan orang-orang tertindas. Romero menjadi pahlawan bagi orang-orang
yang mendukung terwujudnya keadilan sosial.
8. Kisah Hidup Dan
Palayanan Oleh
Tokoh Gereja Kingmi Papua Dalam Transformasi
Gereja
Setelah
pergumulan panjang untuk mentransformasi mutu struktur organisasi gereja-gereja
kemah Injil sesuai dengan kebutuhan dan konteks di tanah papua dalam KONAS di
Bogor dan konferensi GKII wilayah Papua yang ke VIII di Nabire baru-baru ini,
maka sampailah kita pada keputusan penting sebagai garis besar pelayanan yang
harus ditindak lanjuti bersama-sama gereja-gereja kemah Injil Kingmi (KINGMI),
Papua sesuai dengan konferensi GKII wilayah Papua tanggal, 26-29 Juli 2006 di
Nabire. GKII wilayah Papua dengan sendirinya sudah dibubarkan, dan gereja kemah
Injil di Tanah Papua dan Papua Barat ini dengan sendirinya sudah resmi menjadi
sinode Gereja Kemah Injil (KINMGI) Papua. Utuk menindaklanjuti
keputusan-keputusan tersebut, badan pengurus Sinode Gereja Kemah Injil
(KINGMI), Papua telah menetapkan program D-4 sebagai program resmi Sinode
Kingmi Papua dalam raker Sinode perdana tahun lalu. Oleh. Panitia
Pelaksana. (Sorong 15 November 2005).
Gereja Kemah Injil Kingmi Papua tentu hadir disini untuk
memperbaharui dunia ini bagi kerajaan-Nya. Sebagaimana kata Tuhan Yesus dalam
Injil Yohanes kepada murid-muribn-Nya, bahwa kamu bukan dari dunia ini, tetapi
kamu ada di dalam dunia ini” (Injil Yohanes 17). Maksud keberadaan gereja di
dunia ini adalah untuk melaksanakan misi Allah (Missio Dei), itu sendiri pada dunia
ini. Gereja harus memandang dunia ini sebagai milik Tuhan yang diberi pekerjaan
dan diutus kedalam dunia ini untuk berkarya bagi pemilik-Nya. Tugas utama yang
diberikan oleh pemilik dunia ini. Untuk menjaga dan memelihara dunia ini,
sehingga Allah dihadirkan dalam dunia ini. Dunia pada saat ini menghadapi
berbagai kritis multidimensi. Gereja di papua khususnya gereja kemah Injil
(KINGMI), di Papua sedang berada dan mengumuli konflik yang besumber dari
aspek-aspek dibawa ini. Pertama aspek peralian budaya. Kedua masalah,
kependudukan dan kemajemukan, masalah politik dan pelangkaran hak-hak dasar
umat Tuhan di tanah Papua, yang masih belum ditangani baik.
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Jenis
Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan Skripsi ini, ialah
deskriptip. Menurut Koenjaraningrat, (1986:63). Penelitian deskritif adalah suatu metode dalam
penelitian status kelompok manusia, suatu proyek, suatu sel kondisi suatu
sistem penulisan atau kelas peristiwa pada masa sekarang. Menurut Kamus kamus
umum bahasa indonesia. Ricky Mudjiono FX. Dicky Prihermono W. (2008:99).
Bersifat mengambarkan apa adanya, bersifat deskripsi.
Metode deskriptif di atas selain
dipakai dalam pengumpulan data yang meliputi analisa dan interprestasi mengenai
makna data tersebut. Ubahan Deskritif yang layak dapat menyelidiki dan
memecahkan masalah yang berlangsung masa sekarang serta tertuju pada masalah
aktual (Sudarso Bahar 1986: 33). Penulis memusatkan perhatian dalam
memberi penilaian atas misi pelayanan Penyiaran Injil dan dampaknya terhadap
Jemaat-jemaat di gereja Distrik Beoga Kabupaten Puncak maupun Distrik Kwamki
Narama Kabupaten Mimika, pendekatan study yang digunakan adalah study tentang
tokoh dalam menghadapi persoalan Teologi, Sosial Ekonomi, Pendidikan,
Keagamaan, Budaya, dan Politik. Di lapangan dalam membawa Amanat Agung
berdasarkan Matius 28:19-20; dan Kisah Para Rasul 1:8. Sehingga dalam
pemberitaan Injil dapat memenuhi kebutuhan jemaat.
B. Waktu Dan
Lokasi Penelitian
a. Tempat penelitian
Tempat
penelitian ada dua tempat Kabupaten Mimika Distrik Kwamki Narama, dan Kabupaten
Puncak Papua Distrik Beoga Provinsi Papua.
b. Waktu penelitian.
Penelitian
dilaksanakan selama tiga bulan dimulai dari seminar usulan penelitian sampai penyelesaian
laporan penelitian
C. Sumber Data Mengacu Pada Dua Sumber
Yakni:
a.
Data primer
Adalah data yang dapat diamankan melalui pengamatan
secara langsung di lapangan penelitian berhadapan dengan objek penelitian.
b.
Data sekunder
Data sekunder adalah: data yang diperoleh melalui
catatan tertulis surat majalah buku-buku dan arsip.
D. Variabel
Penelitian
Variabel adalah suatu yang akan
menjadi objek penelitian. Variabel adalah sebagai faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Untuk itu, menurut “Husein Usman dan
Purnomo, Variabel bebas adalah: “Ubahan yang menjadi sebab perubahannya atau
tubuhnya variabel independent. Sedangkan variabel terikat yang dipengaruhi dari
adanya pengaruh indenpendent” (Husein Usman dan Purnomo, 1996: 9-10).
Penulis sebagai Peneliti dengan melihat masalah yang ada pada objek peneltian
serta upaya untuk mendapatkan gambaran tentang Kisah Hidup Dan Pelayana Pdt.
Elimelek Komangal maka Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah: kisah hidup
dan pelayanan Pdt. Elimelek Komangal dalam pelayanan penyiaran Injil.
Ø
Pelayana Penyiaran Injil
Ø
Mengenal kebutuhan jemaat
Ø
Mengarahkan
Ø
Menjadi teladan
Ø
Menegur
Ø
Memberi pujian dan
Ø
Mendoakan
b.
Variabel terikat adalah: Pertumbuhan Rohani jemaat
Ø
Sikap
Ø
Moral dan
Ø
Perilaku
E. Populasi Dan Sampel
a.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian, apabila seorang ingin meneliti semua elemen yang ada di wilayah
penelitian, maka penelitian itu merupakan penelitian populasi (Suarsimi
Arikunto). Populasi adalah keseluruhan yang terdiri dari manusia hewan
tumbu-tumbuhan gejala setiap tes atau peristiwa sebagai sumber yang dimiliki
data karateristik dalam suatu penelitian (Sutrino hadi), dengan demikian
populasi merupakan keseluruhan dari suatu objek penelitian yang menjadi sasaran
penelitian. (Ari Prahasta 2003: 342). Populasi adalah Penghuni suatu
tempat, jumlah orang yang mempunyai kesamaan ciri, sekelompok orang, benda atau
binatang yang menjadi pengambilan sampel.
b.
Sampel
Menurut
Subarsini Arikunto (1989: 106) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian
dari populasi. Selanjutnya Handri Nawai (1990:144), menjelsakan bahwa
sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi sumber data, satu penelitian.
Jadi penelitian hanya dilakukan terhadap sampel tidak terhadap populasi, tetapi
kesimpulan penelitian mengenai sampel itu akan generalisasikan terhadap
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
reprensetatif (Mewakili), adalah sebagian invidu yang dapat diteliti (Sutrino
Hadi), atau wakil populasi yang diambil,
jadi dalam penelitian ini sampel adalah sebagian kecil dari Pdt.
Elimelek Komangal.
F.
Teknik Pengumpulan Data
a)
Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dimana
peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejalah-gejalah subjek
yang diteli, pengamatan dilakukan dalam keadaan yang sebenarnya (Moh.Nasir,
1998).
b)
Wawancara
Wawancara merupakan teknis pengumpulan data dengan
menggunakan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan
berlandaskan pada tujuan penyelidikan pada umumnya daya/lebih hadir secara
fisik dalam proses tanya jawab itu. (Sutrisno Hadi 1996)
c)
Angket (Kuisioner)
Angket yaitu daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah
tertentu dengan ruang untuk memilih jawaban atau mengisi jawaban setiap
pertanyaan. Ari Prahasta. (2003: 22). Dan angket adalah usaha
pengumpulan informasi dengan menyampaikan informasi dengan menyampaikan
sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden (Handri
Nawawi, 2001: 117).
d) Study pustaka
Study pustaka adalah mempelajari buku-buku atau
literatur yang relevan dengan masalah atau topik penelitian. Sebagaimana
dikatakan Kartini Kartono (1986:67). Bahwa study kepustakaan adalahsuatu
kegiatan yang dilakukan dengan membaca serta mendalami beberapa referensi:
buku-buku, ensikopedia, majalah-majalah, dukumen-dukumen, jurnal dan
sejenisnya.
G. Teknik Analisis
Data
Penulis
menggunakan pendekatan tokoh-tokoh gereja, dalam study penulis menganalisis semua
dasar-dasar dan hukum-hukum, yang telah diterimah kebenaran dan memberi bobot
penilaian tokoh. Mengklatifikasikan data-data, sesuai dengan priodesasi
mengenai dampak positif dan visi pelayanan Penyiaran Injil dalam konteks
politik, culturan, social ekonomi, dan pendidikan yang dapat mempengaruhi
proses jalannya pelayanan Penyiaran Injil.
H. Kerangka
Berpikir
I. Gambaran umum
Kisah hidup dan pelayanan Penyiaran Injil
Dunia
|
1.
Tempat Nabi2, Imam2 dan Raja2:
dilahirkan,hidup
dan melayani
2.
Tempat Tuhan Yesus, lahir,
hidup dan
Melayani,
3.
Tempat Para Rasul;
dilahirkan,
dipanggil dan melayani
4.
Tempat pekerja sosial, dan kemanusiaan
dilahirkan,
hidup dan melayani
5.
Tempat dimana Pdt Elemelek Komangal dilahirkan hidup
dan melayani
|
Situasi kebudayaan
|
I.
Situasi keagamaan
|
II. Situasi sosial
|
III. Situasi
pemerintahan
|
II. Gambaran
Pelayanan Pdt Elimelek
Pdt. Elimelek Komanga. utusan Mat
28:19-20; Kis 1:8; Mat 24:14
|
Strategi Misi
Pelayanan Penyiaran Injil
|
Jenis-Jenis Pelayanan:
1. Penginjilan
2. PA
3. Pendidikan
4. dll
|
Sikon suku Damal/Amungme dan
beberapa suku pada masa pelayanan Pdt.
Komangal
|
Hasil Pelayanan Penyiaran Inji Pdt. Elimelek
Komangal dulu hingga sekarang
|
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. KEADAAN UMUM ORANG DAMAL
1. Keadaan Umum Orang Damal
Masyarakat suku Damal, memiliki
kepercayaan bahwa Hai, akan terjadi pada suatu saat nanti, tetapi
masyarakat Damal menemukan suatu hal yang baru mereka sering berkata bahwa Hai-akhiwitu-mo, artinya kami mengalami
kehidupan yang baru. Dalam kehidupan masyarakat Damal turun temurun sering
berkata bahwa Hai-o ena-wolek-e artinya sesudah generasi ke generasi suatu
saat akan terjadi Hai, atu kehidupan yang baru yaitu kehidupan yang
tidak bisa dibandingkan dengan kehidupan mereka pada saat itu sehingga, pada
umumnya untuk suku Damal ketika Missionaris membawa Injil ke daerah Ilaga dan
Beoga (Puncak Papua), mereka tidak tanya-tanya mengenai Injil yang diberitakan
itu, tetapi suku Damal langsung bangkit
dari kehidupan yang lama dan terima, karena mereka memiliki konsep mengenai
mitos Hai.
Menurut sejarah suku Damal, mereka
menyebar dari lemba Baliem/Seima, sampai di Ilaga Beoga dan sampai ke Amungsa
kini di sebut dengan Tembagapura. Mereka
telah mencapai pada generasi ke Sembilan (9), karena: a) menurut
Pendeta Gibbons (Misi C&MA), bahwa orang Damal terbagi dalam 80 Zaman dari
Adam hingga sekarang, b) menurut eksperedisi Inggris (Dr.A.F.R.Wolason, dkk)
pada tahun 1912, mendaki sampai di
Puncak Gunung Nemang Kawi, (Karteng) mereka telah menemukan bekas arang dan abu
dari leluhur orang Damal di salah satu Goa dan membawa ke Amerika untuk
memeriksa di laboratorium dan arang itu adalah ada dari 50 zaman yang lampau.
2. Letak Geografis
Suku Damal. Kawasan Damal/Amungme
terletak pada garis bujur 36’0. Bujur Timur. Garis lintang adalah 4’0 lintang.
Selatan di bagian Utara dan 4’0 16, lintang selatan di sebela selatan.
Di daerah Beoga perbatasan dengan sebelah Timur dengan Kabupaten Puncak
Papua atau yang sekarang disebut dengan Distrik Ilaga, Ilaga adalah daerah Suku
Damal dan Suku Dani. Sebelah barat perbatasan dengan Distrik Sugapa yang
sekarang kabupaten Intanjaya yang penduduknya adalah suku Moni. Sebelah selatan
perbatasan dengan Distrik Tembagapura Kabupaten Timika, yang pribumi suku
Damal/Amungme dan Kamoro ditambah dengan lima suku kerabatnya yaitu, Suku Moni,
suku Me, Suku, Dani, Suku Nduga, dan Damal. Sebelah utara perbatasan dengan
Distrik Pinna, dimana penduduknya suku Dem/Delem, Wono, Nduga dan Damal.
3. Keadaan Topografi
Keadaan topografi adalah menyangkut
gunung, telaga sungai dan keadaan tanah. Daerah Damal dikelilingi oleh
gunung-gunung yang menjulang tinggi, dan terdapat banyak aliran sungai.
Keadaan topografi di daerah
Beoga tidak bedah jauh dengan daerah lain di Pengunungan Tengah pedalaman
Papua. Namun di daerah Beoga ada tiga hal yang menjadi menonjol yaitu: pertama
di Beoga dikelilinggi oleh beberapa gunung yang ternama bagi masyarakat suku
Damal yaitu seperti; Gunung Enong Hau, Girunuru, Bongom, Kogop, Wina Kangi,
Munangtai, Nelokor, Hiwombuk dan Wondalo.
Kedua sungai yaitu, Beok-gong
(sungai besar) harus menyeberang dengan jembatan, dibawahnya seperti,
Ampono-gong, Milno-gong O,Dugno-gong, Jalapnogong, Wangno-gong, Jenalno-gong,
Bano-gong, dan Tanggino-gong.
Ketiga
keadaan Tanah yaitu di daerah Beoga memiliki tanah yang subur, karena, dilihat
dari salah satu contohnya adalah: masyarakat membuka perkebunan kopi dan
buah-buahan dan jenis tanaman yang lainnya, ternyata tanah di Beoga sangat
cocok dengan tanah industri pertanian yang baik, karena mengenai hasil bumi
dari Beoga sudah terbukti pada tahun 1980-sampai tahun 1995 PT. Freeport
Indonesia mengambil hasil bumi dari Beoga dalam satu minggu satu kali melalui
Helicopter datang dari Tembagapura untuk mengangkut hasil bumi dari masyarakat.
4. Keadaan Iklim
Keadaan berhawa dingin, dalam aktivitas
sehari-hari manusia bergantung pada kondisi alam (iklim). Kondisi iklim yang
terdapat di daerah Puncak Papua pada umumnya adalah tropik basah dengan suhu
udara maksimun 270°c sedangkan pertukaran musim hujan dan kemarau terjadi
secara bergantian.
5. Keadaan Gereja
Gereja Kemah
Injil Indonesia (GKII), wilayah Papua sudah menjadi Sinode Gereja Kemah Injil
(KINGMI), Papua sesuai dengan hasil konferensi GKII wilayah Papua pada tanggal
26-29 Juli 2006 di Nabire. GKII wilayah Papua dengan sendirinya sudah
dibubarkan, dan Gereja Kemah Injil di Provinsi Papua dan Papua Barat ini dengan
sendirinya sudah resmi menjadi Sinode Gereja Kemah Injil (KINGMI) Papua.
Di
Beoga ada beberapa dedominasi Agama
yaitu: Gereja Kemah Injil Kingmi (GKIP), Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII),
Gereja Khatolik dan agama Islam. Ketika terjadi reformasi Gereja dari GKII ke
Gereja Kemah Injil Kingmi Papua (GKIP), maka terjadi pecah belah namun jemaat
GKII hanya ada di daerah Beoga dua Gereja sedangkan semua jemaat di daerah
Beoga mayoritas jemaat (KINGMI).
Perkembangan sejarah Gereja pada tahun 1985-1990 banyak guru di datangkan dari
pulau jawa untuk pedalaman supaya mereka mengajar sekolah di Beoga mulai dari
SD sampai SMP, guru-guru yang di datangkan tersebut ada yang beragama Khatolik,
Islam sehingga yang datang dari Jakarta atau umat yang beragama Islam
mendirikan sebuah Mesjib di Beoga, kemudian pada tahun 1995 masyarakat tidak
setuju, karena setiap hari masyarakat Beoga terkanggu dengan aktivitas ibadah
dari umat muslim, dan pada tahun 1996 masyarakat melarang memasang toa di
Mesjid. Lalu mereka sepakat tanah yang dibangun mesjid itu ditarik kembali oleh
pemilik tanah akhirnya umat muslim saat ibadah tidak datang di Mesjid tetapi
mereka beribadah masing-masing di rumah.
Perkembangan gereja Khatolik,
orang–orang yang beragama khatolik datang di daerah Beoga melalui guru-guru
yang beragama khatolik dari Nabire dan daerah-daerah lain dari Papua yaitu
orang Me, dan orang Timur-Timur dan suku-suku yang lain, Gereja Khatolik tidak
bertahan lama di Beoga, karena guru-guru tersebut dapat di pindahkan lagi ke
daerah lain, kemudian Gereja Khatolik tidak dapat berkembang di daerah Beoga
karena semua umat yang menganut agama Khatolik selalu pindah-pindah daerah, karena mereka bukan masyarakat asli dari
Beoga kemudian Gereja ini bertahan paling lama dua tahun dan sekarang tidak ada
lagi. Kedua agama tersebut tidak dapat berkembang oleh kerena masyarakat Damal
tidak mendukung dan tidak dapat memberikan tempat untuk mereka. Wawancara Penulis Dengan Pdt. Alfon
Newegalen. Ketua Klasis Distrik Wangbe.
Pada tahun
1958 Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII), di daerah Beoga di buka oleh para
utusan Injil, dan beberapa penduduk asli memulai dari tahun itu, sampai dengan
hari ini, aktivitas ibadah berjalan dengan baik sampai dengan hari ini, sesuai
dengan harapan pemimpin gereja Pemerintah dan masyarakat setempat, di Kabupaten
Puncak Papau. Distrik Beoga berkedudukan di Milawak menurut data yang diperoleh
dari Klasis Beoga dan Sekretaris Distrik Beoga pada tahun 2011 bahwa ada 18.000
umat dari 19 Gereja/Jemaat.
6. Keadaan Pemerintahan
Kecamatan
atau Distrik Beoga ada sejak Pemerintahan Kabupaten Paniai Ibukota Nabire.
Sampai hari ini dan sejak ada pemekaran Kabupaten Puncak Jaya ada pemekaran
beberapa Distrik dari satu Distrik yaitu Distrik Beoga di mekarkan Distrik
Wangbe dan Distrik Gome. Dan sejak tahun 2008 ada pemekaran Kabupaten Puncak
Papua beribukota di Ilaga. Dalam kabupaten ini terdapat (8) Distrik, yaitu:
Distrik Ilaga, Distrik Beoga, Distrik Wangbe, Distrik Gome, Distrik Pogoma,
Distrik Sinak, Distrik Agandugume dan Distrik Dofo.
Tabel 1: Ada Beberapa Kampung Dari
Distrik Beoga yaitu sebagai berikut:
No
|
Nama Kampung
|
Kedudukan alamat
|
Ket
|
1
|
Puluk
|
Puluk
|
|
2
|
Puber
|
Puber
|
|
3
|
Kelandirukma
|
Kelandirukma
|
|
4
|
Daungber
|
Daungber
|
|
5
|
Tingilber
|
Tupia
|
|
6
|
Dingkibuma
|
Dingkibuma
|
|
7
|
Milawak
|
Distrik Beoga
|
|
8
|
Julogoma
|
Julogoma
|
|
9
|
Ogamki
|
Ogamki
|
|
10
|
Jampul
|
Jampul
|
|
11
|
Mugulip
|
Mugulip
|
|
12
|
Nungai
|
Nungai
|
Sumber Sekretaris Distrik Beoga 2011
Menurut Endemkion Newegalen, bahwa
dulu tidak banyak orang yang berpendidikan di SD, SMP, SMA maupun Perguruan
Tinggi. Karena jangkaun medan yang sulit dijangkau termasuk gejolak social
antar warga masyarakat. Tahun 1990, baru ada putra daerah bisa berpendidikan
baik, karena ada Pemekaran Kabupaten Puncak, Distrik dan Pampung-kampung.
Pemekaran menjadi pintu masuk karena, bisa membuka SD/SMP/SMA, dampak dari
pemakaran tersebut, banyak generasi Damal mengerti bahwa sangatlah penting
pendidikan di masa kini sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
7. Lembaga Pendidikan
Suku Mee dari Paniai selatan yang pertama
datang di daerah Beoga adalah Pdt. Moses Pakage (Amhr), pada tahun 1954 Bapak
Moses menyelesaikan Sekolah Rakyat di Bomou. Kemudian pada tahun 1957 Bapak
Moses menyelesaikan Sekolah (KPG), kesatuan Pendidikan Guru di Gakokebo, dan
melanjutkan Sekolah Alkitab di Enarotali, selama dua tahun (2), dari tahun
1958-1959 selama Bapak Moses menjadi Siswa ia juga dipercayakan untuk mengajar
pelajaran Bahasa Indonesia, dari pengalaman mengajar itu menjadi penilaian
khusus dari Misionaris tuan Sulz dengan teman-teman mempunyai perhatian khusus
pada Bapak Moses, saat yang sama juga Misionaris tuan Gibbons dari Beoga juga
membutuhkan tenaga guru mengajar, pada tahun 1960 pada tahun 1960 Bapak Moses
dengan istrinya Anike kotoki datang ke Beoga, kehadiran keluarga hamba Tuhan
ini warga masyarakat Damal di Beoga menyambut dengan baik kedatangan mereka di
Beoga, pada tahun yang sama Bapak Moses membuka Sekolah Persiapan dan dibantu
oleh istrinya Anike Kotoki, saat itu siswa-siswanya adalah Bapak-Bapak yang
sudah berkeluarga, Sekolah Persiapan ini berjalan selama dua tahun, dan
mejelang tiga tahun pada tanggal 19 September 1963 mendirikan sebuah Yayasan
yang diberi nama Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Gereja-Gereja Injili di
Irian Jaya disingkat menjadi YPPGI,
Yayasan ini dibentuk di Jayapura (Holandia) pada tahun yang sama.
Pada
tanggal 1 Oktober 1967 Bapak Moses di tugaskan di SD YPPGI Wangbe, dan menjabat
sebagai kepala Sekolah pada tahun 1967 sampai 1977 Pakage bertahan mengajar di
Wangbe karena, saat itu belum ada pemakaran Distrik Wangbe jadi untuk guru susa
bertahan di Distrik Wangbe tetapi Bapak Moses selalu bertahan untuk mengajar,
walaupun dalam kebutuhan hidupnya mengalami kendala, dan murib-murib pertama
yang berhasil adalah:
1. Bpk. Pdt Alpius Kiwak
2. Bpk. Pdt Lukas Agabal
3. Bpk. Ben Newegalen
4. Bpk. Pdt Alfon Newegalen yang kini menjadi Klasis Wangbe
5. Bpk. Nukh Pekey
Pada tahun 1978 Moses Pakage pindah
dari Desa Wangbe ke Milawak Ibu kota Kecamatan Beoga, akibat dari perpindahan
Bapak Moses Sekolah YPPGI Wangbe tutup selama lima tahun (5), dan murib-murib
dari Wangbe pindah ke Milawak. Kemudian pada 1982 SD YPPGI berubah menjadi SD
Inpres ada guru-guru kontrakan dari Jawa yaitu:
1. Bapak. Samuji
2. Bapak. Sowoto
3. Bapak. Gangi
4. Dan Bapak Sumadi menjadi kepala Sekolah di Wangbe
Bapak Sumadi merupakan kepala
Sekolah kedua, sesudah Bapak Moses Pakage, sesudah Bapak. Sumadi pulang ke
kampung halama nya, Bapak Alpius Kiwak menjadi kepala Sekolah sampai saat ini.
Adakan pemakaran Distrik Wangbe pada
tahun 2008, tetapi dalam lingkungan Distrik Wangbe hanya ada dua Sekolah yaitu:
SD Inpres Pilogoma dan Wangbe, tetapi SD, Pilogoma tidak berjalan dengan baik
karena, kurang tenaga guru dan tempat jangkauannya sulit karena, ada banyak
gunung-gunung dan sungai-sungai. Wawancara penulis dengan Alpius Kiwak.
Namun di Distrik Beoga ada beberapa
sekolah yaitu: SD Inpres Wandiber, SD Inpres Julogoma, SD Inpres Kelmabet, SD
Inpres Nungai. Tetapi SD Inpres Wandiber tidak dapat berjalan dengan baik,
karena kekurangan tenaga guru, dan jangkauan lokasi pendidikannya sulit
dijangkau, kemudian SD Inpres Daungber berjalan dengan baik, tetapi kadang ada
halangan karena kekurangan tenaga guru, dan SD Inpres Julogoma proses belajar
mengajarnya sering menghambat sebab, kekurangan
tenaga guru sehingga kadang tidak berjalan dengan baik. Kemudian SD Inpres
Kelmabet berjalan dengan baik sampai saat ini, tetapi kadang ada hambatan yaitu
kekurangan tenaga guru. SD Inpres Nungai sudah tutup akibat dari konflik antar
warga namun, sebelumnya sekolah ini sering mengalami hambatan. Sebab kekurangan
tenaga guru.
Di Distrik Beoga juga terdapat satu
Sekolah Alkitab dalam bahasa daerah yang dibuka oleh Misionaris Don Gibbons,
dengan tujuan untuk mengkaderkan hamba-hamba Tuhan, untuk menjadi Penyiar Injil
maupun untuk menjadi gembala tetap, dan di Distrik Beoga juga terdapat satu SMP
sekolah Menengah Pertama, Sekolah ini berjalan dengan baik sampai hari ini
karena Sekolah ini di jaga ketat oleh masyarakat setempat maupun guru-guru
pengajar.
8. Pos Pelayanan Kesehatan
Ada beberapa Pos pelayanan yaitu
Puskesmas di Distrik Beoga, dan Puskesmas di Desa Daungber. Dan Puskesmas Desa
Nungai berjalan aktif sampai dengan sekarang, tetapi kedua Puskemas tersebut
didirikan oleh Pemerintah daerah diperkirakan pada Tahun 1988.
9. Keadaan Kebudayaan
Ø Bahasa. Bahasa yang digunakan adalah
bahasa Damal seperti : Amole dan Amolonggo adalah salam atau selamat untuk jamak Amolonggo dan tunggal Amole. Dari 26
abjad, huruf vocal dan huruf konsonan
hanya beberapa huruf seperti: r, f, s,
v,x, yang tidak ada dalam ungkapan kata dalam bahasa Damal maupun dalam
penulisan buku.
Ø Religi/kepercayaan. Kepercayaan yang telah mengakar pada suku Damal dari
masa ke masa adalah kepercayaan tentang mitos Hai. Hai adalah zaman
bahagia yang belum pernah terjadi. Masyarakat Damal percaya bahwa, generasi ke
generasi kemudian, pada suatu saat akan terjadi
Hai, atau menikmati kehidupan yang sangat bahagia yang belum perna
terjadi pada masa mereka.
Ø Sistem Pengetahuan. Pengetahuan dasar orang Damal
tentang: bagaimana membangun rumah, bagaimana buat pagar, bagaimana melayani
orang sakit, bagaimana gizi Ibu dan anak, bagaimana penyembuhan luka, bagaimana
buat kebun, bagaimana berternak, bagaimana berburu dan sebagainya. Pengetahuan
dimaksud belajar dalam tahapan, anak perempuan dengan Mamanya di Honai
Perempuan dan anak laki-laki dengan Bapanya di Honai Laki-laki, dan bersama
anak perempuan dengan Mama di kebun/dikandang dan juga anak laki-laki dengan
Bapa di kebun, hutan dan sebagainya.
Sistem
pengetahun untuk penyembuhan: Pel adalah garam batu yang dicampur dengan sedikit air dan minyak babi untuk
penyembuhan luka. Potong babi dan minyaknya digosokan pada ibu dan anak yang
baru melahirkan agar ibu dan anak tetap sehat. Bulum adalah daun gatal sebagai
obat gosok. Menteioret adalah makanan untuk ibu dan anak yang baru dilahirkan,
dan sebagainya. (Melkias Kiwak, 2008:53).
Ø Kesenian. Punya tiga bagian, yaitu: seni pahat, seni ukir dan seni tari.
Seni pahat bagi orang Damal adalah bagaimana tebang pohon untuk membuat rumah,
pemagaran dan sebagainya dengan mengunakan kapak batu. Seni ukir adalah buat
panah dan sejenisnya seni tari merupakan dansa dan lagu tradisional yang
dilakukan ketika pesta babi atau boli-moli artinya pesta babi dalam bahasa
Damal membuka kebun baru bersama-sama dan saat pesta hasil kebun secara
kelompok yaitu contohnya memasak keladi, Jagung, ubi-ubian dan hasil kebun
lainnya.
Ø Mata Pencarian. Mata pencarian
yang dikenal bagi orang Damal adalah Pertanian, Peternakan, dan berburu, dengan
usaha dan pekerjaan ini dapat membantu kebutuhan hidup mereka sehari-hari,
namun masyarakat Damal pada umumnya terkantung pada kehidupan akraria/pertanian
dan peternakan karena melakukan berburu biasanya, hanya dapat dilakukan oleh
beberapa orang tertentu pada suatu kampung, yaitu dengan cara memasang jerat
dan berburu, dan anjing berburu biasa disebut dengan Mitim Tamum berarti anjing
berburu anjing-anjing tersebut biasanya dikasilatihan secara adat supaya anjing
itu menjadi pintar untuk berburu.
Ø Peralatan. Yang dimaksud dengan peralatan adalah alat
perang, alat kerja, alat transportasi, alat komunikasi, dan alat-alat sejenis
lainnya, alat kerja adalah kampak batu untuk tebang pohon, alat kerja untuk
memotong rumput biasanya gunakan kaju jambu dan sejenis kaju lainnya, alat
busur dan anak panah adalah sebagai alat
perlindungan terhadap musu dan untuk mempertahankan identitas marga dan
suku.
Ø Kekerabatan. Orang Damal mengikuti garis keturunan Ayah
paternalis.
B.
PEKABARAN INJIL DI ANTARA ORANG DAMAL DAN DANI
Pada tahun 1954, ekspedisi dari
Missionaries, The christian and
Missionary Alliance (CMA) yakni Pdt. Don Gibbons dan Pdt. Gordon Larson datang
dari Enarotali ke Ilaga didampingi oleh beberapa orang Paniai dan Moni, rombongan
ekspedisi ini tiba di Ilaga pada tanggal 26 Juni 1954. dengan melihat
kedatangan orang Barat masyarakat suku Damalme, yang mendiami kawasan lembah
Ilaga menerima mereka dengan hati yang terbuka, masyarakat memberikan makanan
terbaik tempat terbaik, dan membunuh seekor babi untuk mereka sebagai tanda
penghormatan dalam tradisi suku Damal, masyarakat senang mendengar kabar
keselamatan yang disampaikan oleh kedua hamba Tuhan itu. Don Gibbons
(November 1993.1-10)
Di kesempatan itu Don Gibbons
memberitakan Injil kepada masyarakat yang berada di Kelebet, dan diterjemahkan
oleh Larson dalam bahasa Moni sehingga, muda diterjemahkan kedalam bahasa Damal
dan Dani, pada tanggal 29 Juni 1954, rombongan eksperedisi ini bermalam di
Tobinggi, pada saat itu terjadi pencurian barang-barang milik Misionaris yang
dilakukan oleh Pilakome dan Jampu Murib. Pada hari berikutnya, rombongan
Misionaris melanjutkan perjalanan melalui kali Ilogong. Sebelum melewati,
jembatan sungai Ilogong ada tanda-tanda masyarakat mau mencuri barang lagi
milik Misionaris, namun seorang putri Damal bernama Jatawat kelek (Erodia
Hagabal), mengatakan kepada masyarakat bahwa, “me hau heno henong-a wom me-o
kaile, tewon me won hin mongame-a hie, Me hau hena noragot eong
dengkailingam-o”, artinya dua orang ini adalah orang baru yang kami tidak
kenal, tapi jangan membuat kekerasan terhadap orang yang kami tidak kenal ini
biarkanlah mereka pergi”. Tanggal 30 Juni 1954 perjalanan kedua Misionaris dari
Tobengi menuju Toegi, kemudian tiba di Olelki, dan disinilah terjadi pencurian
barang milik Misionaris.
Inilah tantangan dalam perjalanan,
barang-barang dicuri jalan menuju naik Gunung dan turun Gunung, lelah secara
fisik dan pikiran namun mereka bersandar pada Firman Tuhan dalam Yohanes 15:18;
dengan perjalanan yang susah payah itu, mengantar tim ke Bubet dan bermalam di
Kalem Ogom. Setelah bermalam, keesokan harinya Don Gibbons memanggil tokoh
masyarakat yang bernama Kalbai Dewelek lalu meminta busur panah lalu memanah ke
arah mata hari terbit (Arah timur) sebagai tanda mengutuk si pelaku yang
mencuri barang-barang milik Misionaris. Mulai dari Ilaga sampai batas kali
Mawungi, karena kehadiran mereka kurang dihormati dengan sikap dan tindakan
mencuri barang-barang mereka. Setelah melewati mawungi masyarakat yang mendiami
kawasan Pologowak, Aganamabet, Ogongki, Bubet, Kalem Ogom, Ogamanin dan Beoga
Larson dan Don Gibbons mereka nyaman karena masyarakat setempat menerima
kehadiran mereka dengan penuh sukacita, dan bersikap sopan tidak mencuri
barang-barang mereka dan disaat orang Damal menunjukan hal kasih kepada
Missionaris Don Gibbons, maka Ia berpikir bahwa saya akan menetap di antara
suku Damal. Kemudian mereka kembali lagi ke Enarotali dengan beban berat
karena, barang-barang bawaan mereka dicuri.
C. KISAH HIDUP DAN PELAYANAN PDT. ELIMELEK
KOMANGAL
a.
Biografi Pdt. Elimelek komangal
Pdt. Elimelek Komangal adalah:
keturunan dari orang kaya dan panglima perang suku, Ia adalah anak yang ke
pertama dari delapan saudara. Nama ayahnya ialah: Woloh Komangal berpoligami
dua Istri nama Istri yang satu adalah Meang Umawak memiliki empat orang anak
nama anak-anaknya masing-masing: Elimelek Komangal, Barnabas dan Obet Komangal,
dan satu orang perempuan Daiamo Komangal, kemudian nama Istri yang kedua ialah:
Noweret-unga ia memiliki empat orang
anak nama anak-anaknya ialah Etrom Komangal, Markus, dan Han Komangal dengan
satu orang perempuan Haikalin Komangal.
Elimelek
Komangal dilahirkan di kampung Tupia Distrik Beoga pada tanggal 10 Maret 1940,
menghabiskan masa kecilnya sampai dengan masa remajanya di Desa Tingilber
kampung Tupia. Elimelek dibaptis oleh Misionaris Don Gibbons di kampungnya di
Desa Tingilber kampung Tupia, pada tahun 1969. Saat itu Pdt. Elimelek, dan
Naumi Yolemal istrinya dan Woloh Komangal ayahnya dan kedua Istrinya Woloh
dibaptis pada saat yang sama bersama banyak orang tua dan pemuda, pemudi.
Kemudian Pada tahun 1962, ayahnya Elimelek Komangal meninggal dunia. Hasil
perkawinan dari Pdt. Elimelek Komangal dan Naumi Yolemal, dikaruniakan delapan
orang anak yaitu, dua orang laki-laki dan enam orang anak perempuan ialah:
Nimur, komangal, Obaya Komangal, Nomin, Hanga-In, Kitungma-Onaming, Temanus
Komangal, Jerita dan Jerina Komangal. Diantara delapan saudara ini seorang putri
yang bernama Kitungma-Onaming Komangal, meninggal karena akibat dari sakit
malaria saat Pdt. Elimelek melayani di Pos PI, di Kwamki Baru, kalau sekarang
Pos PI, itu sudah jadi Jemaat yang kini disebut dengan Jemaat Bahtera.
b.
Elimelek Komangal Di Panggil Menjadi Hamba Tuhan
Saat pertama Missionaris membawa Injil di
Ilaga (Puncak Jaya), sekarang Kabupaten Puncak Papua, semua orang di daerah
orang Damal mendengar tentang kabar datangnya Injil di Ilaga sehingga, semua
orang berkata bahwa kami akan mengalami hidup baru, dan mengalami Hai itu
hanya di Ilaga jadi semua orang harus ke Ilaga tetapi, salah satu orang di
antara mereka berkata bahwa, tidak hanya Hai itu datang di Ilaga tetapi pastilah Hai
itu akan datang lagi di Beoga.
Saat datangnya Injil di Ilaga semua
pemuda ke Ilaga karena, semua orang tua berkata bahwa Hai yang selalu kami
nanti-nantikan itu, sudah datang di Ilaga jadi, kami harap kepada semua pemuda
pergi ke sana dan menyaksikannya apa yang
akan terjadi di sana dan bawahlah berita mengenai semua peristiwa yang terjadi
di sana dan ceritakanlah kepada kami, mengenai Hai itu, sehingga Pdt. Elimelek
dengan teman-tamannya, ke Ilaga, sejak ia muda tetapi Pdt. Elimelek kesana dengan tujuan lain yaitu: Ikut
keramaian dan memikirkan hal-hal duniawi.
Namun, pada saat pertama
Missionaris menyampaikan Firman Tuhan bahwa, pembunuh, penjahat, seorang
pencuri, penipu tidak akan masuk kedalam Kerajaan Sorga sehingga, mulai saat
itulah Bapak Elimelek menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai
Juru-selamatnya. ketika ia
mendengarkan Firman Tuhan, yang disampaikan oleh Pdt. Larson dalam bulan Maret
dan April tahun 1957, saat itulah Ia mengambil sikap untuk keluar dari dunianya atau kebiasaan hidupnya
yang lama.
Kemudian dalam semangat itu, Ia
masuk sekolah saksi di Beoga pada bulan Juli 1960 dan menjadi Penginjil seperti Rasul Paulus
yang dipanggil oleh Tuhan Yesus sendiri sehingga, Ia meninggalkan kebiasaan
hidupnya dan menjadi Penginjil sesuai dengan Kisah Para Rasul 9:1-19 Saulus
Bertobat. Dengan demikian Elimelek juga keluar dari duniannya dan menjadi
Penginjil yang sukses di kalangan suku Damal, Dani dan Amungme pada khususnya
dan pada umumnya di Pengunugan Tengah di Papua.
c.
Kebiasaan Hidup Pdt Elimelek Komangal
Kebiasaan hidup Pdt. Elimelek Komangal
adalah: Berburu dan bercocok tanam di Desa Tiggilber Kampung Tupia, dan juga hidup dalam berbagai peperangan dalam masyarakat Damal, yaitu
perang Suku dari Marga dengan Marga maupun suku dengan Suku, untuk mempertahankan
wilayah kekuasaannya mereka selalu bersifat agresif terhadap musuhnya dalam
berbagai konflik seperti perang Suku
yang perna terjadi. Pada tahun 1954 sampai 1955; nama perang itu ialah Taganik
Woem. kelompok orang dari Ilaga yang bergabung dengan Taganik dan
mereka menyerang beberapa daerah mulai dari Ilaga sampai di Beoga kemudian
kembali lagi ke Ilaga dan masuk di daerah Sinak sampai di Mulia sekarang
Kabupaten Puncak Jaya.
Taganik merupakan Panglima Pimpinan perang Suku sejak saat itu, perang ini bersifat perang
kerajaan, karena kelompok orang dari Taganik mereka menemukan setiap manusia di
jalan maupun di kampung-kampung langsung di bunuh tanpa alasan dan
merampas hasil kekajaannya yaitu: Ternak peliharaan, gadis-gadis cantik, maupun semua hasil kekajaannya terhadap
orang-orang yang diangkap musuh mereka,
dalam perang ini ratusan orang yang berjatuhan. Perang ini merupakan perang besar yang perna terjadi di
Pengunungan Tengah di Papua. Wawancara
Penulis dengan Elimelek Komangal.
Namun
sebelumnya Suku Damal memiliki pengetahuan bahwa suatu saat Hai itu akan
datang, yaitu suatu kehidupan yang sangat aman dan sentram atau kehidupan yang
sangat bahagia, sehingga di saat pertama Injil datang di Ilaga dan Beoga semua
orang Damal langsung terima Injil sebagai suatu Hai yang selalu mereka
nanti-nantikan.
Sehingga di saat pertama Injil
ini datang di daerah orang Damal mereka
menerimah Injil/pemberitaan Firman Tuhan, tanpa bertanya-tanya sebab, suku
Damal mempunya keyakinan bahwa, suatu saat Hai, itu akan datang. Disaat pertama
Injil datang di Ilaga dan Beoga Pada Tahun 1954, Pdt. Elemelek merupakan
seorang yang mahir dalam perang suku maupun dalam kebiasaan hidup lainya, yaitu
seperti bertani dan berburu. Namun Tuhan memanggil hamba-Nya untuk menjadi
Penyiar Injil, mulai dari daerah Damal, Dani, Suku Moni, sampai di daerah Amungsa. Seperti Tuhan Yesus
memanggil Petrus dengan teman-temanya, dalam kesibukan mereka, sehingga Petrus
dengan teman-temannya menjadi Penginjil yang andal untuk memberitakan Firman
Allah kepada setiap suku dan bangsa yang berbeda-bedah. Lukas 5:10 demikian
juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon: ”Jangan
takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” demikan juga Tuhan
Yesus memanggil Pdt. Elemelek dan teman-temanya dalam kesibukan mereka dalam
hal-hal duniawi, sehingga mereka menjadi Penginjil yang andal dalam suku Damal
maupun suku-suku yang lain di Pengungnan Tengah Papua.
1. Keadaan
orang Damal sebelum Injil datang di daerah orang Damal
sebelum Injil datang di daerah orang
Damal sungguh saat itu kehidupan orang Damal sangat memprihatinkan, karena
mereka belum mengenal dunia lain dan suku Damal selalu berpikir bahwa inilah
kehidupan kami pada hal ada dunia lain yang lebih baik dan saat itu kehidupan
orang Damal dibelenggu oleh kuasa Iblis. Sehingga apa yang Tuhan Yesus katakan
dalam firman Tuhan dibawa ini.
Injil Yohanes 10:10 Pencuri
datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya
mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segalah kelimpahan.
Sebelum
datangnya Injil di daerah orang Damal mereka hidup dalam gegelapan, tapi Tuhan
membuka pikiran orang Damal dengan kosep Hai, sebagai jalan masuk Injil
dalam suku Damal. Sehingga orang Damal bisa bebas dari belenggu setan
berdasarkan firman Tuhan di bawa ini bahwa:
Galatia 5:1
Supaya kita sunggu-sunggu
merdeka Kristus telah memerdekakankita. Karena
itu berdirilah tegu dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
Menurut
Yakub Kiwak seorang Penginjil pertama.
Kehidupan orang Damal sebelum datangnya Injil di daerah orang Damal, banyak
orang yang kena luka besar yang biasa disebut dalam bahasa Damal ialah kewa-o,nigip-kel.
Saat itu kalau anak muda yang meninggal berarti mereka
membunuh mamanya karena dengan alasan bahwa anak ini meninggal, karena suangki
atau yang biasa disebut dengan Jong, dari mamanya. Dan pada saat itu banyak orang
yang biasa meninggal akibat dari Iwor, berarti salah satu obat racun yang biasa
digunakan oleh perempuan Damal untuk membunuh musuhnya, tapi sebelum membunuh
orang dengan Iwor sebelumnya mereka sepakat dan melakukan pebunuhan orang
dengan mengunakan obat racun Iwor, dan sering ada permusuhan antar marga dengan marga dan antara suku dengan suku
sehingga, akibatnya sering terjadi perang suku yang berkepanjangan dan disaat
itu kehidupan mereka sangat memprihatikan, sebab mereka belum mengenal terang
atau Injil keselamatan itu.
2.
Keadaan orang Damal sesudah terimah
Injil
Sesudah orang Damal menerima Injil
kemudian mereka mengenal keadaan dunia luar dan bagaimana keadaan dunia ini
sebagai ciptaan Allah. Dan kini orang Damal berpikir bahwa Injil inilah yang
membawa keselamatan bagi kami, sebab datangnya Injil ini sehingga semua orang
Damal mengalami perubahan yang luar biasa. Yaitu tidak ada luka besar lagi, Kewao
nigip-kel, tidak melakukan pembunuhan lagi terhadap ibu-ibu karena dengan
alasan Jong suangki dan iwor, tidak ada permusuhan lagi antara marga dengan
marga dan suku dengan suku.
Tetapi yang sering terjadi perang
suku, tapi perang ini biasa terjadi karena akibat dari pemerkosaan, perzinahan,
dan mengangkat dendaman-dendaman yang lampau, sehingga akibatnya sering terjadi
perang suku yang berkepanjangan dalam suku Damal.
3.
Reaksi orang Damal terhadap Injil
Manurut Obinus Komangal: Pada
saat pertama Injil masuk di daerah Ilaga
pada tahun 1954, yang pertama menemukan Misionaris dengan rombonganya adalah
Bapak Den Begal dengan Kama-Kama Begal. Saat itu mereka berburu di hutan dan
merekalah yang pertama menemukan Misionaris dalam perjalanan menuju ke
Ilaga.
Saat menemukan Misionaris mereka
kaget, karena menemukan orang barat yang
badanya putih dan langsung mereka ungkapkan bahwa Amolonggo, yang artinya
selamat dan juga dua orang ini berkata bahwa Haio oleagatak-o, yang artinya Hai
itu sudah datang.
Kemudian dua orang tadi jalan
bersama dengan Misionaris itu dan sesudah sampai di rumah mereka, mereka
memberikan makanan terbaik dan membunuh babi untuk masak dan makan bersama,
sebagai suatu penghormatan dalam tradisi suku Damal untuk terimah tamu yang
baru datang di daerah mereka.
Pada saat yang sama banyak orang
Damal kumpul dan menyatakan bahwa Hai-o Oleagatak-o, sehingga Bapak Soliman
Komangal, Bapak Yakub Kiwak dan Boas Komangal dan Bapak Soliman Komangal
merupakan seorang yang perna menjadi ketua Klasis pertama di Beoga. Mereka
telah mengikuti semua peristiwa yang terjadi disana, karena kebetulan ia dengan
kedua temanya berada disana dengan tujuan untuk mengunjunggi keluarganya.
Sesudah mengikuti semua peristiwa
itu mereka kembali ke Beoga tempatnya di Nagal-Jagama merupakan, dimana tempat
orang-orang yang berkumpul dan mempersembahkan korban kepada arwa leluhur
mereka dan tempat penyembahan berhala, namun tempat ini dipakai oleh Bapak
Soliman Komangal dengan teman-temannya untuk menyaksikan semua kisah yang
terjadi di Ilga kepada semua warga yang ada di Distrik Wangbe. Arti nama Nagal
Jagama. Nagal berarti rahang, jagama berarti menujukan tempat dimana tempat
mengumpulkan rahang. Yang berarti tempat pengumpulan rahang babi ketika mereka
mempersembahkan untuk arwa leluhur mereka dan penyembahan berhala.
Ketika mereka tiba di Distrik Wangbe
tempatnya di Nagal Jagama, mereka sangat bersukacita dan gembira, kemudian
Soliman dan teman-temanya menyampaikan semua peristiwa yang terjadi di Ilaga
itu kepada semua orang Damal yang tinggal di Distrik Wangbe dengan penuh
sukacita, kemudian saat itu semua orang Damal berpikir bahwa Hai, yang
kami selalu nanti-nantikan itu sudah terjadi sekarang jadi, kami harus adakan
waitak, mereka adakan waitak selama tiga hari sambil bersaksi bahwa kami sudah
menemukan Hai di Ilaga jadi kami harus bergembira dan menyanyi. Dalam kegiatan
waitak ini yang memimpin adalah: Bapak Soliman komangal, Bapak Yakub Kiwak, dan
Bapak Boas Komangal dan juga beberapa orang yang ada di Distrik Wangbe adalah
Domao komangal, Yayamarakus Ongomang Wailu Kiwak dan Mailu kiwak.
Sebagai tanda sukacita dalam
penjemputan Misionaris Don Gibbons ketika Don Gibbons tiba di Nagal Jagama,
pada bulan Oktober tahun 1957, dengan Kama-Kama Begal sambil menyiarkan Injil,
mereka melihat daerah ini tempatnya di pingkiran dari Distrik Wangbe, sehingga rombongan Misionaris pindah ke Ailpalin salah satu Desa dari
Wangbe, setelah itu Misionaris dengan rombonganya melanjutkan perjalanan ke Beoga, sambil menyiarkan Injil sesudah
sampai di Beoga rombongan Misionaris kembali lagi ke Ilaga.
d. Pelayanan Pdt. Elimelek Komangal
Di Daerah Orang Damal
Sesudah Pdt. Elimelek bertobat Ia
Sekolah di Sekolah Saksi di Beoga pada bulan Juli 1960, Sekolah ini merupakan
Sekolah yang pertama dibuka oleh Misionaris Don Gibbons, dan suku Damal berinama dalam bahasa Damal adalah: Damalneme
artinya: Teman Suku damal, dan nama Istrinya ialah Damal-in artinya Teman
perempuan Damal, kemudian Damalneme dan Damal-in jadi guru pertama di Sekolah
Saksi Beoga.
Tuan Gibbons/Damalneme dan Damal-in,
dalam Pendidikan yang mereka lakukan adalah teori selama enam sampai sepuluh
bulan setelah itu langsung praktek, sesuai dengan petunjuk dari gurunya, ia
pergi menginjili di Hingkinar, Ogamanin, Wangbe tiga daerah ini merupakan di
mana tempat yang pertama ia melayani dan membuka Pos PI.
Pada tahun 1961, ia kembali lagi ke Misionaris
kemudian Misionaris tempatkan Pdt. Elimelek di Ogamanin lagi selama ia melayani
di sana, datanglah musim sakit sehingga Pdt. Elemelek pergi lagi ke Beoga
untuk mengambil Obat sesudah Tuan Don
Gibbons memberikan Obat, Ia kembali lagi ke Ogamanin, dalam perjalanannya Ia
singkah lagi di kampung halamnya Tinggilber kampung Tupia, lalu ia melihat
keadaan orang tuanya sakit para, sehingga ia berpikir bahwa aku harus tinggal
dengan ayahku sampai ayah saya meninggal baru aku akan melanjutkan perjalananku
ke Ogamanin untuk menginjili jemaat di sana dan memberikan Obat untuk orang
yang sakit, tapi ayahnya berkata bahwa pergilah beritakanlah firman Tuhan
kepada jemaat Ogamanin di sana dan rawatlah orang yang sakit, sebab aku hanya
satu orang jadi pergilah selamatkan banyak jiwa di sana, Sehingga Pdt. Elimelek
meninggalkan ayahnya dan melanjutkan perjalanan lagi ke Ogamanin.
Disaat ia dalam perjalanan mendengar
kabar, bahwa ayahmu meninggal, tapi dalam perjalanannya ia mengalami kesedihan
karena mendengar kabar tentang kematian ayahnya. Kemudian Pdt. Elimelek sampai di Ogamanin dan melajani semua orang
yang sakit dan memberitakan Injil selama dua tahun yaitu 1961-1962, dan saat
itu banyak orang yang ia didik, sehingga mereka menjadi hamba Tuhan, sesudah
mereka menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru-selamatnya. Saat ia kembali lagi ke
Beoga untuk melanjutkan pendidikannya lagi ia membawa tiga orang didikannya
untuk masukan Sekolah Saksi di Beoga yaitu: Meagawel Agawal, Epanas Agawal, dan
Kalep Kiwak masukan Sekolah di Beoga. Sesudah ia belajar lagi selama Enam
bulan, Pdt. Elimelek ditempatkan lagi ke salah satu daerah lagi yaitu Wangbe ia
melayani di Wangbe selama dua tahun. Dari tahun 1965 sampai 1967, kemudian
dalam pertengahan tahun yang sama ia pergi melanjutkan Sekolah lagi, namun saat
ia Sekolah menjadi Penginjil bebas ia pergi kemana saja sesuai dengan petunjuk
Tuan Don Gibbons. Pada tahun 1969 Pdt. Elimelek tamat dan menjadi gembala di
Wangbe.
e.
Pelayanan Di Daerah Orang Dani Dan Orang Dem/Delem
Dalam perjalanan Penyiaran Injil ke
E,Nora artinya tempat Pembuatan kapak Batu, disana terjadi perang tapi dengan
kuasa Tuhan mereka mengamankan perang itu, dengan cara mengumpulkan kedua
kelompok yang pertikaian dan menyampaikan bagimana kalau seorang yang sudah
menerimah Tuhan sebagai Juru-selamat itu, jangan adakan pembunuhan, jangan mencuri
ataupun jangan melakukan hal-hal yang jahat sehingga warga dari E,Nora
mendengar apa yang disampaikan oleh hamba Tuhan itu sehingga, kedua kelompok
yang bersiap untuk perang berhenti sesudah mendegankan semua nasehat dari hamba
Tuhan, dan dalam perang ini tidak ada korban dan E,Nora adalah tempat baru yang
ia telah sukses menyiarkan Injil, sehingga orang-orang yang ada di tempat ini
menerimah Injil dan bertobat kemudian Elimelek dengan adiknya Barnabas Komangal
melanjutkan perjalanan ke Dumo dan sampai di Mulia. Kemudian mereka mengabarkan
Injil di Mulia tapi, orang-orang disana punya niat jahat untuk membunuh mereka,
karena mengankat masalah kedua suku ialah suku Damal dan Dani sehingga, seorang
Misionaris yang bernama Toangkawu dari Mulia, Ia membelah Pdt. Elimelek dan
teman-temannya, sehingga mereka tidak dapat di bunuh oleh orang-orang itu.
Pdt. Elimelek dengan rombongannya
meninggalkan Mulia dan pergi ke tempat lain, dalam perjalanan itu mereka ketemu
dengan Wajuakom, dan ia menyelidi semua orang itu dan ia menemukan salah satu
orang yang ia harus membunuh, sehingga rencananya ke Mulia dibatalkan dan ia
berkata bahwa, saya akan melanjutkan
perjalananku kesana, sementara Bapa-Bapa membawa Injil. saya harus ikut
Bapak-Bapak kembali lagi, tapi ia berkata bahwa Bapak-Bapak sudah bermalam
disini nanti singkalah di rumahku sebab saya dengan Teman-temanku akan
mempersiapkan makanan dan tempat untuk Bapak-Bapak menyampaikan Firman Tuhan,
sehingga mereka percaya hal itu, dan besok paginya mereka ke sana dalam
perjalanan mereka, orang yang hendak mereka bunuh itu ada di tengah-tengah
mereka, tapi sebelum kelompok Penyiar Injil dalam perjalanan kelompok
Wajuagakom sudah mengambil tempat dan di tengah jalan itu mereka mengkagetkan
kelompok Penyiar Injil dan langsung angkat tombak dan panah dan membunuh orang
yang ada di tengah-tengah Penyiar Injil.
kemudian Wajuakom berkata bahwa, aku
tidak akan membunuh kalian semua tetapi orang inilah yang hendak kami bunuh.
Saat itu Pdt. Elimelek dan teman-temannya berantakan ditengah perjalanan, dan
teman-temanya langsung pulang ke kampung tapi, di tengah perjalan Elimelek dan
Apolos harus kembali lagi ke tempat yang tadi yaitu: Mulia karena anak dan istrinya Pdt. Elimelek
ada disana sesudah, mereka kembali dan berkata kepada warga di Mulia bahwa teman-teman kami ada yang dapat bunuh
dan sebagian melarikan diri dalam perjalanan, karena itu kami kembali.
Selama duka Ayah dari anak yang di bunuh itu, sedih dan
menangis dan dalam tangisannya, ayahnya berkata bahwa kalau Elimelek dengan
teman-temanya tidak datang disini pastilah, anakku tidak dapat dibunuh, tetapi
atas kedatangan Elimelek dengan Teman-temannya anakku dapat dibunuh. Sehingga
takutlah Pdt. Elimelek dan Apolos tinggal di tempat ini kemudian Elimelek dan
temanya berjanji bahwa, kami harus cari alasan lalu mereka mengambil kapak dan
pergi cari kaju bakar setelah itu, Elimelek dengan istrinya dan Apolos
meninggalkan tempat itu kemudian mereka pulang dan mereka putuskan jembatan yang
bernama jembatan Sungai Mulino-gong, sesudah itu mereka ketemu dengan
temanya-temanya yang sudah berantakankan disana dan singkah di Pinah tempat
daerah suku Dem/Delem.
Sampai di daerah Delem sakitlah
Istrinya Pdt, Elimelek, yaitu Naomi Yolemal selama satu minggu sehingga Apolos
dan Elimelek harus tinggal di daerah Pihna tapi teman-tamanya tinggalkan mereka
dan pulang ke Ogamanin, sesudah dua minggu kemudian mereka pulang ke Ogamanin
Elimelek Komangal, Apolos Murib dan Ibu Naomi, karena daerah Ogamanin merupakan
tempat Penyiaran Inji Pertama oleh Pdt, Elimelek Komangal sementara ia Sekolah,
di Sekolah Saksi Beoga Pada tahun 1961 sampai 1962, dan Sekolah ini merupakan
Sekolah yang dibuka oleh Misionaris Don Gibbons dan istrinya dan yang jadi guru
pertama di Sekolah ini adalah: Bapak Don Gibbons dan Istrinya dalam Sekolah ini
banyaklah orang Damal yang Sekolah dan menjadi Penyiar Injil mulai dari daerah Damal, Dani, Delem/Dem,
Moni, paniai sampai di daerah Suku Amungme pada umumnya di Pengunungan Tengah
Papua.
f. Pelayanan Di
Daerah Amungsa
1. Pelayanan di
Agimuga dan Belakmakama
Pada
tahun 1960 Dalam palayanan Penyiaran Injil ia
ke Delemai daerah suku Dem/Delem Dumada daerah suku moni dan Jila Hoeya
daerah suku Amungme, sesudah itu ia kembali lagi ke Beoga.
Selama
Pelayanan Pdt. Elimelek Komangal di Beoga ia mendengar kabar, bahwa di daerah
Amungsa ada serangan salah satu penyakit yang sangat bahaya yang dapat
mengakibatkan banyak orang mati, ketika tuan Don Gibbons mendengar tentang
kabar ini, ia telah memberikan Obat, Jarum Suntik dan peralatan lainnya untuk
mereka pergi menyiarkan Injil sambil merawat orang-orang yang sakit di
Agimuga/Belakmakama. saat itu ada dua orang yang jalan bersama dengan Pdt.
Elimelek ialah: Jennin Murib dan Apolos Murib, ketika mereka sampai di
Beanek-ogom, mereka merawat orang-orang yang sakit dan memberitakan Firman
Tuhan selama beberapa bulan.
Saat
mereka melayani di Beanek-ogom, ada salah satu orang datang menangis sambil
mengendong anaknya, lalu Pdt. Elimelek bertanya kepada orang itu, mengapa
engkau menangis? Lalu jawab orang itu bahwa, karena istriku meninggal jadi aku
membawa anak putriku dari Belakmakama, aku datang disini karena aku takut sebab
banyak orang yang mati akibat dari serangan salah satu penyakit yang sangat
membahayakan dan akibat dari penyakit itu istriku juga meninggal. Selesai
pelayanan di Beanek-Ogom mereka bertanya kepada orang itu bahwa di mana jalan
menuju ke Belakmakama? Tapi orang itu
menjawab bahwa jagan engkau dengan teman-temanmu ke daerah itu, pasti engkau dan teman-temanmu akan mati di
sana.
Namun Elimelek
dengan kedua temannya mengambil tekad,
untuk pergi ke Belakmakama sementara mereka sedang bersiap-siap untuk ke
sana, ada salah satu orang yang tahu tempat itu ialah: Bera-Berame Magal,
berkata bahwa biarlah aku akan menunjukan jalannya, ketika mereka tiba di
Belakmakama tidak ada orang yang mereka temukan, kerena semua orang pindah dari
daerah itu ke Agimuga karena di daerah
itu ada serang penyakit yang mematikan tadi. Elimelek mengejar orang-orang yang sebagian yang turun
ke bagian selatan mereka melewati beberapa tempat yaitu: Keleroni,
Bawung-Maoni, Kitungma-o-ni kemudian mereka sampai di Belakmakama dan sebagian
orang ada di situ, mereka yang tinggal di situ adalah Nigakderi Alomang,
Enato-Nagalhangame, Pailagame, Beweingok, Nigiwalinme Matias, Markus,
Ninagarem, Ming-Mingagol, Umugin, dengan Imanuel Kemong, dan banyak keluarga
yang ada di daerah Belakmakama tapi
Orang-orang yang ada disitu kena penyakit luka-luka, Malaria dan sebagian orang mati karena akibat
dari penyakit itu.
Elimelek dengan
kedua temanya melayani mereka dengan memberikan Obat sambil memberitakan Injil,
namun semua orang ini adalah Agama Khatolik tetapi atas pelayanan Elimelek
sebagian orang menjadi Agama Kristen Protestan di daerah itu mereka membuka Pos
PI. Pelayanan Elimelek dan kedua temannya di daerah ini awal tahun 1970 sampai
pertengahan tahun 1971.
Ketika mereka
melayani Obat bawaan mereka habis
Elimelek Komangal dan kedua temannya pergi meminta Obat ke Agimuga setelah
mereka tiba di Agimuga mereka menemuka Pdt. Larson di Agimuga dan sampaikan
semua peristiwa yang terjadi di Belakmakama kepada tuan Larson. Mereka melayani
banyak orang di daerah Agimuga sesudah satu minggu tuan Larson ke Ilaga, tetapi
pelayanan di lanjutkan oleh Elimelek dan teman-temanya, mereka Membaptis banyak
orang tapi umat yang mereka Baptis itu adalah: Agama Khatolik sehingga,
sebagian umat memihak ke Agama Khatolik dan sebagian memihak ke agama Kristen
Protestan akibat dari itu menyimbukan konfik, tapi ada seorang Pastor dari
daerah itu menyampaikan penjelasan bahwa dulu Agama kami adalah Khatolik tapi
Kristen keluar dari Agama kami jadi jangan kami permusuhan dan membuat masalah
mengenai orang-orang yang Dibaptis kalau Agama Kristen yang Dibaptis berarti ia
boleh ikut Sakramen/Perjamuan Kudus dengan demikian juga Agama Khatolik, sebab
pada dasarnaya kedua Agama ini ialah: Satu mulai dari saat itu sampai dengan
hari ini umat Khatolik dan Kristen sudah
berhenti adakan permusuhan.
Ketika Pdt.
Elimelek di Agimuga ia meminta Obat ke Pastor, tapi ia berkata bahwa, jangan
tinggal di daerah Belakmakama dan jangan melajani orang-orang di sana dan
engkau harus tinggalkan daerah itu kemudian pulanglah ke kampungmu. Sesudah
Elimelek kembali ke Belakmakama ia menyampaikan kepada mereka bahwa Pastor suru
kami pulang ke kapung, jadi kami mau pulang, tapi orang-orang Belakmakama
memohon dan menangis sesudah itu, orang Belakmakama menyampaiakan bahwa tolonglah
kami, karena tidak ada orang yang mau menolong kami, ketika Elimelek dan
teman-temannya mendengar hal itu ia berkata bahwa tolong jaga barang-barangku
ini, aku akan pergi ambi Obat di Beoga dan kembali lagi.
Pdt. Elimelek
melanjutkan perjalanan dari Belakmakama singah di Singah, kemudian melewati
Bungkiber dan sampai di Beoga. Dan Elimelek menyampaikan kepada Don Gibbon
sesuai dengan semua peristiwa yang terjadi di daerah Belakmakama, lalu Don
Gibbons menyuruh Negeloka Wandik jalan
dengan Elimelek ke Belakmakama, tetapi semua orang Damal tidak setuju dengan
hal itu, karena menurut orang Damal bahwa Negeloka Wandik adalah: Seorang
manteri yang harus melayani mereka. Atas tidak setujunya Elimelek melanjutkan
perjalanan lagi ke Ilaga (Puncak Papua),
untuk meminta seorang manteri didikan Missionaris, ketika ia tiba di Ilaga ia
menyampaikan mengenai semua peristiwa yang terjadi di Belakmakama sesudah tuan
Larson mendengar hal itu ia sedih dan mengis, dan hal itu disampaikan kepada
salah satu kepala suku besar di Ilaga Den Begal.
Keesokan
harinya, sesudah hari minggu Den menyampaikan bahwa, orang yang sudah pergi
melajani di daerah yang jauh dalam Agama Khatolik di Agimuga dan Belakmakama,
sudah ada di sini ia kesini dengan tujuan untuk meminta tenaga
Manteri. jadi saudara kami Hemaninme
Begal boleh ikut Elimelek pergi melayani ke Belakmakama.
Kemudian
Elimelek dengan keluarganya dan Hemaninme dan keluarganya ke Belakmakama.
Elimelek dan Hemaninme melayani jemaat di Belakmakama memberikan Obat dan
memberitakan Firman Tuhan, setelah itu mereka mendirikan gereja, selama
melayani di sana selama Tujuh Tahun yaitu pada tahun 1970 sampai 1976, ia
melayani dan mengkaderkan beberapa hamba Tuhan yaitu: Umugin Kwalik, Otarok
Kelanangame, dan Hongkoninme Kelanangame. membawa salah satu hamba Tuhan dan
melantik ia menjadi Gembala di Jemaat
Belakmakama. Wawancara penulis dengan Temanus Komangal.
2.
Pelayanan di Kwamki Baru
Kemudian Pdt. Elimelek melanjutkan
perjalanannya dan membuka Pos PI di Bawaung-Mao-ni, kemudian ia buka Pos PI
lagi di Tirung Ma,o ni, dan Toen Nampugum-oni, dan ia mendirikan pos PI lagi
yaitu di Gereja Bahtera sekarang di kwamki Baru merupakan Pos PI pertama yang
di buka oleh Pdt. Elimelek Komangal di kota Timika ketika pelayanan di Kwamki
Baru ia tinggal di Pingkir lapangan Korner
dulu, sekarang bandara udara Moses Kilangin. Saat ia melayani anak
perempuannya meninggal yang bernama Kitungma-Onaming, karena akibat dari sakit
malaria.
Selama melayani di Gereja Kwamki Baru
sekarang gereja Bahtera terjadilah perang antara OPM dan TNI sehingga, terpaksa
ia harus tinggalkan tempat pelayananya dan ke Beoga lagi pada tahun 1977,
melalui pesawat MAF sesudah perang itu selesai, pada tahun 1980, Pdt. Elimelek
kembali lagi dan melayani.
3.
Pelayanan di Kwamki Narama
Selama ia membuka lapangan bandara
Moses Kilangan bersama dengan teman-temanya, untuk bekerja bagi perusahan PT.
Freeport ia sudah membuka lahan baru di
Kwamki Narama Pada tahun 1970, saat itu tidak ada seorang pun di Kwamki Narama,
sehingga untuk menanam ubi, keladi, singkong pisang buah merah, dan bahan
makanan yang lainnya ia harus membawa bibit dari Belakmakama untuk menanam di
Kwamki Narama dan Pdt. Elimelek Komangal merupakan seorang Pdt. Yang pertama
merintis dan membuka Pos PI di Kwamki Narama tempatnya dekat Kios Panjang.
Kemudian pada tahun 1971, ia pinda
lagi dari jemaat pertama yang dibukanya yaitu di Kios panjang karena saat itu
ada banyak jemaat dari suku Damal dan Dani, sehingga dalam Pos PI ini harus
digunakan dua bahasa yang menyebabkan jemaat bersungut-sungut karena
mengolor-olor waktu atau terlalu lama waktu ibadah, akibatnya suku Damal dan
Dani bertengar dan suku Damal pindah dan
mendirikan gerejanya sendiri yaitu Jemaat Bethel pada tahun 1993, selama pelayanan
di jemaat Bethel pada tahun 2006, terjadi pecah belah antara Gereja KINGMI dan
GKII sehingga, Gereja Bethel dimiliki oleh GKII dan jemaat yang memihak Gereja
KINGMI pindah lagi dan mendirikan Gereja KINGMI yaitu Jemaat Yerusalem dan
Gereja ini belum diresmikan Di
kwamki-Narama karena, akibat dari perang saudara yang terjadi pada tanggal 2 Juni 2012, padahal rencana
peresmian Gereja Yerusalem sudah di rencanakan akan berlangsung pada bulan Juli
2012, penulis juga merupakan panitia pelaksana peresmian Gereja pada saat itu.
Dalam Pengkhotbah 3:1-15. Bersabda Bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya
sehingga, dalam waktu yang dekat untuk adakan peresmian Gereja tarjadi konflik
yang berkepanjangan, namun dalam hal itu kami juga menyadari bahwa untuk segala
sesuatu ada waktunya yaitu ada waktu untuk perang dan ada waktu juga untuk
Damai, dan untuk segalah sesuatu ada waktunya.
4. Tantangan dalam pelayanan selama Pdt.
Elimelek Komangal melayani di Kwamki Narama
Dalam
pelayanan di Distrik Kwamki Narama Kabupaten Mimika Pdt. Elimelek Komangal
mengadapi berbagai tantangan yaitu tantangan dari keluarga maupun jemaat
setempat dan warga masyarakat. Namun dalam suasana seperti itu Pdt. Elimelek
Komangal tetap setia untuk melayani jemaatnya, sesuai dengan firman Tuhan
dibawa ini, walaupun dalam keadaan yang
baik maupun tidak baik waktunya.
2 Timotius 4:2 Beritakanlah
firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang
salah, tegorlah dan nasehatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Berbagai
tantangan yang di hadapinya di Distrik Kwamki Narama adalah sebagai
berikut:
1.
Konflik antar warga pertama terjadi pada tahun 1996-2012
Pada
tahun 1996, pertengahan bulan Maret ada seorang pemuda yang bernama Jone Tabu
mambuk di pingkir jalan dan sedang tagi-tagi uang kalau ada ojek atau mobil
yang lewat.
Saat itu
kebetulan ada mobil di stir oleh Benny Stenawatme saat itu ia menjabat sebagai
Direktur lemasa yang lewat membawa bahan makanan untuk orang-orang lemasa
(Lembaga Masyarakat Adat Amungme), yang ada di Kwamki Narama ditahan dan
ditagih uangnya oleh pemuda yang mambuk tadi. Akhirnya Beny bertengar dengan
anak muda ini, setelah diamankan Beny tiba di tempat tujuan dan menceritakan
kejadian yang baru terjadi, setelah itu orang-orang lemasa datang ke tempat
anak muda yang sedang mambuk tadi dan meminta maaf, tetapi ada beberapa orang
memihak kepada orang mambuk tadi akhirnya jadi masalah besar, dan seorang
angkat panah dan langsung lempar panah ke arah orang-orang Lemasa tadi. Dari
sinilah timbul konflik dan langsung angkat perang, akibatnya masalah itu jadi
besar apa lagi dicampur baur dengan
perebutan dana 1% dari PT. Freeport oleh beberapa suku di antaranya, Suku Damal
Suku Dani dan Amungme, yang korban dalam
perang ini ialah: Nelez Amisim, Nahum Agabal, Beny Waker, Yonas Murib, pada
saat itu keamanan dari Brimob dan Polisi takut amankan perang ini karena di
antara mereka juga ada yang kena panah akhirnya Pdt. Ishak Onawame, Bapak
matias Gobay dan beberapa tokoh lainya berusaha mengamankan perang ini sampai
berakhir.
2.
Konflik antar warga kedua terjadi pada tahun 1998
Pada tahun 1998, perang suku kembali pecah lagi dan perang di tahun ini
masalahnya, tidak sama dengan konflik/perang suku tahun lalu tapi perang ini
akibat dari dendaman, seorang laki-laki tua yang di bunuh oleh TNI. Karena
masalah pengibaran bintang kejora di Gereja Kategral Tiga Raja Mimika,
laki-laki tua ini dibunuh di pelabuhan Pomako, dendaman itu yang diangkat oleh
anaknya sehingga TNI lemparkan masalah
itu kepada masyarakat akhirnya, terjadi perang akibatnya yang jadi korban saat
itu ialah: Ottoh Komangal, Haikal Alom, Jumad Dang, masalah ini terjadi di SP
tiga belas (SP 13), tetapi di bawa ke kwamki Narama akhirnya perang ini diamankan oleh Pdt. Lukas Agabal
dan beberapa tokoh pemerintah, tokoh Gereja dan tokoh adat sehingga Pdt. Lukas Agabal mendapat
penghargaan dari Polda Papua.
3.
Konflik antar warga ketiga terjadi pada tahun 2000-2004
Perang
ini terjadi karena, akibat tindakan dari seorang om yang kebetulan
keponakannya, Nimutme Murib yan meninggal dan saat itu sedang duka dan om dari
anak yang meninggal bernama Negro Wandikbo, tidak terima anak keponakannya
meninggal begitu saja.
Akhirnya omnya bawa panah, dan lempar ke tempat duka satu orang terkena
panah. Dengan kejadian yang terjadi di Yayanti itu akhirnya dibahwa ke kwamki
Narama gara-gara Lukas Murib lalu angkat perang yang menjadi korban dalam
perang ini ialah: Lukas Wandikbo yang di Bunuh, dan hamba Tuhan dua orang yang
di bunuh di dalam Gereja Efata Kwamki Narama, perang saat itu Suku Dani lawan
Suku Damal sehingga yang dapat mengamankan perang ini adalah Pdt. Lukas Agabal
dan atas pengorbanan dan doa dari hamba-hamba Tuhan dari Kwamki Narama dan
hamba-hamba Tuhan, dari dedominasi Gereja yang lain di Kabupaten Mimika.
Sesudah perang itu aman ada beberapa tokoh adat perang itu ialah: Elminus Mom,
Yakobus Kogoya, David Wandikbo, Negro Wandikbo, Aser Murib mereka pergi ke
pemerintah Provinsi Jayapura, untuk minta bantuan guna untuk penyelesaian
pembayaran kepala korban tetapi sampai di Provinsi mereka ditangkap dan di
masukan di tahanan Polda Papua.
Kebetulan
saat itu Pdt. Lukas Agabal ada di Jayapura dalam urusan lain, ia dapat kabar
bahwa ada beberapa orang di tahan di rutan Polda, akhirnya Pdt. Lukas pergi
langsung menghadap Kapolda lalu ia menghadap dan minta supaya bebaskan dan
dipulangkan ke Timika, akhirnya mereka di pulangkan ke Timika tetapi mereka
bukan bebas tetapi, mereka ditahan di Rutan Kapolres Mimika di Mile 32, akirnya
Pdt. Lukas pergi tawarkan lagi kepada Kapolres supaya mereka dibebaskan, dengan
tujuan untuk mereka menyelesaikan masalah secara adat, kemudian mereka
dibebaskan tetapi Kapolres mengatakan kalau terjadi perang lagi dari
Wemum/kepala perang, Pdt. Lukas Agabal dan Pdt Melkianus Kum, harus bertanggung
jawab dan sekarang sebagai jaminan kedua Bapak harus tanda tangani sebagai jaminan
para tahanan itu di bebaskan.
Namun di
kwamki Narama ada beberapa dedominasi gereja yang ada, yaitu gereja Kingmi,
gereja GKI, gereja Khatolik, gereja Baptis, gereja GIDI, dan Pdt-Pdt dari
gereja-gereja ini juga banyak tetapi akibat dari perang itu semua lari. Karena
takut tetapi ada tiga Pdt. dan bebarapa Pdt yang bertahan ialah: Pdt Lukas
Agabal Pdt. Melkianus kum, Pdt Nataniel Magai Pdt. Elimelek Komangal Pdt.
Yohanes Wamang dan bebera tokoh adat dan pemerintah lainya yang selalu bertahan
menghadapi konflik di Kwamki Narama.
4.
Konflik antar warga keempat terjadi pada tahun 2008
Konflik
antar warga terjadi lagi akibat dari anaknya Nataniel Murib tengelam, anak itu
tengelam karena sering kena penyakit Epilepsi, omnya datang dan lempar panah di
duka peristiwa ini terjadi di Sp tiga belas (Sp 13), tapi masalah itu bawa ke
Kwamki Narama, akibatnya terjadi konflik antar warga yaitu suku Dem marga Kinal
lawan marga Murib Kulla, kebiasaan dari suku-suku dari pengunungan tengah kalau
ada orang yang dalam keluarga itu meninggal tanpa sebab, pasti ada kemarahan
dari pihak keluarga dari korban tersebut.
Pihak
dari keluarga suami atau istri karena, mungkin dia meninggal akibat dari ulah
keluarga yang tidak jaga korban dengan baik atau tidak perna ada perhatian sama
korban sebab-sebab itu yang sering memancing emosi untuk marah akhirnya sering
menyerang di tempat duka dengan lempar batu, panah ataupun dengan tinju ataupun
dengan tendangan ke orang-orang yang mengerumuni dan menangisi mayat korban.
Yang amankan konflik ini adalah: Pdt. Elimelek Komangal Pdt. Melkianus Kum,
Pdt. Lukas Agabal dan beberapa tokoh dari pemerintah dan masyarakat yang
mengamankan. Biasanya perang yang sering terjadi di Kwamki Narama diamankan,
karena atas pengorbanan dari semua pihak dan pelaku perang/Wemum sehingga
biasanya perang itu berakhir.
5.
Konflik antar warga ke lima terjadi pada tahun 2010.
Konflik
ini terjadi karena akibat dari pemerkosaan oleh anak-anak muda terhadap istri
orang (Alom kanggu keluarga Murib), di Kwamki Narama korbanya adalah: Albert
Kinal perang antara suku Dem marga Kinal, dengan dengan suku Damal antara marga
Murib Kulla. Dan banyak orang yang
luka-luka akibat dari kena panah sehingga, dilarikan ke rumah sakit Charitas
perang ini diamankan karena hasil doa dari semua hamba Tuhan dari Kwamki Narama
dan kerja keras dari pihak kepolisian dan tokoh-tokoh masyarakat di Kwamki
Narama sehingga perang ini berakhir.
Perang
ini merupakan tantangan bagi semua hamba Tuhan yang melayani di Kwamki Narama
pada khusunya Pdt. Elimelek Komangal, namun dalam tantangan seperti ini, Pdt.
Elimelek dengan tema-temanya tetap setia untuk melayani Tuhan di Kwamki Narama
ialah: Pdt. Adam Kum, Pdt. Nataniel Magai, Pdt. Lukas Agabal, Pdt. Melkianus
Kum Pdt. Yohanes Wamang, Pdt. Barnabas Komangal, Pdt. Matius Somau, dan
beberapa hamba Tuhan yang lain.
6.
Konflik antar warga keenam
terjadi pada tahun 2011
Perang
antar Mekopme Murib dengan Yakobus Kogoya Adiknya Negro Kogoya di bunuh
akibatnya perang tambah besar dan aman dengan sendirinya. karena kuasa Tuhan
lewat hamba-hamba Tuhan tim Doa gabungan dari dedominasi Gereja yang ada di
kabupaten Mimika, sehingga perang ini
tidak menyebar sampai kepada semua warga yang ada di Kwamki Narama, tetapi aman
dengan sendirinya.
7.
Konflik antar warga yang ke
tujuh terjadi Pada tahun 2012
Pada
tanggal 5 April 2012 adakan pemilihan panitia peresmian gereja Yerusalem dan
yang dipilih menjadi ketua panitia saat itu adalah Pdt. Barnabas Komangal
sesuia dengan kesepatakatan jemaat bahwa, kami harus percayakan kepada Bapak
Gembala sendiri, karena untuk mendirikan gereja Yerusalem yang baru ini, Bapak
gembala dengan Bapak Anton Dang yang menemui Bapak Gubernur sehingga gereja
Yerusalem bisa dapat dibangun oleh Pemerintah Provinsi Papua melalui Pemda
Mimika.
Sesudah
Bapak Barnabas Komangal menjadi panitia mereka adakan pertemuan bersama semua
seksi dan anggota, pada tanggal 15 April 2012, dalam pertemuan tersebut mereka
mengambil keputusan, bahwa, kami akan adakan Peresmian gereja Yerusalem akan
berlangsung pada tanggal 3-7 Juli 2012. Bertempat di Lapangan Gereja Yerusalem.
Kemudian dari jemaat maupun dari panitia sudah siap untuk adakan
peresmian gereja tapi, sebagai manusia tidak dapat melihat semua strategi yang
dibangun oleh Iblis untuk menjatuhkan iman anak-anak Tuhan. Dalam pembatalan
peresmian gereja, Bapak Barnabas Komangal sebagai gembala dan sekaligus sebagai
ketua panitia peresmian gereja Yerusalem sangat kecewa atas perang saudara yang
terjadadi saat itu.
Kronologis
Perang Saudara. Perang ini terjadi karena masalah kecelakaan saudara Ronny Ongomang bermula dari kesalah
pahaman yang terjadi sejak 20 Mei 2012 di Timika, Papua Barat. Awal permulaan
kejadian, terjadi antara Ronny Ongomang dengan Aroki Komangal. Ronny Ongomang
adalah anak dari Hosea Ongomang, dan Aroki Komangal adalah anak dari Atimus
Komangal. Jam 04.00 sore, Aroki dan Ronny jalan-jalan sore. Mereka dua
menggunakan sepeda motornya sendiri-sendiri menuju ke Area Jalan Freeport Lama,
disebelah Bandara Airport Timika. Mereka
duduk dan meminum minuman keras.
Tidak
lama kemudian ada seorang bernama Oni Bagau yang baru selesai mandi dipinggir
jalan Freeport lama, yang hendak menghidupkan mesin motornya tiba-tiba ditabrak
oleh Ronny Ongomang yang sedang melintas bersama temannya Maik yang diboncengi
dengan kecepatan tinggi karena dipengaruhi minuman keras.
Setelah
bertabrakan dengan Oni Bagau, Ronny masih bisa berdiri lalu mengendarai
motornya dan lari kira-kira jarak 1 Km lebih, dan berhenti di pingir selokan
jalan. Menurut keterangan Polisi, Ronny terjatuh disana dan meninggal.
Sedangkan Oni Bagau mengalami Patah tulang sehingga, dilarikan ke Rumah sakit
Mitara Masyarakat RSMM Karitas untuk Pengobatan.
Keesokan harinya, pada Tanggal 21 Mei 2012, sekitar jam 8.00 pagi, ada
warga yang menemukan mayat Ronny Ongomang, di selokan di pinggir jalan dimana
tempat dia merebahkan diri. Warga langsung menghubunggi pihak Kepolisian bagian
Polantas, lalau mayatnya di evakuasi ke Rumah Sakit ( RSUD Mimika ), di SP IV.
Orang tuanya mendengar berita dan terima mayat, Ronny Ongomang di RSUD.
Pada
Tanggal 22 Mei 2012, mayatnya di bawa dan di makamkan dekat halaman orang tuanya Hosea Ongomang di Kwamki Narama.
Pada
Tanggal 24-26 Mei 2012, Keluarga korban bersama pihak Kepolisian dari Polantas
melakukan penyelidikan kasus kematian Ronny. Kepolisian dari Polantas mengatakan
bahwa kecelakaan murni, tetapi keluarga korban tidak terima karena tidak ada
tanda-tanda lecet atau sobek bagian tubuh korban.
Pada
tanggal 29 Mey 2012, keluarga korban menuduh kesana-kesini dan mengundang semua
tokoh dan orang tua Aroki Komangal untuk pergi langsung menghadap Pihak
Kepolisian bagian Polantas dan minta keterangan sejelas-jelasnya. Maka dari
Pihak Polantas mengatakan bahwa kecelakaan murni tidak ada pelaku, namun pihak
keluarga korban tidak puas dengan keterangan Polisi.
Sehingga Atimus Komangal dan Benyamin
Kiwak Kepala suku besar Damal, meminta maaf kepada keluarga korban, namun
keluarga korban menolak kata maaf dari pihak yang dituduh, dan keluarga korban
menyatakan mau cari bukti di lapangan dengan adu fisik atau perang suku.
Dalam
suasana yang marah Pdt. Elimelek Komangal adakan pertemuan dengan pihak korban untuk mencari solusi dengan
tujuan untuk bagaimana kedua bela pihak tersebut bisa mencari jalan, untuk
adakan perdamaian dan menyelesaikan masalah secara kekeluargaan, namun
pembicaraan Pdt. Elimelek mereka tidak terimah, mala mereka marah dan mau
memukul Pdt. Elimelek Komangal, sehingga Pdt. Elimelek pulang dengan kecewa,
karena keadaan mereka sudah dikuasai
dengan emosi dan roh jahat.
Dalam perkara kecil ini, pihak
Kepolisian membiarkan, dan tidak langsung ditangani sampai tuntas agar tidak
terjadi perang saudara. Tetapi pihak kepolisian sepertinya memberikan
kesempatan untuk perang itu terjadi di Timika.
Pada
Tanggal 2 Juni 2012 di Timika Papua, perang saudara pecah, Kelompok marga
Ongomang melawan Marga komangal. Akhirnya banyak korban yang berjatuhan.
Pada
Tanggal 5 Oktober 2012, sekitar jam 08.24 pagi, tokoh Masyarakat, tokoh-tokoh
Gereja, dan tokoh-tokoh Perempuan mengusir secara paksa pihak Kepolisian karena
pihak Polisi hanya menonton dan sengaja memelihara konflik di Kwamki Narama,
padahal korban sedang berjatuhan. Kata seorang tokoh masyarakat Amungme,
Pemerintah Indonesia, dan TNI/POLRI hanya datang jual muka di tempat konflik
seperti ini dengan tujuan karena kepentingan Jabatan, Politik dan Ekonomi.
Tidak pernah amankan masalah dengan sungguh-sungguh di Papua Khususnya didaerah
Tambang Emas Timika.
Pada
jam 09.00 WPB, semua Polisi yang ditugaskan di lokasi perang, meninggalkan
lokasi perang dengan malu. Semua unsur organisasi masyarakat, Gereja, LSM dan
Seluruh tokoh-tokoh menganggap TNI/POLRI sudah tidak sanggup dan gagal
mengamankan Konflik perang saudara yang terjadi di Timika Kwamki Narama.
Pada
tanggal 28 Agustus tahun 2012 Pdt. Barnabas Komangal meninggal karena, ia
kecewa melihat keadaan Jemaatnya yang pecah dan adakan perang saudara karena
menjadi Gembala di Jemaat Yerusalem Kwamki Narama adalah Pdt. Barnabas Komangal
sementara kakaknya Pdt. Elimelek Komangal Menjadi gembala di Jemaat Rehobot
Mile 32 Kabupaten Mimika.
Semua
konflik tersebut di atas terjadi karena faktor dari masyarakat setempata maupun
dari masyarakat luar jadi faktor utama penyebab konflik adalah minuman keras
(Miras), pemerkosaan dan mengangkat masalah-masalah orang tua di masa lampau,
akibatnya sering dapat menyimpulkan masalah demi masalah. Namun semua masalah
yang perna terjadi di Kwamki Narama Kabupaten Mimika merupakan, selama Pdt.
Elimelek komangal masih dalam pelayanan di
Kwamki Narama di gereja Bethel, selama pelayanan di Jemaat Bethel
konflik antar warga terjadi selama enam kali yaitu pada tahun 1996 sampai tahun
2011; dan selama pelayanan di Jemaat Yerusalem Kwamki Narama terjadi satu kali
yaitu pada tahun 2012 Bulan Mei hingga berakhir pada bulan September 2012,
perang ini terjadi dan akibat dari perang ini banyak orang yang menjadi korban,
namun sampai dengan saat ini Pdt. Elimelek masih melayani, di Jemaat Yerusalem
Kwamki Narama Kabupaten Mimika.
Pdt.
Elimelek Komangal merupakan seorang yang mengambil tekad untuk pergi menyiarkan
Injil di daerah Amungsa mulai dari Singa, Hoeya, Agimuga/ Belakmakama, dan
Kwamki Baru dan sampai di Kwamki Narama di daerah Amungsa. Selama Pdt. Elimelek
melayani di Pos PI Kwamki Baru, (sekarang Gereja Bahtera Kwamki Baru), ia dan
teman-temanya membuka lapangan korner, dan nama lapangan kornet ini diberinama
oleh Pdt. Elimelek dengan teman-temanya, karena pada saat mereka kerja sama
dengan PT. Freeport sehingga dari perusahan ini memberikan bahan makanan berupa
Kornet, Roti dan bahan makanan lainnya, merupakan upah kerja mereka saat itu.
kalau saat ini lapangan kornet disebut dengan Bandara udara Moses Kilangan.
Selama
Pdt. Elimelek Komangal dengan teman-temanya, membuka lapangan kornet mereka
menetap di pingkir lapangan, kalau sekarang di tempat itu sudah di bangun
Laboratorium oleh Perusahan PT. Freeport, dan saat itu tempat tinggal mereka
tempat bikin kebun mereka tanah mereka diambil oleh perusahan PT. Freeport
sehingga Pdt. Elimelek dan teman-temannya harus meninggalkan tempat ini
dan pindah ke Kwamki Narama.
Nama
kwamki Narama diberinama oleh Pdt. Elimelek komangal sesuai dengan keadaan pada
saat itu, sebab saat itu ada salah satu pohon bering yang besar di Kwamki
Narama dan di atas pohon itu dihingap oleh berbagai jenis burung di antaranya
burung Cenderahwasih, sehingga ia memberikan nama bahwa Kwamki Narama yang
berarti Kwamki artinya Burung Cenderawasih Narama menunjukan tempat atau
lapangan, sehingga disebut dengan lapanan Burung Cenderawasih atau dalam bahasa
Damal/Amungme adalah: Kwamki Narama.
D.
STRATEGI PELAYANAN PDT. ELIMELEK KOMANGAL
a.
Rangkuman Tantangan Dalam Pelayanan
Pdt. Elimelek Komangal memiliki
kemampuan ditingkat berhadaptasi, dengan lingkungan sosial yang ada, sebab
strategi yang ia gunakan dalam penyiaran Injil ialah: Strategi yang perna
digunakan oleh Rasul Paulus, namun dalam pelayanannya ia selalu berhadapan
dengan berbagai tantangan yaitu mulai dari daerah orang Damal, Dani Dem/Delem
dan daerah Amungsa, yaitu sebagai berikut:
Ø Dari daerah Damal terjadi perang
antara marga dengan marga pada Tahun 1969, nama perang itu ialah Bualok Wem.
Perang ini terjadi dan memakan banyak korban perang ini terjadi karena akibat
dari perzinahan dengan istri orang lain.
Ø Dari E,Nora terjadi perang suku tapi
dengan kuasa Tuhan Pdt Elimelek dan teman-temannya mendamaikan.
Ø Ketika Elimelek di Mulia salah satu
temanya dapat bunuh tapi, mereka selamat dari tantangan ini.
Ø Ketika ia melayani di Agimuga terjadi
konflik antara Agama Kristen Protestan dan Khatolik.
Dalam pelayanan
di Kwamki Narama Pdt. Elimelek Komangal menghadapi berbagai tantangan yaitu:
dari keluarga maupun dari masyarakat / jemaat setempat seperti perang suku yang
sering terjadi di Kwamki Narama. Pada
tahun 1994 perang ini terjadi karena akibat dari minuman keras. Dan jumlah
perang suku yang sering terjadi di kwamki Narama sudah terjadi ke tujuh kali
sampai dengan tahun 2012 dan perang suku yang terjadi pada tahun 2012 merupakan
akibat dari minuman keras. Namun Pdt. Elimelek tetap melayani sampai sekarang
walaupun ia menghadapi berbagai tantangan. Salah satu contohnya ialah: ia
melayani pada tanggal 25 November 2012 Pada hari minggu pagi di halam rumahnya
karena gereja Yerusalem sementara ditutup akibat dari perang saudara tersebut.
Sebab di tempat pelayanan ini hamba-hamba Tuhan yang lain, tidak mau melayani
karena, mereka angkap bahwa tempat ini merupakan suatu tempat yang sering
berhubungan dengan roh-roh leluhur mereka sebelum melakukan perang suku. Perang
suku yang sering terjadi di Kwamki Narama merupakan akibat dari minuman keras,
perzinahan, dan pemerkosaan merupakan sumber konflik sosial yang ada di Distrik
Kwamki Narama.
b.
Jenis-Jenis Pelayanan
Dalam
pelayananya Pdt. Elimelek Komangal ia
telah gunakan berbagai metode pelayanan yaitu:
a). Pelayanan Pastoral Konseling
Pdt. Elimelek Komangal Melayani sebagai pelayan Jemaat
telah bertugas di beberapa tempat pelayanan, seperti di Beoga, Gereja Pologowak
Distrik Wangbe, Gereja Ailpalin Distrik
Wangbe, di Jemaat Hoeya daerah Amungsa,
di Jemaat Belakmakama di Distik Agimuga Jemaat Bahtera di Distik Mimika
Baru, Jemaat Bethel di Distrik Kwamki Narama dan Jemaat Yerusalem Distrik
Kwamki Narama Kabupaten Mimika.
Semasa
pelayananya di tempat-tempat ini Pdt. Elimelek ialah: Seorang gembala sidang
yang rendah hati, tekun dan sabar, berani, terbuka, kompromi, tegas dan
adaptasi dengan keadaan jemaat dan warga masyarakat setempat. Bentuk pelayanan
Pastoral Konseling dapat direalisasi melalui: kunjungan Pastoral untuk mendoakan,
menasehati, dan menghibur. Karena situasi dimana ia melayani warga jemaat punya
pergumulan yang beragam jenis pergulan seperti: kelaparan, kesakitan, perang
suku dan kebutuhan akan kasih sayang dan perlindungan.
Pelayanan Pastoral ini bertujuan untuk memberikan iman,
pengharapan dan kasih; Berdasarkan. (Roma 12:12). Supaya kesetiaan jemaat dalam
segala aktivitas pelayanan Jemaat bisa berjalan dengan efektif sesuai dengan
harapan bersama. Karena segala bentuk tugas dan pelayanan dapat dilakukan oleh
jemaat. Apabila warga jemaat mengalami beban-beban yang dimaksud tadi berarti
menghambat kemajuan dalam pelayanan jemaat.
b). Pelayanan Penyiaran Injil
Dalam tahun 1960-1969, sementara
Pdt. Elimelek masih dalam bangku Sekolah di Beoga, ia mengadakan kunjungan
pelayanan ke luar daerah pelayanannya.
Ketika ia melayani di Distrik Wangbe
Jemaat Pologowak. Dari hasil pelayanan Penyiaran Injil, ia telah memenangkan
jiwa bagi Tuhan.
(Luk 19:10).
Tuhan Yesus datang ke dunia untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Tuhan
Yesus mati di Kayu salib karena, dosa-dosa umat manusia di seluruh muka bumi.
Tuhan Yesus mengutus Para Rasul untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia karena, dunia ini tidak ada seorangpun yang
benar, semua orang berdosa (Roma 3:23). Mengapa Pdt. Elimelek berbeban kalau ia
tidak memberitakan Injil? Karena ada perintah dan ajakan Tuhan. Bahwa
memberitakan Injil merupakan keharusan bagi orang yang dipanggil (I Kor 9:16).
Panggilan untuk memberitakan Injil mempunyai resiko yang besar, yaitu
pengorbanan segala waktu untuk Tuhan.
Penyerahan diri
oleh Pdt. Elimelek Komangal dalam pelayanan Penyiaran Injil tidak sia-sia
karena, ada Mahkota kehidupan yang disediakan oleh Tuhan, dan ia disebut sebagai hamba yang setia dalam
perkara yang kecil berarti akan diberikan juga pekerjaan yang besar serta ia
disebut sebagai sahabat (Mat 26:14-30). jiwa yang dimenangkan bagi Kristus di
Kabupaten Puncak Papua daerah orang Damal, orang Dem, orang Dani dan daerah
orang Amungme di kabupaten Mimika.
c).
Pelayanan Diakonia,
Dalam pelayanan
Pdt. Elimelek di daerah Belakmakama daerah Amugsa selama 7 tahun ia melayani
dengan sungguh-sungguh. Ia merasa terbeban melihat keadaan ibu-ibu janda dan
anak-anak piatu yang mana suami/bapa dan Istri/mama mereka meninggal akibat
sakit penyakit maupun dalam perang antara TNI AD dan OPM yang terjadi di Timika
dan juga dalam perang suku. Karena rasa belas kasihanya maka Pdt. Elimelek
menolong banyak ibu-ibu janda dengan memberikan bantuan makanan atau daging sesuai
dengan kemampuan dan berkat yang ada. Pdt. Elimelek. Tergerak hatinya untuk
memberi bantuan diakonia karena
perempuan tidak bisa mengembangkan diri dengan baik. Karena perempuan adalah
bangsa yang lemah. Angka kematian Orang Papua semakin bertambah sehingga,
ibu-ibu janda bertambah banyak dan anak-anak jatim piatu. Hal ini menambah
beban pelayanan para pelayan Jemaat.
Pdt. Komangal memiliki barang yang
berharga selain hasil bumi dan hasil ternak babi. Ia merasa tergerak hati dan
bagaimana menolong dan melayani orang lemah dan dapat diberi teladan : a) Tuhan
Yesus dalam Pelayanan di bumi, b) Para Rasul yang merasa penting pelayanan meja
untuk melayani orang-orang lemah dan miskin (Kisah Para Rasul 6:17).
d). Pelayanan Pendidikan.
Pdt. Elimelek
merupakan Pdt. Yang peduli untuk masa depan Gereja yaitu regenerasi. Karena ia
menkaderkan orang yang akan meneruskan pelayanan dalam gereja pada masa yang
akan datang. Ketika ia melayani di Jemaat Ogamanin di Distrik Wangbe. Dari Jemaat tersebut ia berhasil
memenangkan atau membawah tiga orang jiwa yang sudah menerima Tuhan Yesus
Kristus sabagi Juru-sematnya yaitu: Meagawel Agabal, Epanas Agabal dan Kaled
Kiwak, Pdt. Komangal membawa tiga orang ini dan masukan mereka di Sekolah
Alkitab di daerah Beoga pada saat itu Sekolah saksi, kemudian menjadi hambah
Tuhan di daerah mereka sendiri.
Dalam pelayanan Pdt. Elimelek di daerah Jemaat Ogamanin
selama dua tahun ia melayani dengan sungguh-sungguh, hal ini
didorong karena bagaimana Tuhan Yesus memilih (12) murib untuk melanjutkan
Pelayanan Tuhan Yesus, maka Tuhan Yesus memilih dua belas (12) Murib dan dua
belas (12), murib inilah yang sudah menyiarkan Injil dari Yerusalem sampai ke
ujung bumi (Kis 1:8). Perlunya mempertahankan dan meningkatkan sumberdaya
manusia maka, setelah Yudas Iskariot bunuh diri digantikan dengan Matias (Kis 1:15-26).
e).
Pembangunan
Pdt. Elimelek merupakan hamba Tuhan, yang berhasil dalam mengadakan
pembagunan gereja dimana ia melayani
yaitu mulai dari daerah Damal sampai di daerah Amungsa yaitu sebagai
berikut:
1) Membangun gereja selama ia melayani di Ogamanin
2) Membangun gereja selama ia melayan di Ailpailin Disrik
Wanbe
3) Membangun gereja selama ia melayani Di Hoeya
4) Membangun gereja selama ia melayani di Belakmakama
5) Membangun gereja selama ia melayani Di Timika gereja
Bahtera
6) Membungun gereja selama ia melayani di Kwanki Narama
gereja Bethel
7) Membangun gereja sesudah pindah dari GKII ke KINGMI,
Jemaat Yerusalem Distrik Kwamki Narama Kabupaten Mimika
8) Membangun gereja
Rehobot di Mile 32, selama melayani di Jemaat Rehobot Mimika
c. Hasil
Pelayanan
1. hasil pelayanan
Pdt. Elimelek Komangal memiliki hasil pelayanan yang sangat
memuaskan dalam pelayanannya di Pengunungn Tengah Papua mulai dari daerah orang
Damal, orang Dem, orang Dani, daerah
orang Moni dan daerah orang Amungme, dalam berbagai aspek pelayanan, namun kami
bahas disini mengenai jiwa-jiwa yang dapat dimenangkan untuk Tuhan yaitu mulai
dari daerah Damal sampai daerah Amungsa adalah sebagai berikut:
Ø Selama Pdt. Elimelek melayani di Ogamanin ia telah
memenangkan tiga orang yaitu: Epanas Agabal, Meagawel Agawal, dan Kaleb kiwak,
sementara Yesaya tenbak Jadi Pdt. di ogamanin Pdt. Elimelek membawa tiga orang
yang sudah dimenangkan tadi ke Beoga untuk masukkan mereka di Sekolah Saksi
pada waktu itu kalau sekarang Sekolah Alkitab dalam bahasa Damal.
Ø Selama melayani di Ailpalin Distrik Wangbe, ia telah
memenangkan dua orang yang sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan
Juru-selamatnya ialah: Nekodimus Ongomang dan Pilipus Komangal
Ø Dalam pelayanan di daerah Amungsa yaitu Aniok Desa Hoeya ia
telah memenangkan, jiwa ialah: Natenal Beanal, dan Niokal Beanal mereka ini
menjadi hamba Tuhan di daerahnya.
Ø Dalam pelayanan di Belakmakama Distrik Agimuga ia telah
memenangkan beberapa jiwa yaitu: Umugin Kwalik, Otarok Kelanangame, Hongkanin
kelanangame, mereka semua menjadi hamba Tuhan di daerah mereka dan
Nagaremingkopme tenbak di menangkan dan di tempatkan di Toenambugum,o-ni, pada saat itu Pdt. Elimelek membuka Pos PI di
Toenambugum,o-ni.
Ø
Dan selama pelayanan di gereja Bahtera, Bethel, dan Yerusalem
sekarang ia telah mengkaderkan beberapa orang yaitu: Naftali Stenawatme, Billu
Agabal, Ben Agabal dan Emelianus Stenawatme. Dan beberapa hamba Tuhan lainnya.
2. Peranan Gereja terhadap umat Di Kwamki Narama
Peranan
gereja sebagai salah satu lembaga besar yang dipercayakan oleh Tuhan Yesus,
untuk membawa Misi keselamatan kepada umat-Nya. Berdasarkan
KisahPara Rasul 1:8
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh kudus turun ke atas
kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan samaria dan sampai ke
ujung bumi.”
Dari
semua dedominasi gereja pada khususnya gereja Kingmi, yang ada di Kwamki Narama
sudah dapat merealitasikan misi itu dengan baik. Namun yang sering terjadi
konflik antar warga yang berkepanjangan, karena yang faktor utamanya ada pada
setiap manusia yang sifatnya tidak mau mengalah, dan dikuasai dengan budaya
perang yang sangat kuat. untuk itu bagaimana firman Tuhan dengan tegas
menyatakan bahwa:
Galatia 5:19-20 2, 3)
Perbuatan daging telah nyata, yaitu:
percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah,kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemesah, kedengkian, kemabukan pesta pora dan sebagainnya.
Namun untuk setiap jemaat yang ada di
seluruh dunia yang Tuhan Yesus kehendaki adalah harus saling mengasihi dan
menjadi satu pada khusunya di lapangan pelayanan Pdt. Elimelek Komangal, jadi
bagaimana doa Tuhan Yesus untuk murib-murib-Nya maupun untuk semua orang yang
percaya kepada Tuhan Yesus karena kesaksian dari hamba-hamba Tuhan di masa
lampau maupun di masa kini.
Injil Yohanes 17:20-21
Dan bukan untuk mereka ini saja
Aku berdoa, tetapi juga untuk orang- orang, yang
percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; Supaya mereka semua menjadi satu,
sama seperti Engkau ya, Bapa , di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar
mereka juga di dalam kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku.
3.
Peranan Keamanan dan Pemerintah terhadap Warga di Kwamki Narama
Dalam
hal menyelesaikan konflik sosial yang sering terjadi di Kwamki Narama, dari
pihak keamanan yaitu, POLRI dan TNI, kurang memberikan perhatian yang serius
terhadap warga yang ada di Kwamki Narama.
Salah
satu contoh adalah: Perang saudara yang terjadi pada tanggal 2 Mei Tahun 2012,
pada hal dari awalnya tangani masalah kecelakaan yang terjadi di Jalan PT.
Freeport Lama adalah, pihak kepolisian, namun dari pihak keamanan tidak dapat
menyelesaikan masalah ini sampai tuntas, mereka hanya membiarkan ketika perang
antara keluarga ini terjadi baru keamanan datang dengan tujuan untuk
mendamaikan antara kedua belah pihak, namun pihak keamanan gagal total dalam mendamaikan
perang keluarga tersebut. Sebab dalam perang ini banyak korban yang berjatuhan.
Akhirnya warga sendiri yang minta
keamanan untuk mendaikan perang tersebut.
Dalam
hal pembangunan untuk di Kwamki Narama, belum begitu menentu rakyat kecil,
dalam hal pemerintahan maupun dalam keamanan, karena menjadi Bupati Kabupaten
Mimika adalah Putra daerah sendiri tapi, realita yang ada di lapangan adalah
pembangunan belum begitu menentu rakyat, yaitu pembangunan jalan, memberikan
air bersih yang layak, memberikan pemerintahan yang layak. Namun atas penilaian
rakyat di Kwamki Narama, pemerintahan Kabupaten mimika hanya membisu dan
berdiam diri selama konflik demi konflik yang terjadi selama tuju kali, sebab
tidak ada kebijakan pemerintah yang memihak kepada rakyat untuk membelah
hak-hak dasar kemanusiaan.
Muda-mudahan Bupati baru yang akan memimpin tahun 2013 ini, akan
memberikan perhatian yang serius kepada rakyat kecil di Kwamki Narama, guna
untuk menciptakan budaya rekonsiliasi di Kabupaten Mimika pada khususnya di
Kwamki Narama. Menciptakan kwamki Narama yang aman dan sejahtera merupakan
harapan dari rakyat, gereja dan pemerinta namun, sayangnya dari dua lembaga
yang besar ini, tidak dapat menjalankan fungsi kerjanya dengan semaksimal yaitu
pemerintahan, dan bidang keamanan. Untuk itu harapan rakyat di Kwamki Narama
selama ini ialah bidang keagamaan, bidang pemerintahan, dan bidang keamanan,
harus bergandengan tangan untuk mewujubkan Kabupaten Mimika yang aman dan
sejahtera pada khususnya Kwamki Narama, yang selama ini selalu identik dengan
konflik horizontal.
4.
Hasil pelayanan terhadap generasi muda dan kondisi daerah pelayanan Pdt. Elimelek.
Dalam
pelayanan Pdt. Elimelek Komangal menghadapi berbagai tantangan yang bersumber
dari warga masyarakat setempat, sehingga akibat dari masalah sosial yang sering
terjadi di kabupaten Puncak Papua, maupun Kabupaten Mimika akibatnya dapat
mempengaruhi kehidupan generasi muda
sehingga banyak generasi muda yang tidak dapat Sekolah dengan baik. Dan banyak
anak muda yang putus Sekolah
mulai dari remaja sampai dengan pemuda. Wawancara dengan Bapak Lukius
Newegalen Kepala Desa Wandiber Distrik
Beoga: Pada tahun 1970 terjadi perang antara marga Yolemal dan Marga Kinal
karena akibar dari perzinahan istri orang lain. Sehingga Bapak Lukius putus
Sekolah saat ia tamat SD, sehingga ia tidak dapat melanjutkan pendidikan
Sekolah Menengah Pertama atau SMP, dan saat itu banyak anak muda yang tidak
dapat melanjutkan pendidikan karena akibat dari perang yang terjadi di nama
perang itu ialah kelanungki Wem. Akibat dari perang ini banyak korban yang
berjatuhan.
Selama
pelayanan Pdt. Elimelek Komangal menghadapi berbagai suka dan duku, namun ia
tetap melayani sampai dengan saat ini. Dalam pelayanan pada hari minggu ia
menyampaikan firman Tuhan dalam Yakobus 4:13-17, dengan Tema jangan melupakan
Tuhan dalam perencanaan. Jangan kami terlalu banyak perencanaan yang sia-sia,
sementara kami tidak tahu apa yang akan terjadi besok untuk itu katakanlah
demikian, bahwa kalau Tuhan kehendaki saya bisa dapat melakukan apa yang saya
rencanaan hari esok denga baik. Khotbah
ini di sampaikan pada tanggal 25 Maret 2012, di Jemaat Yerusalem Kwamki Narama.
Dalam
pembinaan jemaat Pdt. Elimelek selalu mengarahkan jemaatnya maupun generasi muda sebagai pemimpin gereja
dan pemerintah ke depan, namun membuat jemaat tidak berdaya untuk mempergunakan
talenta-talenta, karunia-karunia, yang ada pada mereka adalah pengaruh dari
jemaat setempat maupun jemaat dari luar yang sering membawa konflik sosial yang
berkepanjangan sehingga dapat mengakibatkan masa depan generasi muda hancur,
dan jemaat pecah belah.
Akibat
dari perang suku yang terjadi pada tahun 1996, sampai dengan perang saudara
yang terjadi pada tanggal 2 Juni 2012,
juga dapat mengakibatkan kebanyak anak muda yang putus sekolah, dalam pengaruh
seperti ini mereka tidak bisa bersaing dengan teman-teman yang lain sebab
mereka sudah terlambat dalam mengikuti semua perkembangan yang ada di Kabupaten
kota Timika. Karena pengaruh adat perang yang ada di Kwamki Narama sangat
besar, dampak dari perang suku, dapat mempengaruhi generasi penerus.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tuhan
telah mimilih Elimelek Komangal sebelum dunia dijadikan berdasarkan Firman
Tuhan (Yeremia 1:4-8) Yeremia dipanggil dan di utus, demikian juga Elimelek
dipanggil dan diutus dari dunianya yang penuh dengan dosa sehingga, ia menjadi
seorang yang patut diteladai metode iman dan stategi pelayananya di daerah suku
Damal, suku Dem/Delem, suku Dani dan suku Amungme dan beberapa kerabat suku
lainnya, di wilayah pelayanan Elimelek Komangal.
Elimelek Komangal merupakan seorang yang berani dalam berhadaptasi
dengan keadaan masyarakat setempat salah Satu contohnya ialah: Ia sering
berdiri dengan tegak dan berani dalam menangani berbagai konflik di daerah
Damal Beoga maupun daerah Amungsa Kwamki Narama, dalam hal menyampaikan
pendapatnya untuk menyelesaikan konflik antar warga, dan ia sering melayani
jemaat yang menjadi korban dalam konflik. Kisah kehidupan dan pelayanan dari
tokoh-tokoh dari Alkitab, tokoh sejarah gereja,
serta kisah hidup dan pelayanan Pdt. Elimelek komangal memberi motivasi
baru, memberi semangat baru, dalam bergantengan tangan untuk merealisasikan
Misi Allah di dunia milik Tuhan ini, sesuai dengan harapan Tuhan, Pemerintah
warga/Jemaat dan secara individu untuk dapat mewujubkan Misi Allah di dunia
ini.
B. SARAN-SARAN
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan maka penulis sarankan beberapa
saran sebagai berikut:
1.
Pelayanan penyiaran Injil terhadap masyarakat suku Damal, suku Dani,
Suku Dem/Delem, suku Moni dan Mee, secara menyeluruh di
Pengunungan Tengah Papua, dan Kabupaten Puncak Papua dan Kabupaten Mimika yang
perlu diperhatikan adalah: faktor konteks kehidupan masyarakat setempat pada
khususnya wilayah pelayanan Pdt. Elimelek Komangal, supaya dapat memahami Injil yang memberi hidup kekal jika kalau pelayanan
itu menentu akar masalah mereka.
2.
Budaya-budaya yang tidak mendukung Firman Tuhan perlu ditinggalkan dan
budaya-budaya yang mendukung firman Tuhan perlu diangkat, contoh budaya yang
tidak mendukung pelayanan Penyiaran Injil ialah perang suku, budaya dari luar
minuman keras yang dapat mempengaruhi orang Papua perlu di tinggalkan
karena, tidak ada keuntungan dan kedua
budaya merupakan budaya yang sering menghambat proses jalanya pelayanan.
3.
Sebagai regenerasi perlu melihat orang-orang yang memiliki iman dalam
tokoh Alkitab dan tokoh sejah gereja dan mengikuti jejak iman dan teladan dalam menjalankan Misi
Allah di dunia ini jika demikian masa depan gereja akan dipegang teguh oleh
generasi.
4.
Dunia pada saat ini menghadapi berbagai multidimensi gereja, di Papua
pada khususnya Gereja (KINGMI), sedang berada dan mengumuli konflik yang
bersumber dari aspek-aspek ini yaitu: Aspek peralian budaya, aspek masalah
kependudukkan dan kemajemukan, kemudian politik dan pelangkaran hak-hak dasar
umat Tuhan di Tanah Papua, yang masih belum ditangani denganbaik. Jika demikian
hamba Tuhan harus bersuara di lapangan pelayanan dan menjadi gembala yang baik
seperti apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus berdasarkan Injil (Yohanes
10:10-11), pelayanan Tuhan Yesus merupakan salah satu contoh yang baik yang
harus diteladani oleh hamba-hamba Tuhan di masa kini
5.
Semua komponen dari kedua Kabupaten yaitu: Kabupaten Puncak Papua dan
Kabupaten Mimika, mulai dari keluarga, gereja, dan pemerintah perlu
diperhatikan adalah: Generasi muda dalam pembinaan iman maupun dalam Pendidikan
sebab kedua faktor ini memegang peranan penting dalam membawa perubahan yang
tepat hal ini penting supaya, jemaat tidak menjadi korban pembangunan dan
perubahan justru sebaliknya menjadi agen pembangunan dan perubahan dalam iman dan
pendidikan, dengan demikian yang perlu diperhatikan dari semua komponen ialah
pembinaan iman dan pendidikan yang layak bagi generasi muda itulah pembangunan
yang paling utama bagi masyarakat Papua pada khususnya kedua Kabupaten tadi
dalam Wilayah pelayanan Pdt. Elimelek Komangal.
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
Alkitab
Tahun 2007. Lembaga Alkitab Indonesia: Jakarta
10430. Cetakan Ke 61.
Yayasan komunikasi Bina kasih/OFM (Oktober 1995) Ensiklopedi Alkitab Masa kini Jilib 1 A-L. cetakan ke tiga
Kamus
Desy Anwar
(February 2003)
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru: Surabaya:
Penerbit Amelia
Buku Cetak
Dr. Benny Giay (2012) Sejarah Gereja Nduga Ringkasan
Masuknya Injil di Kabupaten Nduga, papua: Jayapura. Deyai
Ismail Robi Silak (Januari 2006) Hidup dan kerja Para
Penyiar Injil Di Balim Yalimo: Jayapura: Tabura
Pdt. Thomas J. Sappington. (17 Juni 1996) Hancurkan
kuasa Iblis Dalam Diri Anda menyikap tipu muslihat Iblis disertai panduan
untuk pelayanan pemulihan: Buku dan majalah Rohani Andi (Anggota IKAPI)
Pdt Benny Giay (2010) Dari Gerakan Mencari Wajah
TUHAN Menuju Gerakan Menemukan Diri Dan Kembali Lagi. Memaknai kembali
kegiatan ibadah dilingkungan Gereja menghadapi perubahan jaman: Jayapura.
Deiyai
Ian Coffey Ely Jumiati (1995) Kepedulian kerajaan Allah
Teologi Misi Gnanakan salah satu ahli Teologi di asia yang diakui
Dumma Socratez Sofyan Yoman (2010) Kita meminum air dari
sumur kita sendiri
Jayapura: Cendrawasih Press.
Suradi Ben Abraham (1998) Penginjilan Pribadi:
PT. BPK. Gunung Mulia 2001
Dr. H Berknof Dr I H Enklaar (2001)
Sejarah Gereja: PT. BPK. Gunung Mulia
Jakub Taniwijaja Be. (1991) Ilustrasi Kehidupan:
Yogjakarta: Cetakan keempat Jayasan Andi
Virgil Gerber (1982) Pedoman pertumbuhan Gereja Penginjilan:
Kalam Hidup Cetakan kedua
J. Wesley Brill (2004) Dasar yang teguh: Yayasan
Kalam Hidup: Cetakan ke 17
Melkias Kiwak MA (2000) Upaya Orang Damal Mewujubkan
Hai Di Tanah Papua: Jayapura Kamkei, Abepura. Deiyai
Paul Borthwick. Pemberitaan INJIL Tugas siapa? 10
Cara untuk mengembangkan Visi Penginjilan: JAYASAN KALAM HIDUP. Jalan Naripan
67. Bandung 40112
Sklastikat MSC. (2012) BACAAN LITURGI JANUARI 2012:
Pinleng II, Dusun VI Manado: Dikeluarkan
Alamat Biara Hati Kudus.
Koentjaraningrat (2000) “Kebudayaan mentalitas dan
pembangunan” penerbit PT. Garamedia Jakarta.
Ralph M. Riggs. GEMBALA SIDANG YANG BERHASIL: PENERBI GANDUM
MAS.
Kotak Pos 46-Malang 65101
M. Mimery. Rahasia tentang pengembalaan Jemaat
Rich Wilkerson. (1986) Orang Kristen Duniawi:
Bandung. Yayasan kalam hidup
Robert J. Schreiter. C.PP.S. (1996) Rancangan Bangun
Teologi Lokal: Cetakan Keenam Jakarta. Gunung Mulia
Werner Pfendsack – H J. Visch. (2008) JALAN
KESELAMATAN: Cetakan ke 26 Jakarta: PT. BPK GUNUG MULIA. Htt//www.bpkgm.com
Dr. H. L. Senduk. Pedoman pelayanan Pendeta
Pdt. H. Soekahar, B. Th. (1986) Setanisme dalam
pelayanan Pastoral: Malang. Gandum Mas. Cetakan Pertama
Daniel Damaledo, Martin Muslie Yulius Tonga. (1987) Gereja
dalam pendakian puncak sejarah dunia: Yogjakarta. Jayasan Andi Kasih. Cetakan pertama
Murray W. Downey
(1986) Surat-surat kepada orang percaya Yahudi: Ujung Pandang
J.W.Brill (1998). DOA-DOA DALAM PERJANJIAN LAMA:
Bandung 40112: JAYASAN KALAM HIDUP. Jalan Naripan 67. Cetakan ke-5.
Dr. R.A. Jaffaray. (2000) PERUMPAMAAN TUHAN YESUS: Bandung
40112: JAYASAN KALAM HIDUP Jalan Naripan67. Cetakan ke-8.
Dr. H.L. Senduk. PENGINJIL YANG SUKSES. Diterbitkan Oleh: Seksi
Penerbitan Yayasan Bethel
Nawawi Handri. (2001). Metode Penelitian Bidang
Sosial
Waren Rick. (2005). Kehidupan yang digerakkan oleh
Tujuan: Malang.
Gandum Mas.
Buku Diktat
Pdt. Markus Iyai Strategi
Gereja dalam melaksanakan mandat kerja/mandat pembangunan kerajaan Allah di bumi.
Makalah/Skripsi
Maksimus Agabal Tahun 2010. DAMPAK PERANG SUKU DAMAL
DAN DANI TERHADAP SEKOLAH DASAR INPRES KELMABET DISTRIK BEOGA KABUPATEN PUNCAK
PAPUA. Skripsi Pada Sekolah Tinggi Teologi Walter Post
Dukumen/Catatan
Panitia Pelaksana (15 November 2008) Rapat Kerja
Sinode Gereja Kemah Injil kingmi di Tana Papua: Sorong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar